Sebagai negara yang terkenal akan keramah-tamahannya, Indonesia dan Jepang adalah negara kaya akan budaya dan menjadi negara yang di impikan untuk di tinggali oleh warga negara asing atau sekedar berkunjung dengan maksud berwisata. Mereka adalah seorang ‘Gaijin’. Fenomena gaijin sakura dan bule rempah.
Gaijin merupakan istilah yang berasal dari bahasa Jepang yang artinya adalah orang asing, atau orang non pribumi. Kata ini di Indonesia disebut ‘Bule’. Tentunya sebuah ungkapan yang biasa di tujukan untuk orang dengan status warga negara asing.
Di Negara asalnya Sakura, Gaijin merupakan kata cemoohan bagi orang asing, yang dulunya sebagai bentuk ketidaksukaan atau diskriminasi terhadap pendatang, walau pun sekarang semua sudah berubah.
Di Negara kaya rempah dan budaya seperti Indonesia, menjadi seorang warga asing atau ‘Bule‘ bisa di katakan menjadi buruan para gadis. Singkat cerita mempunyai pasangan bule bisa memperbaiki keturunan karena katanya sih mereka memiliki rupa menawan, tinggi dan besar. Apa Iya?
Maraknya gaijin hunter
Fenomena baru yang disebut ‘gaijin hunter’ atau pemburu gaijin sangat populer saat ini. Hal ini dapat kita lihat dari maraknya gadis muda lokal jepang yang terlihat berhubungan maupun hanya sekedar berjalan dengan orang asing beberapa waktu belakangan ini.
Gaijin Hunter di gunakan oleh sebagian dari penduduk lokal untuk menggambarkan pria atau wanita Jepang mencari orang asing atau pendatang untuk menjalin sebuah hubungan, secara khusus tentunya. Dan hal tersebut sudah menjadi budaya lokal.
Fenomena Gaijin Hunter di anggap naif oleh para kritikus karena mereka mencari rupa dari pendatang atau warga asing sebagai teman untuk ajang pamer dan agar terlihat keren oleh lingkungannya.
Padahal kebanyakan dari orang asing yang pergi ke Jepang banyak juga dengan tujuan memburu para gadis jepang untuk bisa di ajak kencan.
Orang asing yang berasal dari barat, seperti benua Eropa dan Amerika di sebut sebagai gaijin. Sementara semua orang asing yang terdapat di Jepang, baik yang berasal dari Barat atau negara di Asia di sebut sebagai gaikokujin.
Di sini bule sentris sudah biasa
Bule Sentris di negara kaya rempah merupakan perwujudan dari sikap yang membedakan atau perbedaan sikap yang di tunjukkan oleh kita orang lokal Indonesia terhadap ras yang non-warga negara Indonesia atau warga asing.
Banyak orang lokal kita, lebih cenderung memperlakukan orang asing, wisatawan misalnya, dengan kadar keramahan mengarah pada perbedaan level strata. Sungguh keniscayaan.
Mereka mengganggap bule atau orang asing itu banyak duit nya. Pada kenyataan nya tidaklah demikian. Sebagai contoh, bule sentris, banyak di perlihatkan melalui sikap orang Indonesia terhadap sesama Indonesia dalam berbahasa.
Sebenarnya di Indonesia, punya pasangan seorang bule sudah di katakan biasa saja. Karena orang sudah mulai sadar memiliki pasangan seorang bule memiliki keunikan tersendiri. Dan biasanya maksud dan tujuan tak hayal untuk mencari sesuatu. Mencari apa? Memperbaiki keturunan adalah alasan yang paling banyak digunakan oleh kita warga (+62) lokal.
Dalam catatan sejarah, kata ‘bule’ baru di gunakan untuk menunjuk ‘orang asing yang berkulit putih’ pada sekitar tahun 1960-an. Ketika itu, sebutan lazim yang digunakan ‘bangsa (bekas) jajahan’ untuk orang kulit putih adalah ‘Tuan’, yang dianggap sangat kolonial.
Mungkin saat ini buruan kolonial akan kekayaan rempah dari Indonesia sudah tidak menarik lagi. Karena menurut mereka gadis Indonesia lebih menarik untuk dijajah.
Salam DyariNotesCom