Life’s Little Moments: Capturing thoughts, Healthy habits, and Connections. Embrace the moment, Join me on this journey.

Perjalanan Isra Mikraj

Share:

Follow Us

Dukungan Terbaikmu

Terbaru

Yang disarankan

Masterpiece

Menarik untuk kamu

Tanpa disadari kita masyarakat terkadang menggabungkan Isra Mikraj menjadi satu peristiwa yang sama. Padahal sebenarnya Isra dan Mikraj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad “diberangkatkan” oleh Allah. dari Masjidilharam hingga Masjidilaqsa.

Lalu dalam Mikraj Nabi Muhammad dinaikkan ke langit sampai ke Sidratulmuntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini, dia mendapat perintah langsung dari Allah. untuk menunaikan salat lima waktu.

Riwayat tentang perjalanan malam nabi dan diangkatnya dia ke langit untuk bertemu langsung dengan Allah dan menerima perintah kewajiban salat di lima waktu terdapat dalam Kitab Hadis Sahih milik Imam Muslim:

“… Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku telah di datangi Burak. Yaitu seekor binatang yang berwarna putih, lebih besar dari keledai tetapi lebih kecil dari bighal. Ia merendahkan tubuhnya sehingga perut burak tersebut mencapai ujungnya.”

Dia bersabda lagi: “Maka aku segera menungganginya sehingga sampai ke Baitulmaqdis.” Dia bersabda lagi: “Kemudian aku mengikatnya pada tiang masjid sebagaimana yang biasa di lakukan oleh para nabi. Sejurus kemudian aku masuk ke dalam masjid dan mendirikan salat sebanyak dua rakaat.

Setelah selesai aku terus keluar, tiba-tiba aku didatangi oleh Jibril dengan membawa semangkuk arak dan semangkuk susu, dan aku pun memilih susu. Lalu Jibril berkata, ‘Kamu telah memilih fitrah’.

Lalu Jibril membawaku naik ke langit. 

Ketika Jibril meminta agar di bukakan pintu, maka ditanyakan, ‘Siapakah kamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Jibril’. Ditanyakan lagi, ‘Siapa yang bersamamu?’ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Jibril ditanya lagi, ‘Apakah dia telah diutus? ‘ Jibril menjawab, ‘Ya, dia telah di utus.’ Maka, dibukalah pintu untuk kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Adam, dia menyambutku serta mendoakanku dengan kebaikan.

Lalu, aku di bawa naik ke langit kedua. Jibril lalu minta supaya di bukakan pintu. Lalu di tanyakan lagi, ‘Siapakah kamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Jibril’. Jibril ditanya lagi, ‘Siapa yang bersamamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Muhammad.’ Jibril ditanya lagi, ‘Apakah dia telah diutuskan? ‘ Jibril menjawab, ‘Ya, dia telah di utuskan’. Pintu pun di bukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria, mereka berdua menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan.

Aku dibawa lagi naik langit ketiga. Jibril pun meminta supaya di bukakan pintu. Lalu di tanyakan, ‘Siapakah kamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Jibril’. Jibril ditanya lagi, ‘Siapakah bersamamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Muhammad’. Jibril ditanya lagi, ‘Apakah dia telah di utuskan? ‘ Jibril menjawab, ‘Ya, dia telah diutuskan’. Pintu pun di bukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Yusuf alaihi salam, ternyata dia telah di karuniakan dengan kedudukan yang sangat tinggi. Dia terus menyambut aku dan mendoakan aku dengan kebaikan.

Aku di bawa lagi naik ke langit ke empat. Jibril pun meminta supaya di bukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi, ‘Siapakah kamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Jibril’. Jibril di tanya lagi, ‘Siapakah bersamamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Muhammad’. Jibril di tanya lagi, ‘Apakah dia telah di utuskan? ‘ Jibril menjawab, ‘Ya, dia telah di utuskan’. Pintu pun di bukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Idris alaihi salam, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Allah berfirman: ‘(…dan kami telah mengangkat ke tempat yang tinggi derajatnya).

Aku di bawa lagi naik ke langit ke lima. Jibril lalu meminta supaya di bukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi, ‘Siapakah kamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Jibril’. Jibril di tanya lagi, ‘Siapakah bersamamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Muhammad’. Jibril di tanya lagi, ‘Apakah dia telah di utuskan? ‘ Jibril menjawab, ‘Ya, dia telah di utuskan’. Pintu pun di bukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Harun alaihi salam, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan.

Aku di bawa lagi naik ke langit ke enam. Jibril lalu meminta supaya di bukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi, ‘Siapakah kamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Jibril’. Jibril di tanya lagi, ‘Siapakah bersamamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Muhammad’. Jibril di tanya lagi, ‘Apakah dia telah di utuskan? ‘ Jibril menjawab, ‘Ya, dia telah di utuskan’. Pintu pun di bukakan kepada kami. Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Musa, dia terus menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan.

Aku di bawa lagi naik ke langit ke tujuh. Jibril meminta supaya di bukakan. Kedengaran suara bertanya lagi, ‘Siapakah kamu? ‘ Jibril menjawabnya, ‘Jibril’. Jibril di tanya lagi, ‘Siapakah bersamamu? ‘ Jibril menjawab, ‘Muhammad’. Jibril di tanya lagi, ‘Apakah dia telah di utuskan? ‘ Jibril menjawab, ‘Ya, dia telah di utuskan’. Pintu pun di bukakan kepada kami.

Tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Ibrahim alaihi salam, dia sedang berada dalam keadaan menyandar di Baitulmakmur. Keluasannya setiap hari bisa memasukkan tujuh puluh ribu malaikat. Setelah keluar, mereka tidak kembali lagi kepadanya (Baitulmakmur).

Kemudian Di bawa ke Sidratulmuntaha.

Daun-daunnya besar seperti telinga gajah dan ternyata buahnya sebesar tempayan.” Dia bersabda: “Ketika dia menaikinya dengan perintah Allah, maka sidrah muntaha berubah. Tidak seorang pun dari makhluk Allah yang mampu menggambarkan keindahannya karena indahnya. Lalu, Allah memberikan wahyu kepada dia dengan mewajibkan salat lima puluh waktu sehari semalam.

Lalu aku turun dan bertemu Nabi Musa alaihi salam, dia bertanya, ‘Apakah yang telah di fardukan oleh Tuhanmu kepada umatmu? ‘ Dia bersabda: “Salat lima puluh waktu’. Nabi Musa berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan karena umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Aku pernah mencoba Bani Israil dan menguji mereka’. Dia bersabda: “Aku kembali kepada Tuhan seraya berkata, ‘Wahai Tuhanku, berilah keringanan kepada umatku’. Lalu Allah subhanahu wata’ala. mengurangkan lima waktu salat dari dia’.

Lalu aku kembali kepada Nabi Musa dan berkata, ‘Allah telah mengurangkan lima waktu salat dariku’. Nabi Musa berkata, ‘Umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi’. Dia bersabda: “Aku masih saja bolak-balik antara Tuhanku dan Nabi Musa, sehingga Allah berfirman: ‘Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan lima waktu sehari semalam.

Setiap salat fardu di lipatgandakan dengan sepuluh kali lipat. Maka itulah lima puluh salat fardu. Begitu juga barang siapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, niscaya akan di catat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka di catat sepuluh kebaikan baginya.

Sebaliknya, barang siapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya, niscaya tidak di catat baginya sesuatu pun. Lalu, jika dia mengerjakannya, maka di catat sebagai satu kejahatan baginya’.

Aku turun hingga sampai kepada Nabi Musa, lalu aku memberitahu kepadanya. Dia masih saja berkata, ‘Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan’. Aku menjawab, ‘Aku terlalu banyak berulang-ulang kembali kepada Tuhanku, sehingga menyebabkanku malu kepada-Nya’.”

Sumber:  Shahih Muslim, Kitab Iman, Bab Isra’ Rasulullah ke langit, hadits nomor 234.

Related Posts:

Jangan Lewatkan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Life’s Little Moments: Capturing Thoughts, Healthy Habits, and Connections. Embrace the Moment.

Join Me On This Journey.