Share ini Berakibat Fatal Jika Tersebar di Media

Seiring dengan perkembangan zaman era modernisasi, mengharuskan kita mendekatkan diri dengan teknologi. Baik berupa inovasi teknologi, aplikasi maupun jejaring sosial.

Semakin tinggi kebutuhan kita akan media sosial dan teknologi interaksi, tanpa di sadari dapat merugikan secara pribadi maupun organisasi, jika tidak di kelola dengan baik. Banyak hal-hal yang tidak boleh kita share di media sosial. Dan jika itu kita lakukan akan berakibat fatal, pastinya.

Masyarakat pengguna hendaknya sadar dan waspada bahwa inovasi interaksi berupa jejaring sosial bersifat multi user. Yang artinya banyak orang dengan berbagai kepentingan menggunakan teknologi tersebut.

Berikut DyariNotesCom analisa dan rangkum beberapa hal yang berakibat fatal dan tidak boleh di sebarkan di media jejaring sosial.

1. ID Card dan Dokumen Pribadi Lainnya

Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau ID Card apapun merupakan indentitas pribadi. Yaa, bisa kita katakan ‘Who are you‘. Menyebarkan atau memberikan foto KTP dan ID Card dapat memberi celah bagi pelaku tindak pidana untuk melakukan kejahatan.

Pinjaman pada aplikasi fintech misalnya atau bisa juga membeli suatu barang bahkan di gunakan dalam membobol akun rekening bank. Apalagi selfie dengan KTP. Hal ini memungkinkan adanya penyalahgunaan.

Jika memang di haruskan, pastikan hanya untuk keperluan yang memiliki kredibilitas. Masyarakat perlu waspada ketika melakukan verifikasi data yang memerlukan identitas. Seperti data nomor handphone, akta kelahiran, kartu keluarga, ijazah dan dokumen lainnya dijaga dengan bijak.

Data keluarga memiliki nomor ID keseluruhan dari anggota keluarga beserta tanggal lahir dan nama orang tua. Praktik jual beli data sedang marak terjadi. Kamu sangat bisa menggunakan seluruh data dalam mengambil keputusan, tapi jangan mempercayai begitu saja data-data tersebut.

2. Tiket Perjalanan

Di dalam tiket perjalanan atau boarding pass terdapat barcode. Semua data diri secara detail pemesanan ada dalam barcode tersebut. Siapa, dari mana dan mau kemana ada disitu.

Satu buah boarding pass dapat di katakan harta bernilai. Karena terdapat nomor penerbangan, nama depan belakang penumpang dan tanggal pencetakan. Satu hal yang mungkin tidak kita ketahui bahwa kode-kode bar yang tercetak di boarding pass ternyata menyimpan lebih banyak informasi diri.

3. Data keuangan 

Dokumen keuangan merupakan data penting. Data seperti slip gaji, nomor rekening dan nama bank, nomor kartu kredit, username/ password, dan juga kode OTP harus kita lindungi. Jika hal tersebut kita bagikan, Kamu bisa terkena phishing atau pencurian data. Hal ini merupakan ancaman kejahatan yang sangat lazim saat ini. Prosedurnya adalah dengan mencuri data penting milik orang lain.

4. Dokumen Rahasia Perusahaan

Bagi perusahaan yang sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, data merupakan asset yang sangat berharga.

Adalah suatu tindakan melanggar hukum jika mempublikasikannya secara bebas jika data atau informasi tersebut yang notabene bukan milik individu. Ada berbagai jenis data yang berputar dalam suatu perusahaan. Biasanya sirkulasi data berjalan melalui sarana email atau sarana lainnya.

5. Hasil Karya Orang

Hak Cipta merupakan salah satu bagian dari hak kekayaan intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Jika sebuah konten hasil karya, kreasi orang tidak terdaftar copyright nya, apakah bebas untuk plagiasi dan di akui milik orang lain?

Hak cipta terlahir secara otomatis saat suatu ciptaan di wujudkan dalam bentuk nyata, di umumkan dan dapat di perbanyak. Hal tersebut penting untuk di ketahui dan disadari, terutama oleh para pengguna media digital.

Pengguna jejaring sering kali membuat atau pun membagikan konten di media sosial tanpa mencantumkan sumbernya. Jika tanpa izin atau pencantuman sumber pemilik aslinya, hal ini termasuk bentuk pelanggaran hak cipta dan bisa di pidana.

6. Foto dan Video Konten Pribadi

Menyimpan dan share konten-konten pribadi di smartphone bukanlah hal yang bijak di lakukan. Meski kita rasa sudah di simpan dengan aman di dalam memori, tapi banyak sekali kemungkinan bocor dan dapat tersebar di dunia maya.

Ketika video maupun foto apalagi itu sifatnya intim, di simpan di smartphone tersebar di banyak platform jejaring berupa sosial media maupun aplikasi pesan singkat, data tersebut bisa di katakan mustahil untuk kita hapus.

Pada akhirnya kehidupan pribadimu akan di ketahui masyarakat dan bisa jadi membawa kehancuran dalam sebuah jejak digital.

Notes

Terlalu banyak mengumbar informasi kita sebut sebagai oversharing. Oversharing bisa kita tafsirkan sebagai perilaku manusia yang terlalu banyak memberikan informasi secara detail yang tidak pantas tentang kehidupan pribadi diri sendiri ataupun orang lain.

Kebanyakan orang terlalu banyak bicara soal apa yang mereka bagikan di media sosial. Buat apa? Kamu bisa menemukan apa pun secara di dalam dunia virtual. Tak sedikit pula orang yang mengunggah kehidupan dan pekerjaannya. Bla bla bla, makan pun di foto lalu di share di medsos. Yaa, mungkin ini sudah zamannya.

Salam DyariNotesCom

Related Posts:

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kumpulan artikel lifestyle yang dikemas menarik, dengan tips dan opini, serta didesain secara kekinian untuk pembaca setia.