Banyak orang menamkan kebiasaan buruk kepada diri sebagai satu tindakan yang menganggap ini hal yang sepele. Kebiasaan yang berkaitan dengan penggunaan uang, misalnya. Walaupun sudah berusaha keras, tetap saja hidup kita akan berasa di penjara oleh karena kita tidak cukup pandai dalam mengelola keuangan. Dan menjadikan itu satu buku besar kegagalan dalam menutup Desember ini.
Mengelola uang dengan benar adalah suatu keterampilan yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang. Kita bisa saja berperan sebagai pengelola keuangan, pengguna, maupun lainnya. Tapi, apakah kita mampu mengatasi hal ini secara terperinci. Dengan mengelola uang dengan benar, kita dapat memastikan bahwa keuangan kita terkendali dan kita dapat mencapai tujuan keuangan kita.
Membebaskan Diri dari Kebiasaan Minus tentang Uang
Mencapai stabilitas keuangan adalah hal terpenting dalam hidup, namun banyak orang kesulitan mengendalikan keuangan mereka. Kebiasaan buruk dalam mengelola keuangan merugikan keuangan pribadi, sehingga sulit mencapai tujuan keuangan dan dapat menyebabkan kesulitan keuangan jangka panjang.
Menghentikan kebiasaan buruk dalam mengelola keuangan harus menjadi prioritas utama bagi siapa pun yang serius mengenai stabilitas keuangan. Apa saja kebiasaan buruk dalam mengelola uang dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya? Mari kita simak dalam ulasan berikut ini.
1. Hidup dengan Paycheck-to-Paycheck
Hidup dengan Paycheck-to-Paycheck adalah kebiasaan buruk yang tidak memberikan ruang bagi fleksibilitas finansial. Kamu terus-menerus kesulitan menutupi pengeluaran dan tidak dapat menyisihkan uang untuk tabungan, pensiun, atau investasi.
Untuk menghentikan kebiasaan ini, mulailah dengan mencatat pendapatan dan pengeluaran kita, buat, dan patuhi anggaran itu. Lacak ke mana perginya uang itu dan carilah area yang perlu dikurangi.
Pertimbangkan mencari cara untuk menghasilkan lebih banyak uang. Boro-boro mau liburan keluarga di Desember ini jika kita terus gali lubang tutup lubang. Salah satu kunci keberhasilan dalam meraih keuntungan finansial adalah gunakan uangmu untuk pengalaman, bukan gunakan itu untuk keinginan.
2. Pembelian Yang Ngawur (Impulsive Buying)
Belanja impulsif adalah dorongan untuk membeli produk yang tidak diperlukan atau tidak direncanakan untuk dibeli sebelumnya. Bisa berupa sepatu yang selama ini kamu incar, ponsel keluaran baru, atau mobil baru.
Memahami bahwa pengendalian diri itu penting. Sama pentingnya seperti kesanggupan kita dalam mengatasi kebiasaan buruk mengelola keuangan. “Pelan-pelan saja”, pikirkan sebelum membeli, dan tetapkan anggaran untuk pengeluaran yang tidak direncanakan saat membuat anggaran bulanan kamu.
3. Segala urusan Dengan Super Card
Kartu super yaa kartu kredit. Bisa membeli apa saja yang kamu inginkan. Kartu kredit membuat pembelanjaan lebih mudah diakses, namun kebiasaan buruk dalam menggunakan uang adalah menggunakan kartu kredit kamu untuk membayar segala sesuatu.
Perilaku ini menyebabkan kita hidup di luar kemampuan dan menimbulkan hutang besar karena suku bunga yang tinggi. Sebaliknya seeh, gunakan uang tunai untuk membayar pengeluaran dan tetapkan batasan pengeluaran khusus pada kartu kredit. Gunakan kartu kredit yang aman, cepat, dan terpercaya.
4. Dana Darurat di Nol kan
“Uang saat tidak ada” Nol! Dana cadangan sangat penting bagi siapa saja yang tidak ingin lengah ketika terjadi pengeluaran tak terduga. Banyak orang tidak menabung untuk keadaan darurat, sehingga menyebabkan pinjaman tidak terencana yang dapat mengakibatkan hutang atau berhutang.
Untuk mencegah hal tersebut, alokasikan sebagian anggaran bulanan ke dana darurat dan usahakan agar dana tersebut didanai hingga enam bulan dari pengeluaran kita. Jangan lupa sisihkan juga untuk perjalanan liburan Desember ini.
5. Tidak Ada Rencana Kedua Setelah Kini
Kita tidak akan pernah muda selamanya. Ada kalanya tua mendekati kita, itu pun jika kamu berumur panjang. Rencana pensiun yang terencana sangat penting untuk menghindari beban orang lain ketika usia tua tiba.
Namun banyak orang mengabaikan perencanaan pensiun atau terlambat memulainya. Untuk menghentikan kebiasaan buruk tentang uang ini, pertimbangkan untuk menetapkan tujuan tabungan pensiun yang realistis dan memberikan kontribusi yang stabil pada rencana pensiun.
6. Otomatisasi
Kebiasaan uang yang buruk adalah tidak memiliki rencana tabungan, atau jika kamu memilikinya, kamu lupa atau tidak memberikan kontribusi otomatis ke rekening tabungan. Mengotomatiskan tabungan menghilangkan tindakan menabung uang secara fisik, dan kamu menghabiskan lebih sedikit waktu untuk memikirkannya. Siapkan transfer tabungan otomatis setiap bulan untuk memenuhi tujuan rencana kamu kedepan.
7. Biar Tekor Asal Kesohor
Biar tekor asal kelihatan keren dan kesohor. Indonesia banget ini maah. Hidup di luar kemampuan berarti membelanjakan uang melebihi kemampuan yang kamu miliki, sehingga menyebabkan tekanan finansial dan utang.
Untuk menghentikan kebiasaan buruk ini, fokuslah secara eksplisit pada penganggaran, hidup hemat, dan cari alternatif selain aktivitas yang sifatnya komersil dan mahal.
8. Tidak Melacak, Lupa, atau Nanti-Nanti Saja
“Nanti sajalah dicatat”. Ini adalah awal mula terjadi satu kejadian dalam kerobohan finansial. Salah satu kebiasaan keuangan yang paling umum adalah tidak mencatat pengeluaran. Jika kamu tidak melacak ke mana perginya uang tersebut, akan sulit untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan pengurangan atau mengenali pengeluaran yang berlebihan.
Gunakan aplikasi penganggaran, perangkat lunak, atau spreadsheet untuk melacak pengeluaran dan mengidentifikasi perilaku pengeluaran yang perlu disesuaikan.
9. Gagal Dalam Berencana
Tidak satu orang pun berencana untuk gagal. Tapi banyak dari kita gagal dalam berencana. Dan ini teruntuk kita dalam rencana mengelola keuangan. Mengelola uang dengan bijak adalah dengan membuat rencana anggaran.
Anggaran adalah rencana tertulis tentang bagaimana kita akan membelanjakan uang kita. Dengan membuat anggaran, kita dapat mengetahui berapa banyak uang yang kita miliki, dan untuk apa kita akan menggunakannya.
10. Memahami Kondisi Keuangan
Langkah pertama untuk membangun kemampuan untuk mengelola keuangan adalah memahami kondisi keuangan kita saat ini. Lagi banyak-banyaknya atau sedang minus. Ini termasuk mengetahui berapa banyak uang yang kamu hasilkan, berapa banyak uang yang kamu keluarkan, dan berapa banyak utang yang kamu miliki.
Jangan mudah terhanyut dengan desakan, bisikan, jor-joran kamauan orang terhadap kita. Kita adalah apa yang ada pada diri kita. Sepatu baru Alhamdulillah, jika pun pakai yang lama tak apa-apa asal masih nyaman yaa kaka.
Catatan Ringan
Menghentikan kebiasaan buruk dalam mengelola uang sangat penting bagi siapa pun yang ingin mencapai stabilitas keuangan ditutup pada Desember tahun ini. Menerapkan perilaku dan praktik baru bisa jadi sulit, namun dengan menetapkan tujuan yang jelas dan mengembangkan rencana keuangan yang baik.
Kamu dapat mengatasi kebiasaan buruk dalam mengelola keuangan. Ambil langkah pertama hari ini dengan mengidentifikasi kebiasaan buruk uang dalam hidup dan mengambil tindakan untuk menghentikannya.
Dalam membuat anggaran, penting untuk mempertimbangkan semua pengeluaran kita, termasuk pengeluaran rutin seperti tagihan, transportasi, dan makanan, serta pengeluaran tidak rutin seperti hiburan dan liburan. Ooh iya, ngomong-ngomong soal uang, yang kita bicarakan ini, uangnya ada atau tidak yaa?
Salam Dyarinotescom.