Janji, sebuah kata yang begitu sederhana namun mengandung kekuatan yang luar biasa. Ia mampu membangkitkan semangat, menumbuhkan harapan, dan menjalin ikatan. Namun, di balik keindahannya, janji juga menyimpan potensi mematikan. Ketika janji yang diucapkan tak kunjung ditepati, ia bisa menjadi derita yang menyakitkan, menghancurkan kepercayaan, dan meruntuhkan semangat untuk mereka bertahan.
Dalam perjalanan hidup, tentunya seringkali kita dapati banyak janji-janji yang tak kunjung ditepati. Paling nyata yang sering kita dengar adalah janji-janji manis para politisi saat pemilihan umum. Sebenarnya, kita ingin membahas sesuatu yang lebih personal. Kita ingin bercerita tentang bagaimana sebuah janji yang tak ditepati dapat menghancurkan semangat dan harapan seseorang.
Berikut ceritanya:
Table of Contents
Toggle
Kegigihan Bisa Membeku Ketika Janji Membisu
Sebelum masuk kedalam cerita, taukah kamu, banyak orang bisa bertahan dalam menjalani hidup. Mereka bertahan dengan membangun harapannya sendiri. Harapan yang paling banyak adalah “Berikanlah aku kemudahan”. Mereka, ingin hidup mereka dimudahkan dari segala rintangan. Tapi, kadang kita merusak harapan itu.
Kita merusak ketahanan banyak orang dengan sebuah janji “I Promise”. Satu janji bisa menjadi harapan bagi orang lain. Bagi mereka yang membutuhkan kemudahan, janji itu seperti sebuah jawaban. Ketika janji tidak ditepati, jawaban itu pun seperti penolakkan, membuat harapan hilang, dan kemampuan bertahan pun sampai pada puncaknya.
Seperti, dalam cerita:
Sebuah Janji Yang Mematikan
Mendekati dini hari tadi, kabut tipis menyelimuti kota, dan tampaknya akan hujan malam ini. Udara dingin menusuk hingga ke tulang. Dalam situasi tersebut, muncul seorang pria berjas mahal, pastinya bukan beli di situs online, bernama Andree, keluar dari sebuah restoran Padang 24 jam.
Di depan pintu, ia bertemu dengan seorang kakek tua renta berpakaian lusuh, kurus, dan menggigil kedinginan. Matanya terkadang terpejam karena kelelahan. Dalam kesadaran sesaat Andree mendekati sosok tersebut,
Menemukan Kesadaran
“Wahai orang tua, kenapa tidak pakai jaket? Dingin sekali cuaca malam ini,” tanya Andree dengan nada prihatin.
“Aku tidak punya, Tuan,” jawab kakek itu lirih. Terima kasih atas perhatianmu, tak perlu khawatir aku sudah terbiasa dengan ini.
Andreee terenyuh.
“Tunggu sebentar di sini, ya, Pak Tua. Saya akan pulang dan membawakan jaket hangat untuk Bapak.” Kakek itu mengangguk penuh syukur. Tatapan matanya memancarkan harapan yang begitu besar.
Andree berjanji akan kembali secepatnya.
Namun, siapa sangka keadaan akan berbeda dari rencana. Sesampainya di rumah, Andree disibukkan oleh panggilan tak terjawab, report yang menumpuk, dan keluh pasangan yang ingin disayang. IKN yang sedang ia tangani mengalami kendala serius “ceritanya😁”
“Waah, bakal Mangkrak ini proyek, bisa-bisa Negara rugi besar jika begini!” Desah Gen Z yang merapat ke Negara gegara koneksi orang tua.
Sepanjang malam, Andree berkutat dengan masalah pekerjaan. Sampai-sampai Janjinya pada pak tua itu perlahan terlupakan.
Esok harinya, tepatnya pagi hari, Andree baru teringat akan janjinya. Dengan perasaan bersalah, ia bergegas kembali ke tempat ia bertemu dengan Bapak tua tersebut. Namun, yang ia temukan hanyalah koran basah usang yang menutupi tubuh yang telah kaku.
Ternyata, si Bapak tua yang tadi malam telah tiada. Di sampingnya, tergeletak sebuah catatan kecil.
Menuliskan sebuah kalimat
“Saat aku tidak punya apa-apa, aku masih bisa bertahan karena aku sudah terbiasa untuk itu. Tapi, saat Tuan berjanji membantuku, aku merasa hidupku akan berubah, jawaban doaku telah tiba. Harapan itu menghangatkanku dalam penantian. Namun, harapan itu mulai lenyap, dan ini lebih menyakitkan dari dinginnya malam ini.”
Andree terdiam membeku.
Baris-baris kata dalam catatan itu merusak hatinya. Ia baru menyadari betapa besar pengaruh sebuah janji bagi orang lain. Janji yang tak ditepati tidak hanya mengecewakan, tetapi juga dapat menghancurkan harapan.
End-
Garing banget yaa 😁😁…
Apa Yang Bisa Kita Petik
Jangan pernah mengumbar janji jika tidak yakin bisa menepatinya. Sebuah janji, sekecil apapun, dapat menjadi harapan bagi orang lain. Ketika janji itu di langgar, maka yang hancur bukan hanya harapan, tetapi juga kepercayaan, kemampuan bertahan pun jadi seperti tidak ada. Ingatlah, janji yang di anggap sepele olehmu, bisa menjadi kehancuran yang buruk bagi orang lain.
Simbol-simbol
Harapan adalah kekuatan
Pernahkah kamu merasakan semangat membara ketika memiliki sebuah harapan? Harapan untuk mencapai impian, untuk mendapatkan ikatan, atau untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Namun, ketika harapan itu tak terwujud, rasa sakit yang kita rasakan pasti dalam. Oleh karena itu kamu sebagai generasi muda, harus belajar untuk bangkit dan terus bergerak apapun keadaannya.
Ingat!
Janji adalah komitmen. Ooh yaa… jadi lupa, kamu janji apa tadi malam? 😁 Senggol dong!
Salam Dyarinotescom.