Life’s Little Moments: Capturing thoughts, Healthy habits, and Connections. Embrace the moment, Join me on this journey.

Digital Nomad: Gaya Hidup Modern Bebas Batas.

Share:

Bosan dengan rutinitas kantor yang monoton? “Ingin traveling tapi tetap produktif” Jadilah digital nomad! Gaya hidup modern yang “bebas tanpa batas” memungkinkan kita bekerja dari mana saja di dunia yang luas ini.

Berjelajah sambil bekerja

Bayangkan, hari ini kamu tu sedang menikmati secangkir kopi hangat di Bali, besok nya Zip… sudah berada di tengah kesibukan kota New York, sembari menyelesaikan beberapa Deal proyek. Woow…

 

Kereen!

Gaya Hidup Modern ini, menawarkan kebebasan yang tak terbatas. Kamu dapat mengatur jadwal kerja sendiri, memilih destinasi impian secara mandiri, dan merasakan pengalaman hidup yang benar-benar unik tak terbayangkan.

 

Digital Nomad: Bekerja dan Berjelajah

Memang benar, Gaya hidup digital nomad semakin populer di kalangan generasi muda yang membara. Mereka memilih fleksibel dalam mengatur hidup demi pengalaman baru, dari pada berjibaku dengan stabilitas pekerjaan konvensional.

“Sudah kuno” katanya.

Dengan munculnya berbagai ‘platform kerja jarak jauh’ di dukung dengan teknologi yang semakin canggih, digital nomad lebih mudah kita lakukan. Gaya Hidup Modern yang mengutamakan kebebasan, terus bekerja sembari berjelajah dan pastinya memanjakan diri.

Alternatif ini lebih menarik.

Lupakan konsep kantor yang kaku dengan jam kerja yang ketat. Tinggalkan konsep “Pergi pagi pulang malam”, bagai budak berdasi panjang. Tapi, bagaimana cara memulainya? Tantangan apa saja yang harus dihadapi?

Iyaa juga yaa.

 

 

Dan Aku Memulainya

Jujur saja, ini cukup seru. Eksplore gaya hidup yang menggabungkan pekerjaan dengan petualangan. Namun, untuk memulai gaya hidup ini, dibutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang.

Apa Itu?

 

1. Sesuaikan Keterampilan dan Pekerjaan

Punya keahlian apa? Apakah kamu seorang penulis, desainer grafis, programmer, atau memiliki keahlian di bidang lain yang bisa dikerjakan secara remote?

Pekerjaan apa yang cocok?

Tenang. Banyak kok perusahaan saat ini menawarkan pekerjaan jarak jauh. Kamu bisa mencari lowongan pekerjaan di platform besar di internet, seperti: Upwork, Freelancer, atau LinkedIn.

 

2. Memperkuat Portofolio

Tunjukkan kemampuan. Portofolio yang baik akan membantu kamu mendapatkan klien atau pekerjaan. Tentu saja itu harus selalu kita update secara berkala. Pastikan portofolio kamu selalu up-to-date dengan proyek terbaru.

 

3. Utak Atik Keuangan

Mengatur keuangan itu mudah-mudah sulit. Yang pasti, hitung biaya hidup berapa? Buat perkiraan biaya hidup di berbagai negara yang ingin kita kunjungi, termasuk akomodasi, makanan, dan transportasi.

Alokasikan juga dana darurat. Siapkan dana darurat untuk menghadapi situasi yang tidak terduga. Urusan Pajak? Pelajari peraturan pajak di negara asal dan negara tujuan.

 

4. Destinasi Yang Ku Pilih

Pertimbangkan segala hal. Beberapa negara menawarkan biaya hidup yang lebih terjangkau dibandingkan negara lain. Pastikan destinasi yang kita pilih mendukung jaringan internet yang stabil. “Bukan di hutan belantara gitu”. Cari tahu persyaratan visa untuk bekerja atau tinggal jangka panjang di negara tujuan.

 

5. Apa Saja Yang Kudu Dibawa

Yang pasti perlengkapan kerja, seperti Laptop, misalnya. Pilih laptop yang cukup powerful untuk mendukung pekerjaan kita. Urusan barang bawaan selain pakaian, seperti ponsel, tablet, dan alat-alat pendukung, harus dibawa. Terutama: charger, adaptor, dan perlengkapan lainnya.

 

6. Jadwal Kerja

Terkait jadwal kerja, susun jadwal yang realistis. Tetapkan waktu kerja yang jelas untuk menjaga produktivitas. “Alat bantu sangat perlu”. Manfaatkan aplikasi manajemen waktu, seperti Trello atau Asana juga boleh.

 

7. Jaringan dan Koneksi

Semakin banyak jaringan makin baik. Koneksi lama maupun baru patu dijaga. “Manfaatkan komunitas”. Bergabunglah dengan komunitas digital nomad untuk mendapatkan dukungan dan informasi. Perluas networking dengan sesama digital nomad.

 

8. Punya Niat? Siapkan Mental dan Fisik

“Mau pergi-pergi tapi penakut”. Hadeeh… Cupu loe. Gak cocok banget jika kamu anak mama si pipi merah. “Merah muda babi”. Mental dan fisik harus siap, “jika ingin sukses sebagai digital nomad”.

Istirahat yang cukup dan pastikan asupan gizi terpenuhi.

Seorang penjelajah itu harus rajin berolahraga biar tak gampang sakit. Lakukan olahraga secara teratur. Pintar-pintar juga mengelola stres. Cari cara untuk mengelola stres, dan pandai – pandailah bergaul di Negeri orang.

 

Patut Di Ingat,

Menguasai bahasa asing akan memudahkan kamu berinteraksi dengan  berbagai orang di negara tujuan. Jangan lupa untuk membeli asuransi perjalanan yang komprehensif. Setiap negara memiliki budaya dan kebiasaan yang berbeda, untuk itu belajarlah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.

Ingat, menjadi digital nomad adalah petualangan yang seru. Namun, dibutuhkan persiapan yang matang dan komitmen yang kuat untuk bisa bertahan dan sukses.

 

Tantangan Yang Dihadapi?

Oleh karena kegatan atau pekerjaan kita lakukan secara remote, tentunya membutuhkan akses internet yang kencang. Konektivitas Internet menjadi sangat penting. Ketergantungan pada internet yang stabil sangat tinggi. Masalah koneksi yang buruk atau tidak ada sama sekali, dapat menghambat produktivitas.

Namanya juga “Nomad” pastinya berpindah-pindah (nomaden).

Ketika berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang berbeda, kesepian dan isolasi sosial akan senantiasa kamu rasakan. Bekerja sendiri dan sering berpindah-pindah tempat dapat membuat seseorang merasa kesepian dan terisolasi.

 

Mengatur waktu kerja bagaimana?

Fleksibilitas waktu kerja yang tinggi bisa menjadi pisau bermata delapan. Sulit untuk membedakan waktu kerja dan waktu istirahat, sehingga terkadang mengganggu keseimbangan hidup jika kita tak pintar-pintar mengatur waktu.

Tempat Kerja Bagaimana?

Menemukan tempat kerja yang nyaman bisa untung-untungan. Tidak semua tempat yang dikunjungi memiliki fasilitas yang mendukung untuk bekerja, seperti ruang kerja yang tenang atau koneksi internet yang cepat.

Dari sisi penghasilan pun bisa di katakan kurang stabil. Pendapatan digital nomad bisa fluktuatif tergantung pada jumlah proyek yang didapatkan.

 

Bagaimana dengan perbedaan waktu dan gaya hidup?

Bekerja dengan klien dari berbagai belahan dunia berarti harus menyesuaikan diri dengan perbedaan zona waktu. Biaya hidup di beberapa negara tujuan bisa lebih tinggi dari yang diperkirakan, terutama untuk akomodasi dan transportasi.

Ini yang banyak orang keluhkan.

Ini terkait dengan birokrasi. Pembuatan Visa dan lainnya. Mengurus visa untuk tinggal dan bekerja di negara asing bisa menjadi proses yang rumit dan memakan waktu.

Oleh karena rumitnya administrasi yang harus di penuhi, “jujur saja” ini sungguh melelahkan. Stres akibat pekerjaan, Urusan perizinan dan lainnya, perubahan lingkungan yang terus-menerus, dan kesepian dapat berdampak negatif pada kesehatan.

Ngedrop jadinya.

 

Apa Boleh Buat

Ini sudah menjadi pilihan. Ketika kita memilih digital nomad tentu saja ada enak dan ada pula tak enaknya. Tapi semua tertutupi karena passion untuk traveling itu sungguh sebanding dengan lelahnya berkemas.

Satu keseimbangan sempurna antara pekerjaan dan petualangan.

Kamu bisa bekerja seraya menikmati pemandangan pantai “ikan asin bergeletakan”, atau menyelesaikan tugas sambil berjalan-jalan di taman kota. Ini adalah gaya hidup yang lebih dari sekadar bekerja, tetapi juga sebuah perjalanan hidup dalam menemukan diri sendiri.

“Tiada seindah itu, seperti tempat saya duduk saat menulis artikel ini”.

 

Salam Dyarinotescom.

 

Related Posts:

Jangan Lewatkan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Life’s Little Moments: Capturing Thoughts, Healthy Habits, and Connections. Embrace the Moment.

Join Me On This Journey.