Semua orang mengamini bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kita tak dapat hidup sendiri dan memiliki kebutuhan berinteraksi dengan orang lain. Atas nama kebutuhan itulah banyak bermunculan beragam komunitas di era digital sekarang ini. Ditambah lagi dengan kondisi pandemik yang mengurangi interaksi langsung dengan orang lain. Aktivitas interaksi beralih ke platform media sosial. Si Iri dan Si Pencemburu
Di dunia maya, interaksi dominan adalah non verbal berupa: obrolan via pesan singkat, dan berbagi informasi. Informasi yang dibagikan pun beragam mulai dari urusan dapur, kamar tidur, hingga lifestyle. Validitas informasi, silakan nilai sendiri.
Table of Contents
Toggle
Lifestyle menjadi konten favorit di masa pandemik saat ini. Orang mulai berbondong-bondong beralih ke gaya hidup sehat dan membagikannya ke media sosial. Dengan beragamnya pilihan konten yang mencuri perhatian lambat laun tak sedikit yang meniru, saling membandingkan dengan kehidupan personal masing-masing, meski ada juga yang mencibir. Disinilah awal mula rasa iri mengembang.
Iri dan Pencemburu
Disadari atau tidak, media sosial secara tidak langsung mengakselerasi kita menjadi pribadi yang mudah iri (#envier) dan pencemburu (#jealousy). Termasuk orang iri dan pencemburu yang manakah Anda?
1. Levelers
Tipe ini selalu mencari ketidakadilan di dunia ini (selalu mengucapkan kata-kata: “Tidak adil, kok bisa sih dia yang terpilih? Emang dia bisa apa?”).
Mereka memiliki kemampuan untuk membuat down dengan menjadikan orang lain bahan tertawaan, tapi mereka sendiri tidak mau di jadikan bahan lelucon. Tujuannya untuk membawa semua orang ke level biasa-biasa saja seperti levelnya sekarang.
Levelers tidak dapat mengidentifikasi maupun menghargai keunggulan siapa pun.
Waspadalah terhadap orang-orang tipe ini, terutama di tempat kerja. Mereka akan mencoba membuat Anda merasa bersalah karena menjadi orang yang berambisi, dan menutupi ambisi mereka sendiri untuk sukses.
Orang-orang tipe ini akan menjatuhkan Anda ketika Anda lebih sukses di bandingkan mereka.
2. The Self Entitled Slacker
Setiap orang berhak untuk sukses dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Namun, mereka menyadari bahwa untuk mendapatkan semua itu, mereka perlu mengorbankan waktu dan bekerja keras.
“Self Entitled People” percaya bahwa mereka juga berhak untuk sukses dan mendapatkan hal-hal yang lebih baik dalam hidup.
Namun, kelompok ini tidak yakin dengan kemampuan mereka sendiri untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tidak percaya diri.
Tipe ini biasanya terlihat dari orang-orang yang lebih memilih untuk mempertahankan posisi mereka melalui karisma (jaga image) daripada dengan bekerja keras untuk menyelesaikan sesuatu.
3. The Status Feind
Tipe ini sangat sensitif terhadap pangkat dan statusnya dalam kelompok sosial. Status adalah segala-galanya bagi mereka dan menjadi cara mereka untuk mengukur posisi sosial. Hal ini merupakan faktor terpenting dalam menentukan seberapa berharganya mereka memandang diri mereka sendiri.
Kelompok iri yang satu ini biasanya akan bertanya: “Berapa sih gajimu sekarang?” “Sudah punya rumah/mobil belum?” “Wah, tinggal di daerah elit ya? Sudah nikah belum? Karyawan tetap atau kontrak?”
Sangat biasa bagi orang tipe ini untuk menunjukkan status mereka secara berlawanan, menggambarkan diri mereka layaknya orang suci, namun diam-diam mendambakan kemewahan yang tidak mampu mereka dapatkan/ beli.
Ketika Anda berada di sekitar orang-orang tipe ini, cobalah untuk menyembunyikan status high class Anda atau setidaknya cobalah rendah hati, sebisa mungkin kurangi apa pun yang dapat memicu kecemburuan mereka.
4. The Attacher
Jenis ini tertarik dengan orang-orang yang sukses, berkuasa, dan terkenal. Bukan karena kagum, namun karena iri.
Mereka akan melakukan apa pun yang dapat di lakukan untuk memperlihatkan bahwa diri mereka berguna bagi orang-orang tersebut.
Mereka sebenarnya kurang memiliki tujuan hidup, mereka hanya ingin mendapatkan sebagian dari perhatian dan kesuksesan yang di peroleh orang yang berprestasi dan berkedudukan, tanpa perlu bekerja keras (pendompleng, benalu, atau sugar baby).
Kelompok ini membenci kenyataan yang ada. Mereka selalu mempertanyakan mengapa orang-orang beruntung tersebut dapat meraih sesuatu yang lebih daripada yang mereka dapatkan.
5. The Insecure Master
Bagi sebagian orang, memiliki posisi/jabatan yang tinggi akan meningkatkan rasa tidak aman pada diri mereka.
Mereka takut pada bawahan yang bisa jadi memiliki banyak potensi di bandingkan diri mereka sendiri. Biasanya mereka menatap dengan tatapan iri.
Mereka dapat memecat orang dengan alasan aneh yang di buat-buat. Permasalahan kecil dapat melebar dan di jadikan isu besar. Apa pun yang di lakukan selalu salah di mata mereka.
Tetaplah waspada terhadap kecemburuan orang-orang yang jabatannya di atas Anda.
Meskipun rasa iri adalah manusiawi, semoga saja kita tidak termasuk dari salah satu kelompok pencemburu tersebut. (LINA)
Salam Dyarinotescom.
12 Comments
Nice Article
Aku pilih nomor 4. The Attacher
Persaingan yang tujuannya hanya untuk bersaing…. untuk mengalahkan orang lain…. TIDAK PERNAH mendatangkan banyak manfaat.
Setuju
Hidup itu penuh persaingan dan perjuangan, namun kita semua termasuk dirimu bertarung dengan jujur, karena kejujuranlah yang akhirnya akan bertahan.
Dan harusnya kelebihan yang kita miliki bukan untuk saling bersaing, tetapi untuk saling melengkapi.
Poin penting terakhir adalah 3 hal yaitu: Jadilah yang pertama, Jadilah yang berbeda, Jadilah yang terbaik.
Betul sekali
Lebay Loe Kentir Ha, ha, ha.
Salam Hangat dari Kalimantan
Saya Iwan, Mencari Jodoh yang Menerima aku apa adanya. Jika Ada diantara teman2x yang masih jomblo, call me. Okeyy
Saya Nina, umur 27 tahun. Bolehlah kenalan. btw nomor WAnya berapa mas Iwan?
Aminnnnn….
Semoga w gx termasuk dalam kategori diatasi.
Semoga tetap menjaga diri. Aaamin
Kak Ais Kenalan yups