Life’s Little Moments: Capturing thoughts, Healthy habits, and Connections. Embrace the moment, Join me on this journey.

Opini Berbayar: Pesan di Balik Industri Makanan Minuman Olahan

Share:

Apakah kamu percaya bahwa opini bisa dijadikan alat yang ampuh dalam persaingan pasar antar industri makanan minuman olahan? Bukan tanpa alasan, Fenomena ‘semua jadi ahli gizi dadakan‘ di media sosial semakin marak. Terlihat seperti opini berbayar, gitu lho. Saking mudahnya, kita bisa menemukan “ini orang tiba-tiba menjelma menjadi pemerhati kesehatan”, mengulas segala jenis produk olahan makanan dan minuman, bagai iklan.

Terkenal belum tentu ucapannya benar.

 

Analisis mereka, yang seringkali di sampaikan dengan sangat tajam meyakinkan, sangat-sangat mempengaruhi persepsi kita sebagai publik. Apa-apa yang dulunya kita anggap sebagai “pilihan konsumsi sehat”, bisa dengan cepat berubah 180 derajat menjadi ‘sampah’ hanya karena satu opini yang viral.

Pertanyaannya adalah, apakah ini murni karena meningkatnya kesadaran akan kesehatan, atau ada kepentingan lain di baliknya? Boleh dong kita berasumsi, tren ini dimanfaatkan oleh industri tertentu untuk menjatuhkan kompetitor dan mengalihkan perhatian konsumen.

 

Opini Menjadi Penyumbang Pertumbuhan Industri Makanan Minuman

Opini, baik itu dari konsumen, para pakar, atau media, memiliki peran yang sangat krusial dalam dunia marketing dan pertumbuhan industri. Tidak hanya sekadar pendapat, tetapi juga menjadi barometer keberhasilan sebuah produk atau merek.

Dalam konteks industri makanan olahan, misalnya. “Perang opini” menjadi alat bantu dalam persaingan antar berbagai merek dagang. Persaingan ini sering kali melibatkan konsumen sebagai “Hakim yang dipengaruhi”, meyakinkan semua orang bahwa “produk kami adalah yang terbaik, paling sehat, atau paling sesuai dengan kebutuhan kita”.

Dan ini terjadi.

Banyak produk makanan olahan mengklaim memiliki manfaat kesehatan tertentu, seperti rendah lemak, tinggi serat, atau bebas gula. Klaim-klaim ini seringkali saling bertentangan, sehingga memicu perdebatan. Dan pada gilirannya, yang kena getahnya yaa… kita masyarakat pengguna.

Walaupun kita sebagai konsumen memiliki preferensi dan nilai yang berbeda-beda dari produk langganan kita. Tapi, setiap perusahaan berusaha untuk menargetkan segmen pasar tertentu dengan pesan yang sesuai dengan nilai-nilai mereka.

 

Ketika Opini Mereka Jadikan Pesan Yang Sesuai Dengan Nilai

Opini mereka bungkus dengan sangat rapi, bersih, dan terkendali. Menjadi pesan yang selaras dengan nilai-nilai masyarakat “Gue banget ini”, dengan tujuan untuk menggugah kesadaran dan mendorong perubahan positif.

Mereka membentuk opini menjadi pesan yang menembus kesadaran, demi mencapai tujuan yaitu: mempengaruhi perilaku dan sikap masyarakat. Beberapa contoh dapat kita temukan pada minuman bersoda, produk olahan susu, maupun makanan cepat saji.

 

1. Minuman bersoda

Sebagai konsumen, apa yang bisa kamu dapatkan pada minuman bersoda? Main busa yaa kan! Kapan itu dilakukan? Tentu saja pada saat berkumpul bersama, lagi gabut, atau bisa juga ketika melakukan kegiatan lainnya.

Perusahaan minuman bersoda menyisipkan pesan bahwa “Ini sangat baik kamu lakukan pada kondisi tertentu”. Dan tentu saja sering kali terlibat dalam perang opini dengan mempromosikan produk mereka.

Sadarkan kita

Banyak konten viral yang menampilkan eksperimen mencampurkan minuman bersoda dengan permen xxx, misalnya, menjadi bukti nyata bagaimana tren visual yang mencolok, seperti busa melimpah, dapat dengan mudah menarik perhatian dan memicu tren baru tanpa memerlukan banyak kata.

Membeli minuman bersoda untuk bersenang-senang

Perusahaan minuman bersoda mengklaim, “Produk kami ini sebagai bagian dari gaya hidup yang aktif dan menyenangkan”, Sementara perusahaan minuman sehat terseok-seok menekankan bahaya konsumsi gula berlebih. Walaupun ujung-ujungnya ini semua terkait meraih konsumen setia dan omset penjualan.

 

2. Produk olahan susu

Persaingan antara industri susu sapi dan susu nabati mungkin tidak terlihat, tapi ada. Perusahaan susu sapi, dengan sejarah panjang dan basis konsumen yang kuat, terus mempromosikan susu sebagai sumber kalsium utama dan pilar kesehatan tulang.

Di sisi lain, perusahaan susu nabati menawarkan alternatif yang lebih beragam, kaya akan nutrisi, dan ramah lingkungan, menarik minat konsumen yang semakin peduli terhadap kesehatan jangka panjang dan keberlanjutan.

Kedua belah pihak menggunakan berbagai strategi pemasaran untuk membujuk konsumen agar memilih produk mereka, menciptakan persaingan yang terkadang menarik dan dinamis di pasar.

Ingin menikmati kesegaran susu?

Hati-hati, ternyata banyak produk olahan susu yang sudah tidak menyehatkan dan menjurus kepada berbahaya. Gula yang ditambahkan dalam jumlah banyak membuat manfaat susu sebagai sumber kalsium dan protein berkurang.

Jika kita tidak teliti dengan seksama komposisi yang terkandung didalamnya, bisa jadi kita malah mengkonsumsi produk yang tinggi gula daripada nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Dan ini sungguh membahayakan kesehatan kita.

 

3. Makanan cepat saji

Dalam beberapa tahun terakhir, industri makanan cepat saji telah menghadapi kritik tajam terkait dampak buruk produk mereka terhadap kesehatan masyarakat. Untuk itu, banyak perusahaan besar, memperbaiki citra brand mereka.

Apa yang mereka lakukan?

Dengan bangga mereka menawarkan menu makanan yang lebih sehat, seperti: pilihan tanpa daging, sayuran segar, dan minuman rendah gula. Dan terbukti, mereka masih tetap bertahan dalam persaingan ketat saat ini.

Yang kedua juga, mereka aktif mempromosikan program tanggung jawab sosial, seperti mendukung pertanian berkelanjutan dan mengurangi limbah makanan. Tanpa penggunaan plastik, misalnya.

Mengubah “Persepsi konsumen” yang sudah tertanam tentang makanan cepat saji bukanlah hal yang mudah, terutama ketika mereka harus menyeimbangkan antara profitabilitas dan tanggung jawab sosial.

Sadarkah kita?

Tren video mukbang ‘makan besar’, terutama yang menampilkan konsumsi makanan cepat saji dalam porsi besar, telah menarik perhatian luas, khususnya anak-anak dan remaja. Fenomena ini telah menjadi magnet bagi kita sebagai penonton yang terpengaruh oleh gaya hidup konsumtif “Asal kenyang” yang ditampilkan.

 

Bagaimana Menghadapi?

Bagaimana menghadapi ini yaa bisa dikatakan cukup sulit. Secara, kita tahu informasi menyebar dengan cepat tapi kitanya masih “bodoh”, dan opini publik dapat dengan mudah dipengaruhi oleh berbagai narasi.

Untuk itu, kita perlu meningkatkan literasi digital agar mampu membedakan mana-mana yang sampah.

Membangun relasi sosial yang kuat juga penting untuk saling berbagi informasi dan sudut pandang yang berbeda. Perangi media sosial yang membawa kebodohan dan tidak mendidik. Lakukan itu untukmu dan keluarga mu.

Perhatikan kandungan nutrisi, bahan-bahan, dan klaim kesehatan pada label produk. Cari informasi dari berbagai sumber yang terpercaya, seperti ahli gizi yang terpercaya bukan yang terpopuler, organisasi kesehatan, atau ulasan konsumen.

Memang benar, terkadang Iklan itu sendiri seringkali bersifat persuasif dan tidak selalu objektif. Dan juga benar, setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karenanya, pilihlah produk yang sesuai dengan tujuan kesehatan dan preferensi pribadi kamu.

 

Opini Menjadi Kekuatan Terbesar Kedua Setelah Iklan

Perang opini antara sesama industri makanan olahan adalah fenomena yang kompleks dan terus berkembang. Sebagai konsumen, kita perlu menjadi lebih cerdas dalam memilih produk dan tidak mudah terpengaruh oleh klaim-klaim yang berlebihan.

Siapa sangka, opini pribadi yang dulunya kita anggap sekadar pendapat “bagai angin lalu”, kini menjelma menjadi kekuatan dahsyat dalam dunia bisnis. Opini, terutama yang kamu ungkapkan di media sosial, menjadi pendorong utama penjualan setelah iklan.

Teknologi digital telah mengubah lanskap media. Opini publik, yang dulu sulit sekali untuk kita ukur, kini memiliki pengaruh yang sangat signifikan. Opini yang sekarang menjadi kekuatan dalam memengaruhi keputusan bagai suara Tuhan.

Jikalah kamu seorang yang banyak orang kenal: jaga sikap dan ucapanmu. Siapa tahu itu bisa membantu mengurangi dosamu.

 

Salam Dyarinotescom.

Related Posts:

Jangan Lewatkan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Life’s Little Moments: Capturing Thoughts, Healthy Habits, and Connections. Embrace the Moment.

Join Me On This Journey.