Life’s Little Moments: Capturing thoughts, Healthy habits, and Connections. Embrace the moment, Join me on this journey.

Bisfenol A (BPA) di Struk Belanja, Menjadi Ancaman Serius?

Share:

Setiap kali kita berbelanja, kita secara tidak sadar membawa pulang lebih dari sekadar barang belanjaan. Struk belanja yang kita terima seringkali terbawa, walau benar itu akan berakhir di tempat sampah nantinya. Namun tahukah kamu bahwa kertas tipis tersebut dapat menjadi sumber paparan bahan kimia berbahaya? Bisfenol A (BPA), misalnya.

Bisfenol A (BPA), sebuah senyawa kimia yang sering digunakan dalam produksi plastik “galon air minummu”, juga ditemukan pada lapisan kertas thermal yang digunakan untuk mencetak struk belanja. Paparan BPA dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan.

 

Menurut beberapa pihak seeh ini tidak berbahaya. Mereka mengatakan, belum ada konsensus bahwa BPA menyebabkan diabetes atau kanker. “Belum ada sama sekali. Belum ada bukti (penelitian ilmiah) pada manusia. Yang ada hanya penelitian di lab dengan hewan.”

Sumber: https://gaya.tempo.co/read/1921322/isu-bahaya-bpa-bagi-kesehatan-ini-kata-ahli

Tapi menurut kami pribadi, justru ini sangat sangat berbahaya.

Khawatir akan dampak BPA terhadap kesehatan masyarakat, BPOM mewajibkan produsen air minum untuk mencantumkan peringatan bahaya BPA pada kemasan produk mereka. Kebijakan ini memberikan waktu transisi empat tahun bagi industri untuk beradaptasi.

Langkah ini sejalan dengan kebijakan sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Eropa yang telah lebih dulu melarang penggunaan BPA.

BPA, BPA, apa seeh itu?

 

Apa itu Bisfenol A (BPA)?

Bisfenol A (BPA) adalah senyawa kimia yang digunakan dalam pembuatan plastik polycarbonate dan epoxy resin. Senyawa ini sering ditemukan pada lapisan kertas thermal yang digunakan untuk mencetak struk belanja, dan juga sering ditemukan dalam plastik atau lapisan dalam kaleng makanan.

Ketika kertas thermal terkena panas dari mesin printer, BPA akan berpindah dari kertas ke kulit kita saat memegang struk. Jelas, memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan manusia, terutama jika itu terpapar dalam jangka panjang.

BPA bekerja dengan cara menempel pada reseptor hormon estrogen dalam tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh merespons seolah-olah ada kelebihan estrogen, meskipun sebenarnya tidak demikian. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan hormon yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

 

Dampak Bisfenol A (BPA) Berbahaya Bagi Kesehatan?

Penting untuk diingat bahwa dampak BPA dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti: Semakin tinggi dosis paparan, semakin besar risikonya. Bisa juga karena paparan jangka panjang lebih berisiko dibandingkan paparan jangka pendek, dan anak-anak serta bayi lebih rentan terhadap dampak BPA karena sistem tubuh mereka masih berkembang. Kerentanan individu terhadap dampak BPA juga dipengaruhi oleh faktor genetik.

Apa dampak BPA terhadap kesehatan?

 

1. Gangguan Sistem Endokrin

Bisfenol A (BPA) sering disebut sebagai ‘peniru hormon’ atau endocrine disruptor. Senyawa kimia ini memiliki struktur molekul yang mirip dengan hormon estrogen pada tubuh manusia. Akibatnya, BPA dapat berikatan dengan reseptor estrogen dalam sel tubuh, seolah-olah ia adalah hormon estrogen asli.

Hal ini mengganggu keseimbangan hormonal alami tubuh dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Mulai dari gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak, masalah kesuburan pada orang dewasa, hingga peningkatan risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung.

Dampak jangka panjang dari gangguan hormonal akibat paparan BPA dapat sangat luas, memengaruhi berbagai sistem organ dalam tubuh, termasuk sistem reproduksi, saraf, dan kekebalan tubuh.

 

2. Masalah Reproduksi

Bisfenol A (BPA) memiliki dampak yang signifikan terhadap sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita. Pada pria, BPA dapat mengganggu produksi sperma, mengurangi jumlah dan kualitas sperma, serta menurunkan kadar testosteron. Hal ini dapat menyebabkan infertilitas atau kesulitan untuk membuahi sel telur.

Pada wanita, BPA dapat mengganggu ovulasi, yaitu proses pelepasan sel telur dari indung telur. Selain itu, BPA juga dapat memengaruhi kualitas sel telur, sehingga mengurangi peluang terjadinya pembuahan. Lebih lanjut, paparan BPA selama kehamilan dapat menimbulkan berbagai risiko, seperti keguguran, kelahiran prematur, dan bayi lahir dengan berat badan rendah.

BPA juga dapat mengganggu perkembangan organ reproduksi janin, meningkatkan risiko cacat lahir pada sistem reproduksi, dan memengaruhi perkembangan hormon seks pada janin.

 

3. Perkembangan Otak

Paparan Bisfenol A (BPA) pada anak-anak telah menjadi perhatian serius para ahli kesehatan. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar BPA sejak dini lebih rentan mengalami masalah perilaku seperti hiperaktivitas, gangguan defisit perhatian (ADHD), gangguan belajar, dan bahkan gangguan spektrum autisme.

BPA dapat mengganggu perkembangan otak janin yang sedang pesat, khususnya pada bagian yang mengatur perilaku, emosi, dan kemampuan belajar. Akibatnya, anak-anak yang terpapar BPA sejak dalam kandungan atau masa bayi berpotensi mengalami gangguan neurologis yang dapat memengaruhi kemampuan kognitif, sosial, dan emosional mereka di kemudian hari.

Selain itu, beberapa penelitian juga mengaitkan paparan BPA dengan penurunan IQ pada anak-anak.

 

4. Peningkatan Risiko Penyakit Kronis

Paparan Bisfenol A (BPA) telah di kaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit kronis. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara paparan BPA dengan peningkatan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker payudara dan prostat.

Mekanisme yang mendasari hal ini masih terus di teliti, namun diduga BPA dapat mengganggu keseimbangan hormon dan memicu pertumbuhan sel kanker. Selain itu, BPA juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung melalui beberapa mekanisme, seperti meningkatkan tekanan darah, memicu peradangan dalam pembuluh darah, dan mempercepat pembentukan plak aterosklerotik.

Paparan BPA juga di kaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan resistensi insulin, kondisi di mana tubuh menjadi kurang sensitif terhadap hormon insulin. Hal ini dapat memicu lonjakan kadar gula darah dan meningkatkan risiko komplikasi diabetes.

Lebih lanjut, beberapa studi epidemiologi menunjukkan korelasi antara paparan BPA dengan peningkatan berat badan dan obesitas. Mekanisme yang menghubungkan BPA dengan obesitas masih belum sepenuhnya di pahami, namun di duga terkait dengan gangguan pada sistem endokrin yang mengatur metabolisme energi.

 

5. Masalah Kesehatan Lainnya

Bisfenol A (BPA) tidak hanya mengganggu sistem endokrin, tetapi juga memiliki dampak negatif pada organ vital lainnya. Paparan BPA dalam jangka panjang dapat mengganggu fungsi kelenjar tiroid, yang berperan penting dalam mengatur metabolisme tubuh.

Gangguan ini dapat menyebabkan hipotiroidisme atau hipertiroidisme, kondisi di mana kelenjar tiroid menghasilkan hormon terlalu sedikit atau terlalu banyak. Selain itu, BPA juga dapat merusak fungsi hati. Hati merupakan organ penting yang berfungsi untuk mendetoksifikasi tubuh.

Paparan BPA secara terus-menerus dapat membebani kerja hati dan menyebabkan kerusakan sel hati, yang pada akhirnya dapat mengganggu fungsi hati dalam memproses zat-zat berbahaya dalam tubuh.

 

Jadi Solusinya Apa

Paparan Bisfenol A (BPA) melalui struk belanja memang perlu di waspadai. Meskipun upaya yang kita lakukan dapat mengurangi risiko paparan BPA, pencegahan terbaik adalah dengan meminimalisir penggunaan struk kertas dan beralih ke metode transaksi yang lebih ramah lingkungan. Minimalisir risiko paparan dengan melakukan hal berikut, misalnya:

 

1. Tolak Struk atau Minimalkan Kontak

Cara paling efektif adalah dengan menolak struk belanja. Jika memang di perlukan bukti transaksi, kamu bisa saja meminta struk di kirimkan melalui email atau di simpan secara digital oleh pihak toko. Usahakan untuk meminimalkan kontak langsung antara struk dengan kulit, terutama bagian tangan yang sering menyentuh wajah atau mulut.

 

2. Cuci Tangan atau Simpan di Tempat Tertutup

Setelah memegang struk, segera cuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk menghilangkan residu BPA yang mungkin menempel pada kulit. Jika andaikan penting banget neeh struk atau perlu menyimpan struk, simpanlah di dalam amplop atau wadah tertutup untuk mencegah kontak langsung dengan benda lain.

 

3. Hindari Menyimpan di Dompet atau Gunakan Tinta Tidak Berbahaya

Jangan menyimpan struk di dalam dompet bersama dengan uang atau kartu, karena hal ini dapat menyebabkan perpindahan BPA ke benda-benda tersebut. Untuk bisnis, pertimbangkan untuk menggunakan tinta printer yang tidak mengandung BPA untuk mencetak struk.

 

Tambahan

Beralih ke transaksi digital yang lebih praktis dan aman!

Dengan menggunakan pembayaran melalui aplikasi atau kartu tanpa kontak, kita tidak hanya mengurangi penggunaan struk kertas yang mengandung BPA, tetapi juga menikmati kemudahan transaksi tanpa perlu membawa uang tunai. Selain itu, transaksi digital juga lebih aman karena mengurangi risiko kehilangan uang atau kartu.

 

Itu Pada Struk Belanja. Bagaimana Dengan Benda Lain?

Struk belanja hanyalah salah satu contoh kecil dari banyak produk yang mengandung Bisfenol A (BPA). Bahan kimia ini secara luas di gunakan dalam industri kemasan, plastik, dan berbagai produk konsumen lainnya. Mulai dari botol bayi, peralatan makan, hingga lapisan dalam kaleng makanan, potensi paparan BPA dalam kehidupan sehari-hari sangatlah tinggi.

Harusnya, Industri juga perlu di ingatkan dalam penggunaan bahan yang mengandung Bisfenol A (BPA). Bukan hanya berorintasi pada keuntungan dan omset semata, tapi juga menjaga kepentingan konsumen, seperti: kesehatan pengguna dan ramah lingkungan. Demi keberlanjutan dan Itupun jika mereka memiliki rasa tanggung jawab.

 

Salam Dyarinotescom.

Related Posts:

Jangan Lewatkan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Life’s Little Moments: Capturing Thoughts, Healthy Habits, and Connections. Embrace the Moment.

Join Me On This Journey.