Baru-baru ini sedang viral penggunaan kata Medium Ugly. Entah seberapa dalam makna dibalik kata tersebut. Tapi kami ingin mencoba mengilustrasikan makna kata tersebut dalam sebuah kisah gadis bernama Munaro. Munaro si Gadis Medium Ugly yang paling kami suka. Langsung saja, Wuuuuzzzz.
Namaku adalah Munaro
Di sebuah perumahan yang dikelilingi warna dan bentuk rumah yang sama, tinggallah seorang gadis bernama Munaro. Munaro tidak seperti kebanyakan gadis lainnya. Dia tidak memiliki kecantikan yang luar biasa, seperti: kulit putih bersih kinclong layaknya bidadari, rambut berkilau dengan aroma shamponya bodyshop, atau mata yang memancarkan pesona. Wajahnya biasa saja, dengan kulit sawo matang, rambut hitam lurus agak bergelombang sedikit, dan mata cokelat yang hangat bagai kopi di pagi hari.
Meskipun begitu, Munaro memiliki hati yang baik dan jiwa yang santuy. Dia selalu ceria, murah senyum, dan selalu siap membantu sahabat dan orang-orang yang membutuhkannya. Dia disukai banyak orang karena sifatnya yang ramah dan kepribadiannya yang menyenangkan.
Namun, di balik semua kebaikannya, Munaro menyimpan satu gundah gulana dan rahasia. Dia sering mendengar bisikan-bisikan dari beberapa anak-anak tongkrongan sebelah, yang menyebutnya “medium ugly”. Kata-kata itu bagaikan duri di hatinya, membuatnya merasa sedih dan tidak percaya diri. Menunduk seraya berkata āApa salahku, apa salah ibukuā.
Munaro si Gadis “Medium Ugly”
Suatu hari, Munaro memberanikan diri untuk bertanya kepada neneknya, yang selalu menjadi tempatnya untuk berlindung, tentang arti sebuah kata “medium ugly”. Sang Nenek pun tersenyum dan memeluknya erat.
“Munaro, Munaro” kata neneknya dengan penuh kasih sayang, “kecantikan sejati tidak terletak pada apa yang kamu lihat di cermin, lho. Kecantikan sejati itu berasal dari dalam dirimu, dari kebaikan hatimu, dan dari ceria jiwamu.”
Neneknya kemudian menceritakan kisah seorang wanita tua yang dulunya sangat cantik, tetapi seiring waktu, kecantikannya memudar di makan waktu. āDulu ia cantik, sekarang cantik itu telah termakan usiaā. Namun, wanita tua itu tetap dihormati dan dicintai semua orang karena kebaikan dan kebijaksanaannya.
Alhamdulilllah, kata-kata si nenek bagai segelas air dibulan puasa. Ia sadar dan memahami bahwa: āSatu keindahan tidak bisa kamu bandingkan dengan lainnya. Seseorang pasti memiliki kecantikannya sendiri, bisa berasal dari dalam diri atau bentuk fisiknya. Tapi yang pasti itu tidaklah abadiā.
Medium Ugly Viral! Serius?
Munaro si Gadis “Medium Ugly” ini adalah cerita yang kami buat untuk menggambarkan bahwa ālabel yang tidak diketahuiā pada seseorang bisa amat sangat mengganggu. Beratnya lagi ketika label itu viral di media sosial.
Medium Ugly sedang hangat-hangatnya saat ini, alias Viral. Serius! Laah, kok bisa? Iya bisalah. Tahukah kamu, istilah “medium ugly” menjadi viral terutama di TikTok dan Twitter, dan viralitas ini di picu oleh beberapa faktor:
1. Konten Hiburan
Ini tidak lebih hanya sebatas konten hiburan. Beberapa video di TikTok menggunakan istilah “medium ugly” sebagai bahan lelucon atau candaan. Video-video ini biasanya berisi orang yang menceritakan pengalaman mereka dengan “medium ugly” atau mendiskusikan ciri-cirinya.
2. Relatabilitas
Banyak orang merasa “medium ugly” relatable (berhubungan, dapat di kaitkan), karena mereka tidak merasa 100% cantik/tampan, tetapi juga tidak merasa jelek. Istilah ini menjadi cara untuk mendeskripsikan penampilan mereka tanpa terdengar sombong atau insecure.
3. Diskusi tentang Standar Kecantikan
Ini tak lebih sekedar mengukur seseorang. Munculnya istilah “medium ugly” memicu diskusi tentang standar kecantikan yang tidak realistis. Banyak orang merasa standar kecantikan saat ini terlalu sempit dan tidak mewakili semua orang. Istilah ini menjadi simbol perlawanan terhadap standar tersebut.
4. Ketidakjelasan Makna
Bahasa tidak serta merta selamanya baku, tetapi jika lawan kita āmengertiā bisa menjadi satu bahasa juga. Sama halnya dengan istilah yang kita bicarakan, tidak memiliki definisi yang jelas dan bisa di interpretasikan secara berbeda oleh setiap orang. Hal ini menambah daya tariknya dan memicu rasa ingin tahu.
Penting Tapi Bukan Yang Utama
Penting untuk dicatat bahwa: Istilah “medium ugly” dapat di anggap ofensif oleh beberapa orang. Mungki juga untuk menghargai semua orang, regardless of their appearance. Kecantikan sejati terletak pada hati dan kepribadian.
Viralitas “medium ugly” menunjukkan kompleksitas dan keragaman dalam memahami satu aturan dalam keindahan dan kecantikan. Di satu sisi, istilah ini bisa menjadi bahan lelucon dan diskusi tentang standar kecantikan. Di sisi lain, penting untuk berhati-hati dalam menggunakannya agar tidak menyinggung perasaan orang lain.
Sebaiknya: Gunakan istilah ini dengan hati-hati dan perhatikan konteksnya. Apa itu dan kapan itu di gunakan. Fokuslah pada aspek positif dari diri sendiri dan orang lain. Hargai keragaman dan individualitas. Kembali ke soal di atas, Tahukah kamu Munaro tinggal di mana?
Salam Dyarinotescom.