Buusett, plot twist macam apa lagi nih? Belakangan ini, jagat maya dihebohkan dengan desas-desus revisi sejarah yang bikin dahi berkerut dan hati bertanya-tanya. Ibarat lagi asyik nonton drama, eh tiba-tiba ada adegan yang out of character banget dari alur cerita yang kita kenal.
Apa benar lembaran-lembaran masa lalu yang sudah terukir rapi kini jadi sasaran βeditβ dadakan?
Pertanyaan itu kemudian merembet dan menimbulkan beragam spekulasi. Mulai dari yang santai-santai sampai yang bernada konspirasi theory. Kok bisa-bisanya sih sejarah yang seharusnya jadi pegangan dan cermin masa lalu, malah jadi bahan obrak-abrik?
Ada agenda tersembunyi apa di balik semua ini? Jangan sampai nih, apa yang kita tahu dan yakini selama ini, ternyata cuma prank besar yang bikin kita semua salfok!
Revisi Sejarah? Yang betul sajalah!
Sekali itu kita lakukan maka di kemudian hari, orang akan melakukan hal yang sama, dengan alasan: “Kami terinspirasi, dan ternyata: mengganti sejarah itu bisa dong”.
Misteri di Balik Revisi Sejarah yang Bikin Geleng-Geleng Kepala
Mungkin pertanyaan terbesar yang muncul di benak kita semua adalah: apa urgensinya sejarah diubah? Apakah ada fakta baru yang sedemikian revolusioner sehingga harus mengikis narasi yang sudah terbangun puluhan, bahkan ratusan tahun?
Atau jangan-jangan, ini cuma upaya untuk memoles citra, membangun legitimasi, atau bahkan menghilangkan jejak-jejak yang kurang sedap dipandang? Bikin geleng-geleng kepala sih, kalau memang ada motif tersembunyi di balik manuver ini.
Sejarah, sejatinya adalah sebuah refleksi, bukan lukisan yang bisa diubah-ubah sesuka hati pelukisnya.
Cerita Dulu
Sepanjang sejarah peradaban, praktik mengubah atau menginterpretasi ulang sejarah bukanlah hal baru. Ambil contoh di Mesir Kuno, ada upaya-upaya untuk menghapus nama-nama firaun tertentu dari catatan sejarah setelah mereka meninggal, biasanya karena dianggap tidak disukai atau ingin dihapus warisannya.
Salah satunya adalah Akhenaten, firaun yang mencoba memperkenalkan monoteisme, yang setelah kematiannya, nama dan gambarnya dihapus dari banyak monumen oleh para penerusnya yang kembali ke politeisme tradisional. Ini adalah contoh nyata ‘ghosting’ terhadap sejarah.
Kemudian,
Ada juga dinasti Qin di Tiongkok yang terkenal dengan kebijakan “membakar buku dan mengubur para sarjana.” Tujuannya jelas, untuk memusnahkan catatan sejarah dan pemikiran yang tidak sejalan dengan ideologi mereka, demi membangun narasi baru di bawah kekuasaan mereka.
Di era yang lebih modern, Uni Soviet di bawah Stalin juga dikenal sering merevisi foto dan buku sejarah untuk menghilangkan jejak tokoh-tokoh yang sudah dianggap “musuh negara.” Ini menunjukkan bahwa upaya “merapikan” sejarah demi kepentingan politik memang sudah terjadi sejak jaman old.
Plot Twist Sejarah, Ketika Fakta Lama Jadi ‘Hoax’ Baru. Jadi Apa Langkah?
Ketika fakta lama terancam jadi ‘hoax’ baru, atau setidaknya dipertanyakan kebenarannya, lantas apa langkah kita sebagai masyarakat? Haruskah kita diam saja atau bersuara lantang? Jadi rakyat bodoh dong jika hanya diam! Tentu saja, kita tidak bisa hanya nongkrong santai sambil ngopi.
Sebut saja langkah yang bisa kita ambil untuk menyikapi plot twist sejarah ini, ini misal:
Dengan,
1. Selalu Cross-Check Informasi
Cari Tahu Kebenaran!
Jangan langsung telan mentah-mentah setiap informasi yang beredar. Kita harus aktif mencari data, membandingkan berbagai sumber, dan cross-check fakta dari berbagai sudut pandang yang kredibel. Ingat, informasi itu power, tapi informasi yang valid itu super power.
2. Jadilah Think Smart
Kritis dan Analitis!
Jangan mudah baper atau termakan opini yang emosional. Gunakan akal sehat dan pertimbangkan argumen secara logis. Pertanyakan motif di balik perubahan, dan cari tahu siapa yang diuntungkan atau dirugikan dari narasi baru tersebut. Ini saatnya kita level up kemampuan berpikir kritis.
3. Tetap Spill The Tea
Berdayakan Diskusi Publik!
Jangan takut untuk berdiskusi, berbagi pandangan, dan menyuarakan kegelisahan. Forum-forum diskusi, baik online maupun offline, bisa jadi wadah untuk spill the tea tentang kejanggalan ini dan membangun konsensus kolektif.
4. Support The Real Deal
Dukung Riset Sejarah Independen!
Memberikan dukungan pada para sejarawan, peneliti, dan lembaga independen yang berupaya menggali dan menyajikan kebenaran sejarah tanpa intervensi pihak mana pun. Mereka adalah the real deal yang harus kita apresiasi.
5. Be a Trendsetter
Edukasi Diri dan Orang Lain!
Sebarkan kesadaran akan pentingnya menjaga integritas sejarah. Dengan mengedukasi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita, kita bisa menjadi trendsetter dalam menjaga keaslian narasi sejarah dari upaya manipulasi.
Ini bukan waktunya untuk diam-diam bae. Ini adalah saatnya kita sebagai pemilik negeri untuk mengambil peran aktif dalam menjaga kebenaran narasi sejarah dari upaya framing atau gaslighting pihak-pihak tertentu, misalnya.
Bisa?
Sejarah Kita di-Ghosting? Kenapa Tiba-Tiba Diubah Tanpa Babibu!
Perubahan sejarah yang mendadak, seolah-olah sejarah kita di-ghosting tanpa babibu (basa-basi), memang jadi sorotan tajam para sejarawan dunia. Salah satu sejarawan di warung kopi yang beberapa waktu lalu kami temui, pernah menyoroti fenomena ini.
Beliau berpendapat, “Setiap upaya sistematis untuk mengubah narasi sejarah yang sudah mapan, terutama jika itu dilakukan tanpa transparansi dan justifikasi yang kuat, patut dicurigai.” Menurutnya, sejarah bukanlah dongeng yang bisa diceritakan ulang sesuai selera.
“Sejarah adalah hasil dari interpretasi bukti, dan proses interpretasi itu haruslah terbuka untuk kritik dan revisi berbasis bukti baru, bukan atas dasar kepentingan sesaat atau politik,” tegas Bapak tadi.
Ia menambahkan bahwa upaya “dekonstruksi” sejarah tanpa landasan ilmiah yang kuat berpotensi besar untuk menciptakan disinformasi dan memecah belah masyarakat dengan merusak pondasi identitas kolektif.
Geger Sejarah. Revisi Dadakan Bikin Kita Salfok!
Akhirnya,
Kita semua jadi salfok dengan geger sejarah yang satu ini. Revisi dadakan ini memang bikin kita bertanya-tanya, ada apa sebenarnya? Namun, di tengah semua kebingungan ini, ada satu hal yang patut kita ingat. Sejarah adalah guru terbaik, dan Jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Kita boleh terkejut, boleh bertanya, dan bahkan boleh berdebat. Namun, jangan sampai perdebatan ini membuat kita lupa akan esensi sejarah itu sendiri. Sebuah catatan perjalanan, sebuah pembelajaran, dan sebuah pengingat.
Harus-nya: Kita kawal bersama kebenaran sejarah, karena: *Sejarah adalah saksi waktu, cahaya kebenaran, kehidupan memori, guru kehidupan, dan utusan masa lalu*. Jaga sejarah kita, jangan sampai ada yang coba-coba ghosting fakta di dalamnya.
Yuk, kita stand for the truth!
Salam Dyarinotescom.