Healing pangkal pusing. Desember yang harusnya ceria berujung merana. Bonus, modal usaha yang digadang-gadang bisa tujuh turunan, ambles malah jadi berhutang. Padahal tadinya menumpuk neeh di kantong, tapi kok sekarang kosong. Yups, kebanyakan healing. Begini neeh, jika tidak bisa mengatur pengeluaran. Bukannya menikmati malah meratapi.
Aku kira kita sama. Sama-sama suka traveling dan belanja. Shopping sana, situ, dan paling sini. Berbekal baju kaos 100% katun, celana training hitam – berkeliling dunia mencari hiburan demi balas dendam, atas waktu yang disita pekerjaan. Pekerjaan yang hanya untuk memperkaya mereka. “Makanya aku limpahkan ini dengan healing ala anak penguasa”.
Table of Contents
Toggle
Desember Nan Ceria Berujung Merana
Dan sadarnya yang aku hadapi saat ini, ketika ku terlalu melimpahkan semua apa yang ada, “Uang, tabungan, modal kerja, atau celenganku” pulang-pulang berujung mengkerut adiknya keriput. “Tua sebelum waktunya”. Kemana semua hasil jerih payah di bulan-bulan sebelumnya. Padahal harusnya perjalanan ini membuat ku bahagia “Happy-happy ajaa”.
Ternyata ku diam, seperti “merana3x” ala Ayu di konoha, menyesali apa yang sudah kami lakukan. “Ini sudah terjadi”. Okey, cukup! selesai sudah drama koreanya. “Sebelum ini terjadi, bijaknya sedikit berempati dan berhati-hati”.
Pengamatan
Jika kita mengamati ini dalam satu frekuensi, pengalaman healing ‘yang berlebihan’ tidak ada manfaatnya. Membuang untuk sesuatu yang tidak kita butuhkan, mendramatisir retapan kesibukan dan beban kerja yang tuan-tuan itu berikan.
Jelas, nyatanya itu tidak ada apa-apanya, dibanding dengan kesengsaraan yang kita hadapi jika kita menghabiskan semua yang kita punya. “Biasa sajalah”. Makan secukupnya. Berbelanja sebutuhnya, dan berkeliling ria sesuai dengan kebutuhan dan budget yang disisihkan untuk itu.
Pangkal Dari Kejadian
Dalam artikel Dyarinotescom sebelumnya terkait dengan “Kebiasaan buruk menutup Desember dengan kegagalan mengelola uang”, banyak orang terjebak dan wajib menghentikan beberapa kebiasaan. Hidup dengan Paycheck-to-Paycheck, misalnya.
kebiasaan ini, tidak memberikan ruang bagi fleksibilitas finansial. Terus-menerus mengalami kesulitan menutupi pengeluaran, minim pencatatan dan lain sebagainya. Ditambah lagi dengan konsumsi atau pengeluaran yang ngawur (Impulsive Buying) serta embel-embel poin lainnya.
Dasar Yang Harus Dipahami
Mengatur keuangan traveling atas dasar “healing dulu ah” di Desember itu penting, agar kita bisa meraih rasa nyaman dan tidak membuat kantong jebol. Ada beberapa poin dasar yang perlu kita pahami, misalnya: Tentukan tujuan traveling, anggaran, dan sumber dana.
Tujuan traveling akan menentukan berapa lama kita akan pergi, ke mana, dan berapa banyak uang yang kita butuhkan. Anggaran akan membantu kita untuk mengendalikan pengeluaran selama berpergian. Sumber dana akan menentukan sampai dimana batasan yang harus kita jaga, dan tentunya itu harus paling realistis untuk kita. Tanpa mengutak-atik yang sudah ada.
Tambahan Pengikat
Dalam mengatur keuangan terkhusus untuk traveling di Desember ini, ada beberapa tambahan yang bisa kita lakukan dan tentunya ini terkait dan mengikat. Apa saja, antara lain: Sejauh mana informasi yang kita dapatkan, sedetail apa perbandingan harga yang kita peroleh, dan lain -lainnya yang menjadi tambahan asupan kematangan persiapan.
Kita bisa mencari informasi tentang biaya traveling di internet atau dari orang yang pernah traveling ke tempat yang kita inginkan. Kita bisa membandingkan harga tiket pesawat, hotel, dan transportasi ‘dari mana ke mana (pp)’ untuk mendapatkan harga yang terbaik.
Biasanya, “tiket dan penginapan yang dibeli secara online lebih murah daripada yang dibeli langsung”. Serunya, banyak perusahaan penerbangan, hotel, dan tempat wisata yang menawarkan promo untuk menarik wisatawan. Kita bisa memanfaatkan promo ini untuk menghemat pengeluaran.
Dan Ternyata
Makin ditahan makin menjadi dan ternyata ini tidak bisa kami bendung. Desember ini harus healing. Rasa tertekan ini, bau keringat di ketiak, Gabut banget neehh. “Kesal dengan kesibukan dan cacian konsumen”.
Ternyata, liburan itu sebagai suplemen healing yang bisa membuat kamu melupakan permasalahan, terlepas seberapa berat beban yang kamu pikul. Liburan bisa kita fokuskan pada hal yang kita sederhanakan, jangan di tambahkan, sesuaikan porsinya.
Liburan bukan gerakan untuk kabur dan meninggalkan. Itu sejatinya untuk mendapatkan hidup, agar ia tidak meninggalkanmu di persimpangan. Liburan terbaik bukanlah soal berkelas, mewah, dan mahal.
Kamu yang merasa tahu segalanya, pergilah berlibur. Lakukanlah itu. Di sana kamu akan menemukan frame baru yang belum kamu tahu, melahirkan satu pemahaman, menjadikan dirimu bengong dan berkata “Aku baru tahu ini begitu indah”.
Salam Dyarinotescom.