Food Waste, atau sampah makanan, bukan hanya tentang membuang sisa nasi atau lauk pauk. Di balik cueknya kita, terdapat pola pikir dan kebiasaan yang mengakar dalam keseharian, yaitu gaya hidup kita yang kurang menghargai atau menyiakan makanan.
Mereka ‘orang-orang yang terbiasa membuang sisa makanan’ tahunya hanya sebatas “Jika makanan masih tersisa, kami buang saja, tooh esok hari akan kami beli kembali”. Tanpa memiliki kesadaran bahwa makanan itu sangat berharga ditempat-tempat orang membutuhkannya.
Table of Contents
Toggle
Lebih Dari Sekedar Membuang Sisa Makanan
Di Negeri ini, food waste diperkirakan mencapai 20-40 juta ton per tahun. Angka ini setara dengan sepertiga dari total produksi beras nasional. Lebih dari itu, food waste juga menjadi ironi di tengah masih banyaknya orang yang kelaparan. Dan tahukah kamu, masih terdapat 22 juta kk yang mengalami kerawanan pangan.
Dampak food waste tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga berbahaya bagi lingkungan. Membuang makanan sisa berarti menyia-nyiakan Sumber Daya Alam (SDA) yang berharga, lho! Bayangkan, pemborosan air, tanah, dan energi yang digunakan untuk memproduksi makanan tersebut terbuang sia-sia.
Kesadaran diri untuk lebih peduli.
Food waste ini juga tentang kesadaran. Kesadaran pada gaya hidup yang kita jalani seperti apa. Menghargai makanan sebagai sumber daya yang berharga, atau kesadaran untuk bertanggung jawab atas apa yang kita konsumsi.
Food Waste Sebagai Satu Kesadaran
Kesadaran ini dapat mengubah perilaku, lifestyle, dan kebiasaan kita dalam membeli, menyimpan, mengolah, dan mengonsumsi makanan. In bukan hanya masalah sepele. Dampaknya meluas, mulai dari ekonomi, lingkungan, hingga ketidakadilan sosial.
Makanan yang terbuang sia-sia berarti kehilangan nilai ekonomi dari seluruh proses produksinya, “budidaya, panen, pengolahan, hingga distribusi”. Kita sebagai konsumen mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli makanan, terutama jika harga pangan naik akibat food waste. Tentu saja ini merugikan petani dan pelaku usaha. Petani dan pelaku usaha di sektor pangan mengalami kerugian finansial akibat penurunan permintaan dan kelebihan pasokan yang disebabkan oleh food waste.
Food waste yang membusuk di tempat pembuangan akhir (TPA) misalnya, menghasilkan gas metana yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan dalam budidaya makanan yang “kamu buang sia-sia” dapat merusak ekosistem dan membahayakan kehidupan manusia.
Disana masih banyak orang yang kelaparan.
Di saat yang sama banyak orang masih kelaparan, food waste menunjukkan ketidakadilan dalam distribusi pangan. Saat ini, masyarakat miskin semakin sulit mengakses makanan karena kenaikan harga pangan yang disebabkan oleh food waste. Food waste dapat memicu krisis pangan di masa depan, terutama jika tidak diatasi dengan serius.
Meskipun kita mungkin merasa memiliki keterbatasan dalam membuat perubahan besar, sebagai individu, kita tetap memiliki peran penting dalam mengatasi food waste. Kita dapat memulai dengan langkah-langkah kecil yang mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah Kecil Yang Bisa Kita Lakukan
Setiap tindakan kita, sekecil apa pun, bagaikan riak air yang menciptakan gelombang perubahan. Begitu pula dengan pengelolaan makanan. Food waste, atau sampah makanan, bukan sekadar sisa yang dibuang, melainkan bom waktu yang mengancam ketahanan pangan, kesehatan planet, dan masa depan generasi penerus.
Dampak food waste bagaikan benang kusut yang merugikan ekonomi, merusak lingkungan, dan memperparah ketidakadilan. Bayangkan triliunan rupiah terbuang percuma, lautan plastik yang tercemar, dan jutaan orang kelaparan di tengah melimpahnya makanan.
Mengatasi food waste adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya segelintir orang. Kita semua, dari individu, rumah tangga, hingga pemerintah, harus bahu membahu dalam upaya ini. Setiap langkah kecil, seperti membeli secukupnya, menyimpan makanan dengan benar, dan mengolah sisa makanan, bagaikan benang kecil yang dirajut menjadi kain perubahan.
1. Belilah secukupnya
Hentikan kebiasaan membeli berlebihan dan membuang-buang makanan! Pedulilah dengan dampak buruk food waste terhadap lingkungan dan kelestarian pangan. Belanjalah secukupnya, sesuai dengan kebutuhan dan jumlah anggota keluarga.
Rencanakan menu makanan tiga sampai lima hari sekali dan buatlah daftar belanja yang detail. Hindari godaan diskon dan promo, yang seringkali membuat kita membeli lebih banyak dari yang dibutuhkan.
Aku, secukupnya.
Di piring makan, ambillah porsi yang sesuai dengan kemampuan makanmu. Ingat, selalu lebih baik mengambil sedikit dan menambah jika masih lapar daripada membuang makanan yang tidak termakan. Habiskan makanan di piringmu dan syukuri itu.
Dengan membeli dan mengonsumsi makanan secukupnya, kita telah mengambil langkah kecil namun signifikan dalam mengatasi food waste. Mari jadikan kebiasaan ini sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan bertanggung jawab.
2. Simpan makanan dengan benar
Rahasia makanan yang selalu segar dan lezat? Gunakan wadah kedap udara! Wadah ini bagaikan benteng yang melindungi makanan dari serangan udara, yaitu oksidasi dan bakteri, yang dapat menyebabkan kerusakan dan pembusukan.
Pilihlah wadah yang tepat untuk setiap jenis makanan.
Untuk sayuran dan buah-buahan, gunakan wadah plastik atau kaca dengan ventilasi kecil untuk menjaga kelembapan. Untuk daging dan ikan, gunakan wadah kedap udara yang kuat dan tahan bocor. Dan untuk makanan kering, seperti kacang-kacangan dan tepung, gunakan wadah kedap udara yang rapat untuk mencegah hama dan serangga.
Simpan makanan di tempat yang sesuai.
Kulkas adalah tempat ideal untuk menyimpan makanan segar, seperti sayuran, buah-buahan, daging, dan produk susu. Lemari es cocok untuk menyimpan makanan yang sudah di masak dan makanan siap saji. Dan untuk makanan kering, seperti kacang-kacangan, beras, dan tepung, simpan di tempat yang sejuk, kering, dan jauh dari sinar matahari langsung.
3. Mengolah makanan menjadi Sesuatu
Buang kebiasaan mager dan rasa bosan pada potongan sisa makanan! Ubah tantangan food waste menjadi petualangan kuliner yang seru kala kamu berada di dapur.
Kreativitas adalah kunci Do.
Manfaatkan sisa bahan makanan menjadi hidangan baru yang tak terduga. Sisa nasi bisa di jadikan pakan ternak. Daging sisa irisan bisa di ubah menjadi isian lezat untuk risoles, dan masih banyak lagi lainnya.
Tak hanya hemat dan ramah lingkungan, memasak sejatinya dapat mengasah kemampuan kuliner. Ciptakan resep baru, bagikan itu, tunjukkan kita dapat mengubah food waste menjadi hidangan yang tak hanya lezat, tetapi juga memutar kreatifitas.
4. Donasikan sebagian kepada yang membutuhkan
Tahukah kamu, kebaikan bisa menjadi ganda?
Dengan membantu orang lain dan mengurangi food waste secara bersamaan, kita dapat menciptakan dampak positif yang berlipat ganda bagi masyarakat dan lingkungan. Sisikah sebagian makanan kepada mereka yang membutuhkan.
Ada banyak organisasi dan komunitas yang bekerja untuk membantu orang-orang yang mengalami kerawanan pangan. Sumbangkan makanan ke dapur umum, bank makanan, atau panti asuhan. Kamu juga dapat berbagi makanan kepada tetangga atau teman agar menjaga silaturahmi.
Daur ulang sisa makanan.
Sisa makanan yang tidak dapat di bagikan dapat di olah menjadi kompos yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman. Kompos dapat di gunakan di kebun rumah, di sumbangkan ke komunitas taman, atau di jual ke petani lokal.
Bergabung bersama gerakan anti food waste.
Komunitas dapat meningkatkan kesadaran tentang food waste dan mencari solusi untuk mengatasinya. Bergabunglah dengan komunitas online atau offline untuk belajar lebih banyak tentang food waste dan berkontribusi dalam upaya pengurangannya. Jikat tak ada, buat saja.
Apa Yang Bisa Kita Petik
Bayangkan, setiap butir nasi yang kamu makan, setiap tetes air yang di hemat, dan setiap hektar lahan yang kamu secara tidak langsung lestarikan. Dengan mengurangi food waste, kita bukan hanya menyelamatkan makanan, tetapi juga menyelamatkan sirkulasi.
Langkah kecil kita, seperti membeli secukupnya, menyimpan makanan dengan benar, dan mengolah sisa makanan menjadi hidangan baru, dapat memberikan dampak yang besar. Setidaknya mengurangi emisi gas rumah kaca, menjaga ketahanan pangan, dan membantu orang-orang yang kelaparan di seluruh dunia.
Jadikan pengurangan food waste sebagai gaya hidup. Gaya hidup yang orang baik lakukan. Mereka melakukan perubahan untuk menjaga dunia ini. Apa itu? Melakukan perubahan pada diri sendiri.
Ketahuilah ternyata Alam telah hidup sejak kita belum ada, sehingga ia cukup bijaksana untuk mengajarkan kita tentang menghargai anugerah kehidupan melebihi orang yang kamu anggap pintar.
Salam Dyarinotescom.