Nah Lo! Kelihatan Sepele, Tapi Punya Impact Buruk

  • Post author:
  • Post category:Lifestyle
  • Post last modified:Desember 11, 2024
  • Reading time:13 mins read
You are currently viewing Nah Lo! Kelihatan Sepele, Tapi Punya Impact Buruk

Pernah merasa hari-harimu terasa begitu singkat, padahal banyak hal yang belum selesai? Atau mungkin kamu sering merasa lelah dan kurang berenergi, meski sudah tidur cukup? Nah! jangan-jangan, kamu sedang terjebak dalam perangkap kebiasaan sehari-hari yang kelihatan sepele, tapi punya impact atau dampak buruk yang luas.

Gak percaya?

Dari kebiasaan doomscrolling yang membuatmu larut dalam berita negatif tanpa henti, hingga procrastination yang menunda-nunda pekerjaan sampai detik terakhir, kebiasaan-kebiasaan ini mungkin terdengar biasa, namun jika dibiarkan, bisa menggerogoti produktivitas, kesehatan, dan bahkan awal dari kantong bolong. 🙄

Tulisan ini, kita akan mengupas tentang: tujuh kebiasaan yang sering dianggap sepele, namun punya dampak buruk yang perlu kita semua waspadai, “impact buruk yang luas”. Mulai dari micro spending yang menguras dompet secara perlahan, hingga overthinking yang membuatmu stres berlebihan.

Kita akan bahas satu per satu bagaimana kebiasaan-kebiasaan ini bisa merugikanmu, dan apa saja yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya. Yuk, simak artikel ini sampai habis untuk menemukan manfaat dan menjalani hidup yang berkualitas!

 

Tujuh Kebiasaan yang Sering Dianggap Sepele

Sungguh kita ini manusia yang punya banyak kelemahan, yaa. Dan kelemahan yang paling buruk dari kita itu ialah melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk. Diperparah lagi, kita seringkali malah menganggap itu sesuatu yang sepele, bahkan membenarkan tindakan tersebut.

Si kepala batu 🙄…

Ketika di ingatkan atau di beri nasihat, alih-alih merenung, kita justru marah dan defensif.  “Kok nge-gas!” Seakan-akan tidak mau menerima kebenaran, tidak paham akan impact nya, malah dijadikan musuh terbesar di pajangan. Sikap penyangkalan diri inilah yang seringkali menjadi penghalang bagi kita untuk berubah menjadi lebih baik.

Nah, lho. Apa saja itu?

Sebut saja:

 

1. Mindless Snacking

Apa itu Mindless Snacking, dan bagaimana mengatasinya?

Mindless snacking itu, kayak lagi autopilot saat makan. Kamu ngemil tanpa sadar, tanpa benar-benar menikmati makanan, dan seringkali berlebihan. Jadi, kamu makan banyak tanpa merasa kenyang karena pikiranmu lagi sibuk dengan hal lain. Misalnya, ngemil sambil nonton drakor atau main game.

 

Cara Mengatasi?

Nah, kebiasaan ini bisa bikin berat badan naik, nutrisi enggak seimbang, dan bikin kamu kurang produktif. Tapi tenang, ada kok cara ngatasinya!

Pertama, sadari dulu kebiasaanmu. Perhatikan kapan dan kenapa kamu sering ngemil. Kedua, siapin camilan sehat di rumah, seperti buah-buahan, kacang-kacangan, atau yogurt. Ketiga, makan dengan penuh kesadaran. Nikmati setiap gigitan makananmu, rasakan tekstur dan rasanya. Terakhir, cari kegiatan alternatif selain ngemil saat bosan, misalnya baca buku, olahraga ringan, atau ngobrol sama teman.

Dengan begitu, kamu bisa mengurangi kebiasaan mindless snacking dan hidup lebih sehat!

 

2. Procrastination

Apa itu Procrastination, dan bagaimana mengatasinya?

Pernah gak sih, kamu punya deadline besok, tapi malah sibuk main game atau nonton drakor? Atau, tugas menumpuk di meja, tapi kamu lebih memilih ngemil sambil rebahan? Kalau iya, berarti kamu lagi ngalamin yang namanya procrastination atau menunda-nunda pekerjaan.

 

Cara Mengatasi?

Procrastination itu kayak penyakit menular yang bikin kita sulit fokus sama hal-hal penting. Padahal, menunda-nunda pekerjaan cuma bikin stres dan bikin kualitas kerja jadi menurun. Tapi, tenang aja, ada beberapa cara yang bisa kamu coba buat ngatasin kebiasaan buruk ini.

Misalnya:

Pertama: Bagi Tugas Jadi Bagian Kecil. Tugas besar terlihat menakutkan? Coba bagi tugas jadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikelola. Dengan begitu, kamu nggak akan merasa terbebani dan lebih gampang memulai.

Kedua: Buat Jadwal. Susun jadwal kegiatan sehari-hari. Dengan begitu, kamu punya gambaran jelas tentang apa yang harus dilakukan dan kapan harus melakukannya.

Ketiga: Cari Tempat Belajar yang Nyaman. Cari tempat yang tenang dan nyaman untuk belajar atau bekerja. Hindari godaan seperti ponsel atau notifikasi media sosial.

Ketiga: Beri Hadiah untuk Diri Sendiri. Setelah menyelesaikan tugas, berikan hadiah kecil untuk diri sendiri sebagai bentuk apresiasi. Misalnya, nonton film favorit atau makan makanan enak.

Terakhir: Cari Teman Belajar. Belajar bersama teman bisa membuat suasana jadi lebih menyenangkan dan membuatmu lebih termotivasi.

Procrastination itu seperti musuh bebuyutan produktivitas. Percaya deh, mengatasi procrastination itu butuh proses. Jangan menyerah kalau kamu gagal di awal. Yang penting, terus berusaha dan jangan lupa untuk bersabar.

 

3. Neglecting Self Care

Apa itu Neglecting Self Care, dan bagaimana mengatasinya?

Neglecting self care atau mengabaikan perawatan diri adalah kondisi di mana kita terlalu fokus pada kebutuhan orang lain atau tuntutan pekerjaan, hingga melupakan kebutuhan diri sendiri. Ini seperti meletakkan diri kita di urutan paling akhir dalam daftar prioritas. Akibatnya, kita bisa merasa lelah, stres, dan bahkan mengalami masalah kesehatan mental. “Bagai budak!”

Kenapa sih kita sering neglect self care?

Itu karena kita sering merasa bersalah jika harus memprioritaskan diri sendiri, “Kan aneh!” atau mungkin karena kita gak tahu cara merawat diri yang benar. Padahal, merawat diri itu penting banget, lho! Ini seperti mengisi ulang baterai agar kita bisa terus produktif dan bahagia.

 

Nah, Bagaimana cara mengatasi neglecting self care?

Impact nya bisa saja besar jika kita tidak segera mengatasinya. Ujug-ujug membicarakan masalah ini dengan orang lain, ada baiknya kita coba selesaikan dulu sejauh mana kemampuan kita. Pengalaman penulis secara pribadi mengajarkan bahwa: pada akhirnya, kita yang paling bertanggung jawab atas hidup kita sendiri.

Jadi:

Prioritaskan diri sendiri. Jadwalkan waktu khusus untuk diri sendiri, misalnya dengan membaca buku, meditasi, atau sekadar jalan-jalan santai.

Dengarkan tubuh. Perhatikan sinyal-sinyal yang diberikan tubuhmu, seperti rasa lelah, sakit kepala, atau sulit tidur. Jika ada yang tidak beres, jangan abaikan.

Ubah pola pikir. Ganti mindset bahwa merawat diri itu egois. Ingat, kamu enggak bisa memberikan yang terbaik untuk orang lain kalau kamu sendiri tidak baik-baik saja.

PoV-nya: merawat diri itu bukan suatu kemewahan, tapi kebutuhan. Dengan meluangkan waktu untuk diri sendiri, kita akan merasa lebih berarti, sehat, dan bersemangat. Dan itu yang paling penting!

 

4. Multitasking

Apa itu Multitasking, dan bagaimana mengatasinya?

Multitasking itu kayak lagi main juggling, deh. Kamu berusaha menyeimbangkan banyak bola sekaligus. Dalam konteks pekerjaan atau belajar, multitasking berarti mencoba mengerjakan banyak tugas dalam waktu bersamaan. Misalnya, sambil nonton drakor, kamu juga lagi ngerjain tugas kuliah dan balas chat teman.

Kenapa multitasking itu impact nya tidak sehat?

Karena otak kita itu kayak komputer, kalau dipaksa ngelakuin banyak hal sekaligus, performanya bisa jadi enggak optimal. Akibatnya, pekerjaan jadi enggak selesai-selesai, konsentrasi terpecah, dan kamu bisa jadi lebih mudah stres.

 

Cara mengatasi kebiasaan multitasking?

Otak kita ini butuh waktu untuk recharge. Istirahat dengan teratur membuat kerja otak berjalan secara maksimal. Ini benar! Dengan melakukan istirahat sejenak setiap beberapa saat, “yang artinya dengan jeda”, membuat menjadi lebih baik.

Selain itu, mengatasi kebiasaan multitasking, fokus juga pada:

One: “Bergiliran, bergantian, atau satu-satu dulu.” Fokus pada satu tugas sampai selesai baru lanjut ke tugas berikutnya. Two: “Susun rencan, buat jadwal.” Susun jadwal kegiatan sehari-hari, jadi kamu tahu apa yang harus dikerjakan dan kapan. Three: “Singkirkan, atau paling tidak minimalisir distraksi.” Matikan notifikasi, cari tempat yang tenang, dan hindari godaan untuk membuka aplikasi lain.

Reminder: multitasking itu lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Lebih baik kita fokus pada satu tugas saja agar hasilnya lebih maksimal. Dengan sedikit pengaturan dan disiplin, kamu bisa kok meninggalkan kebiasaan multitasking dan menjadi lebih produktif.

 

5. Doomscrolling

Apa itu Doomscrolling, dan bagaimana mengatasinya?

Doomscrolling itu kayak lagi asyik-asyik scroll media sosial, eh ketemu berita-berita negatif mulu. Terus tanpa sadar, kita malah keasyikan baca terus sampai lupa waktu. Jadi, doomscrolling ini kebiasaan buruk di mana kita terus-menerus menggulir layar untuk mencari berita-berita yang bikin sedih, khawatir, atau marah.

Kenapa sih kita suka banget doomscrolling?

Mungkin karena penasaran, pengen tahu semua yang terjadi di dunia, atau bisa jadi karena lagi butuh hiburan yang bikin emosi. Tapi, kebiasaan ini ternyata enggak sehat lho! Impact nya bukan kaleng-kaleng. Bisa bikin kita jadi stres, misalnya. Bisa juga membuat kita cemas, bahkan depresi.

 

Lalu, cara ngatasin doomscrolling, bagaimana?

Taukah kamu, media sosial itu seperti barang sesat. Kita akan disesatkan oleh sejumlah informasi yang memang dibuat untuk mearih peminat, membuka keburukan, dan merasuki pikiran dengan hal-hal yang sifatnya “sampah!”

Untuk itu, lakukan:

Diawali dengan membatasi diri dan waktu main medsos. Coba deh buat jadwal khusus untuk main medsos. Jangan sampai seharian cuma ngeliatin layar HP.

Pilih konten yang positif. Follow akun-akun yang isinya bikin senang, kayak meme lucu atau akun-akun inspiratif.

Cari kegiatan lain. Kalau lagi gabut, coba deh cari kegiatan lain yang lebih bermanfaat, kayak baca buku, olahraga, atau ngobrol sama teman.

Endingnya: Sadari dampaknya. Ingetin diri sendiri kalau terlalu banyak baca berita negatif itu enggak baik buat kesehatan mental.

Sejati-nya: kita harus lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Jangan sampai kita jadi korban dari informasi negatif yang bertebaran di internet. Ingat, kesehatan mental itu penting!

 

6. Micro Spending

Apa itu Micro Spending, dan bagaimana mengatasinya?

Micro spending itu kayak ngeluarin uang receh buat hal-hal kecil yang sebenarnya enggak terlalu penting, tapi kalau ditotalin dalam jangka waktu tertentu bisa jadi jumlah yang lumayan besar, lho. Misalnya, beli kopi di kafe setiap hari, jajan snack saat lagi kerja, atau beli baju baru padahal lemari udah penuh. Kelihatannya sih sepele, tapi kalau kebiasaan ini terus dilakukan, bisa-bisa dompet kamu jadi tipis.

Mengapa banyak orang suka melakukan micro spending?

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan kebiasaan ini, seperti keinginan untuk memanjakan diri, budaya dan kebiasaan, pengaruh lingkungan sekitar, atau bahkan karena lagi bosan. Padahal itu sebenarnya tidaklah sehat, tau?

 

Cara mengatasi agar tidak terkena impact dari micro spending?

Stop! Beli, bukan stop bayar. Jangan pernah ‘latah’ untuk langsung membeli sesuatu begitu melihatnya. Beri waktu untuk berpikir apakah barang itu memang benar-benar dibutuhkan atau tidak. “Belajar untuk menunda kepuasan”😁… Selain itu, kamu harus:

Sadari kebiasaanmu: Coba deh kamu catat semua pengeluaran kecilmu selama seminggu. Dengan begitu, kamu bisa melihat dengan jelas ke mana saja uangmu pergi.

Bukan pelit atau ngirit, susun anggaran: Susun anggaran keuangan yang realistis dan patuhi itu. Dengan begitu, kamu bisa lebih terkontrol dalam pengeluaran.

Coba untuk cari alternatif: Kalau lagi pengen jajan, coba bikin makanan sendiri atau cari alternatif yang lebih murah.

Lakukan banyak kegiatan: Alihkan perhatianmu dari keinginan untuk belanja dengan melakukan kegiatan lain yang lebih produktif, misalnya membaca buku atau berolahraga.

Pada Giliran-nya: mengatasi micro spending butuh komitmen dan disiplin. Semua ini kamu lakukan untuk kebaikan kantongmu agar bisa lebih terarah kepada hal-hal yang semestinya. Bukan tak sanggup memiliki atau tak mampu bayar, tapi belajar untuk lebih memilih.

 

7. Overthingking

Apa itu Overthingking, dan bagaimana mengatasinya?

Overthinking itu kayak memutar ulang sebuah film di kepala kita terus-menerus, tapi dengan versi yang lebih-lebih dramatis, agak menyimpang, dan kadang menakutkan. Impact nya pasti buruk. Kita jadi terlalu banyak berpikir tentang sesuatu, terutama hal-hal aneh dan menjurus kepada hal negatif. Misalnya, saat kita lagi nunggu hasil ujian, kita bisa jadi terus-terusan berpikir, “Andai nilai aku jelek bagaimana ya?” Jadinya stres sendiri, kan!

Kenapa sih kamu itu suka overthinking?

Kadang karena kita perfeksionis, takut gagal, atau kurang percaya diri. Nah, kebiasaan ini kalau dibiarin bisa bikin kita jadi susah fokus, tidur kadang gak nyenyak, dan bahkan memicu kecemasan lagi khawatir banget.

 

Bagaimana cara mengatasi overthinking?

Kalau kamu merasa kesulitan mengatasinya sendiri, coba cerita sama orang terdekat atau profesional, seperti psikolog. Mungkin saja kamu sudah gila! 😂 Bercanda 🙈🙉…. Coba lakukan sesuatu, misalnya:

Sadari kalau kamu lagi overthinking. Pertama-tama, kita harus sadar kalau kita lagi terlalu banyak mikir. Coba deh perhatiin pikiranmu, apakah lagi berputar-putar di satu hal yang sama?

Cari kegiatan yang bisa mengalihkan perhatian, Misalnya, olahraga, baca buku, atau ngobrol sama teman. Latih juga pikiran untuk fokus pada saat ini. Teknik mindfulness bisa banget dicoba buat bantu kita fokus pada apa yang sedang terjadi sekarang, bukan memikirkan masa lalu atau masa depan.

Jangan takut buat salah. Semua orang pernah buat kesalahan. Jadi, jangan terlalu khawatir dengan kemungkinan terburuk.

Hallo: overthinking itu wajar kok terjadi. Masih ada gelisah, masih ada doa. Tapi, kalau udah mengganggu aktivitas sehari-hari, kita perlu belajar untuk mengendalikannya. Kendalikan apa yang kamu pikirkan saat ini juga, dan pikiran apa-apa yang bisa kamu kendalikan.

 

Kelihatan Sepele Tapi Punya Impact Buruk

Kebiasaan-kebiasaan kecil yang sering kita anggap sepele, ternyata memiliki impact yang besar pada kualitas hidup kita. Dari doomscrolling yang membuat kita terjebak dalam lingkaran negatif, hingga multitasking yang justru menurunkan produktivitas, semua kebiasaan ini jika dibiarkan sungguh membuat kita menjadi manusia yang “merugi”.

Namun, kabar baiknya adalah kita memiliki kekuatan untuk mengubahnya.

Dengan “Kesadaran diri” yang terlatih, kita bisa mulai mengenali kebiasaan-kebiasan yang tidak baik tadi untuk terus menjadi candu harian. “Kitakan bukan monyet, anjing, atau lainnya yang mengandalkan insting doang” Ganti kebiasaan buruk tersebut dengan kebiasaan yang lebih sehat atau pun produktif.

Baik-Nya: “satu-satu saja dulu” Tetesan demi tetesan itu ternyata bisa mengisi lautan. Jangan pernah meremehkan kekuatan atas perubahan kecil. Seperti kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya, tindakan kecil kita dapat menciptakan efek riak yang tak terduga. Jadi, jangan ragu. Start dari sekarang. Karena, masa depan dimulai setelah detik ini berlalu.

 

Salam Dyarinotescom.

 

Tinggalkan Balasan