Zaman sekarang, influencer seolah menjadi binatang baru yang bersinar di dunia maya. Bagai biduan dengan puluhan juta pengikut, mereka dengan mudah memengaruhi pilihan “Sawer dong” dan gaya hidup masyarakat. Namun, di balik omon-omon manis dan gaya hidup glowing, tersimpan berbagai modus yang patut kita waspadai. “Netizen bukan orang bodahkan?”
Bedakan Faktanya Sebelum Tertipu!
Ada influencer yang namanya “Tobrut” (bukan nama asli) misalnya, merekomendasikan satu Paslon dalam Pilkada karena:
- Bayaran yang tinggi; dan juga karena
- Takut diperiksa pajak kekayaan ‘si influencer’😊
Mereka merekomendasikan kepada para followersnya untuk memilih nih calon. Dan benar, rame nih pendukung si Paslon. Singkat cerita, Paslon tersebut menang dalam Pilkada, dan menjadi pejabat Negara.
Setelah Paslon tersebut menjadi pejabat, eeeh malah merugikan rakyat, arogan, tidak amanah, dan suka berbohong. “Semua janji-janji kampaye hilang bagai dongeng tidur”. Lebih parahnya lagi, Pejabat tersebut menguras kekayaan Daerah, dan bertindak memperkaya diri sendiri.
Ini misalnya.
Cerita ini hanyalah satu dari sekian banyak cerita dibawah meja tentang bagaimana influencer dapat memengaruhi keputusan masyarakat.
Lalu siapa yang rugi?
Table of Contents
Toggle
Meskipun terlihat menarik dan meyakinkan, tidak semua rekomendasi yang mereka berikan dapat dipercaya. Tidak semua saran-saran produk, pilihan politik, atau gaya hidup yang mereka promosikan murni dari hati. Mereka itu orang bayaran, kuy!
Lantas,
Bagaimana cara kita membedakan mana yang tulus dan mana yang hanya sekadar endorse? Bagaimana kita dapat melindungi diri dari modus-modus baru yang dilakukan oleh influencer?
Di Balik Rekomendasi Influencer: Mana yang Tulus, Mana yang Fulus
Ternyata kamu tidak sendirian. Masih banyak para follower ‘Bodoh’ yang terbawa atau terpengaruh demi mengikuti rekomendasi atau saran-saran tak jelas dari para Influencer yang maunya enak sendiri saja. “Mereka yang dapat untung, kitanya dapat hancur”. Dan jelas saja, mereka tidak peduli dengan apa yang mereka rekomendasikan.
Di balik rekomendasi influencer, penting menjadi pintar dalam mencari mana yang tulus, dan mana yang fulus.
Bagaimana cara kita membedakan?
1. Seberapa Kenal?
Seberapa dekatkah kamu dengan influencer tersebut? “Tidak dekat?” Tinggalkan.
Andai kamu mengikuti influencer tersebut dalam waktu yang cukup lama, kamu akan lebih mudah mengenali gaya komunikasi, pilihan, dan produk apa yang memang benar-benar ia sukai. Bisa terlihat kok bahwa ia sedang berbohong atau benar-benar dari dirinya. Tidak ada kepalsuan yang bisa di tutup-tutupi seratus persen clean.
2. Apa Nilai-Nilai yang Diusung?
Jika nilai-nilai yang diusung influencer tersebut sejalan dengan dirimu, maka kemungkinan besar rekomendasi yang diberikannya akan relevan dengan kebutuhan kamu saat ini. Cukup mudahkan. Ketika influencer tersebut transparan mengenai kerjasama dengan brand, Influencer yang jujur akan selalu mencantumkan tanda #ad atau #sponsored pada postingan yang berbayar. “Itu jika mereka bukan orang jahat.”
3. Apa sih Isi Kontennya?
Seberapa naturalkah konten tersebut? Konten yang terlalu sempurna dan tidak memiliki kekurangan cenderung justru dipertanyakan. Bisa saja hasil editan. Jika rekomendasi tidak sesuai dengan gaya hidup atau minat influencer, maka patut kamu curigai. Misalkan, jelas-jelas ia tidak makan jengkol, lalu merekomendasikan bahwa “jengkol itu enak,” sudah pasti itu Palsu.
4. Bagimana Respon dan Komentar?
Respon dan komentar patut dipertimbangkan. Baca komentar-komentar dari pengikut lainnya. Terkadang, komentar dari pengikut lain dapat memberikan informasi yang lebih objektif mengenai apa-apa yang direkomendasikan.
Waspadai komentar yang terlalu positif atau terlalu negatif. Komentar yang terlalu positif atau negatif ‘tanpa alasan yang jelas’ bisa menjadi tanda adanya kecurangan.
Bagai maling teriak maling.
5. Lihat Referensi Lainnya
Cari tahu lebih banyak tentang rekomendasi tersebut. “Bandingkan dari sumber lain.” Cari tahu reputasi brand yang bekerja sama dengan influencer tersebut. Percaya total itu berbahaya, karena tidak ada orang yang bertanggungjawab terhadap kita, selain diri sendiri. Tidak mengikuti itu bukan berarti kita tidak mendukung. Tetapi kita menjaga demi melindungi, yaitu melindungi pandangan buruk kita terhadap ini orang.
Tambahan
Yaitu dengan mengedepankan percaya kepada insting kita sendiri. Jika ada sesuatu yang terasa janggal atau tidak beres, jangan ragu untuk tidak mengikuti atau bahkan menolak dengan keras rekomendasi tersebut.
Melindungi Diri Dari Hal Yang Demikian
Bagaimana kita dapat melindungi diri dari kelakuan influencer?
Melindungi diri dari modus influencer membutuhkan kesadaran dan kehati-hatian. Sadar apa yang kita lihat, lihat dahulu apa yang kita sadari. Bisa saja itu belum tentu benar. Atau bisa saja itu benar-benar satu kebohongan yang tidak orang lain lihat dengan nyata.
Jangan tergesa-gesa dong mengikuti tren. “Take u time” untuk membandingkan berbagai pilihan produk yang tersedia di pasaran. Jika hanya ada satu tanpa ada pembanding, tentu saja itu tidak perlu di promosikan melalui influencer. Pembanding itu baik untuk mencari kelebihan dan kekurangan dari masing-masing.
Ingatlah bahwa influencer pada dasarnya penuh dengan drama dan topeng “kepalsuan yang dibenarkan” layaknya ‘iklan berjalan’. Sama seperti iklan di televisi atau radio, tujuan utama mereka adalah untuk menjual sesuatu. Jadi, jangan mudah terpengaruh oleh bujuk rayu dan promosi yang berlebihan.
Tetaplah skeptis dan ingat kamu bukan kacung nya mereka.
Bedakan Faktanya Sebelum Tertipu!
Tahukah kamu, sejahat-jahat penjahat perang sekalipun, pasti mengetahui sasaran mereka. Tapi tidak pada influencer. Mereka tidak tahu dengan pasti siapa saja yang dapat ‘terkena dampak’ atas rekomendasi, atau omon-omon mereka.
Guyonan Bapak-Bapak, menjadi bodoh itu ternyata sangat sulit, dan malahan menjadi pintar itu lebih mudah. Ini bukan bakat bawaan. Kenali itu terus menerus secara konsisten, maka kamu akan lebih tahu, tentang apa yang ‘mereka’ influencer maksudkan.
Bedakan Sebelum Kamu Tertipu!
Ada banyak cara membedakan antara rekomendasi influencer yang tulus dan yang palsu. Dengan menerapkan beberapa saran kami, dapat membuatmu menjadi followers yang freedom. Kamu lebih cerdas dari yang kamu bayangkan sebelumnya.
Jika mereka terlihat, terindikasi, atau benar adanya mereka menipu “palsu”, hanya kamu ‘Netizen’ yang bisa mengadilinya. Dan itu kepintaran kamu sebagai manusia.
Salam Dyarinotescom.