Ramadhan tiba, Ramadhan akhirnya tiba, Hore, Hore! Ramadan, bulan yang penuh berkah, di mana umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa. Termasuk, salah satu tradisi yang paling dinantikan saat Ramadan adalah berburu takjil. Takjil, yang biasanya berupa makanan atau minuman manis, menjadi hidangan pembuka yang menyegarkan setelah seharian menahan lapar dan haus. Namun, tahukah kamu bahwa berburu takjil juga bisa menjadi haram?
Apa iya?😧
Fenomena “war takjil” misalnya, atau sering disebut berburu takjil telah menjadi tren yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan, tidak hanya umat Muslim! Non-Muslim juga banyak yang ikut serta dalam kegiatan ini. Mereka berbondong-bondong menyerbu lapak-lapak penjual takjil, bahkan sebelum waktu berbuka tiba. Hal ini tentu saja membuat para pedagang takjil kewalahan dan kehabisan stok sebelum waktunya.
“War Takjil” Bisa Menjadi Haram?
Dalam Islam, ‘segala hal’ yang berlebihan atau melampaui batas adalah haram. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
وَلَا تُسْرِفُوْاۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَۙ ١٤١
Bag akhir (QS. Al-An’am: 141).
Oleh karena itu, jika berburu takjil dilakukan secara berlebihan menjurus kepada “monopoli” misalnya, apalagi sampai menyebabkan orang lain kesulitan mendapatkan takjil, bisa saja dapat dikategorikan sebagai perbuatan yang haram.
Selain itu, berburu takjil juga dapat menjadi haram jika dilakukan dengan cara yang tidak baik, misalnya dengan berdesak-desakan, berebut, “Mengambil lima, ngakunya tiga” atau bahkan mencuri. Hal ini tentu saja bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi kejujuran, kesopanan, dan respek.
Berburu Takjil Yang Benar
Banyak hidangan spesial bermunculan khusus bulan Ramadan. Sebut saja, seperti kolak, bakwan, dan masih banyak lagi lainnya, dengan harga yang relatif nyaman di kantong. Fenomena “Ramadan vibes” semakin terasa dengan kehadiran berbagai takjil lezat yang menggoda selera.
Namun, di balik semaraknya perburuan takjil, kita perlu ingat untuk tetap menjaga adab dan tidak berlebihan. Lalu, bagaimana cara berburu takjil yang benar agar tetap “sat-set” tapi juga berkah? Berikut adalah beberapa tips yang bisa kita pertahankan:
1. “Budget-friendly” dan secukupnya
Dalam menjalani ibadah puasa, menahan lapar dan haus tidak hanya menjadi ujian fisik, tetapi juga ujian pengendalian diri, termasuk dalam hal berbelanja takjil. Fenomena “lapar mata” misalnya, sering kali menghantui kita saat melihat berbagai macam takjil yang menggoda selera.
Untuk itu, penting bagi kita untuk menerapkan prinsip “budget-friendly” dan secukupnya. Sebelum berangkat berburu takjil, buatlah “wishlist” takjil yang ingin dibeli, dan sesuaikan dengan anggaran. Dengan begitu, kita dapat menghindari pembelian berlebihan.
Selain itu, prinsip “secukupnya” juga perlu ditekankan. Ingatlah bahwa tujuan utama berpuasa adalah untuk menahan diri dari segala sesuatu yang berlebihan. Jangan sampai kita membeli takjil terlalu banyak hingga akhirnya mubazir dan terbuang sia-sia.
Hindari “food waste”.
2. “Anti-mainstream” dengan berburu takjil di tempat yang tepat
Jika ingin menghindari keramaian, cobalah mencari lapak takjil di tempat yang tidak terlalu mainstream. Misalnya, di gang-gang kecil atau di sekitar masjid yang menyediakan takjil. Selain itu, dengan berburu di sekitar masjid, misalnya, kita juga dapat sembari mempererat silaturahmi dengan jemaah lain.
3. “No drama” saat berburu takjil
Dalam suasana meriah perburuan takjil, sering kali kita temui kerumunan yang padat dan antrean yang panjang. Namun, penting untuk diingat bahwa Ramadan adalah bulan penuh kesabaran dan pengendalian diri.
Oleh karena itu, mari kita hindari segala bentuk drama atau keributan saat berburu takjil. PoV-nya: “No drama”, yang berarti tidak perlu berdesak-desakan, berebut, atau bersikap tidak sabar. Utamakanlah kesopanan dan saling menghormati, baik terhadap sesama pembeli maupun para pedagang.
Ingatlah bahwa kita semua sedang menjalankan ibadah di bulan yang suci ini.
4. “Sharing is caring”
Di tengah semaraknya “war takjil” dan perburuan hidangan berbuka yang menggugah selera, jangan lupakan esensi Ramadan sebagai bulan berbagi. Jika memiliki rezeki lebih, jangan ragu untuk berbagi takjil dengan orang lain.
Kita bisa membelikan takjil untuk teman, keluarga, tetangga, atau bahkan orang asing yang tidak kita kenal. Di ‘random’ saja. Ingat-nya: “sedekah online” maupun langsung, dapat memperlancar rezeki dan mendatangkan keberkahan.
5. Mendukung local business”
Dalam semangat Ramadan yang penuh berkah, mari kita jadikan momen berburu takjil sebagai kesempatan untuk mendukung perekonomian lokal. “Lokal konten” Dengan membeli takjil dari pedagang kaki lima atau UMKM di sekitar tempat tinggal kita, kita tidak hanya mendapatkan hidangan lezat untuk berbuka puasa, tetapi juga turut berkontribusi dalam menggerakkan roda perekonomian sekitar.
“Go green” Saat Berburu Takjil
Dalam era yang semakin sadar akan isu lingkungan, konsep “go green” atau ramah lingkungan menjadi semakin relevan, termasuk saat berburu takjil. Bayangkan, berapa banyak sampah plastik yang dihasilkan setiap harinya hanya dari pembungkus takjil? Mulai dari kantong plastik, gelas plastik, hingga styrofoam.
Untuk itu,
Membawa wadah atau tas belanja sendiri saat berburu takjil adalah langkah kecil yang memiliki dampak besar. Dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, kita turut berpartisipasi dalam menjaga bumi dipijak.
Selain itu,
Membawa wadah sendiri juga lebih praktis, ekonomis, dan higienis. Takjil yang dibeli bisa langsung dimasukkan ke dalam wadah yang bersih dan aman. Ini bukan hanya soal “eco-friendly”, tetapi juga tentang gaya hidup yang lebih sehat dan bertanggung jawab.
Lebih dari sekadar tren, “go green” saat berburu takjil adalah wujud nyata kepedulian kita terhadap lingkungan. Ajaklah teman dan keluarga untuk ikut serta dalam gerakan ini. Misalnya, buatlah tantangan “bring your own container” atau BYOC setiap kali berburu takjil.
Unggah foto atau video aksi ramah lingkunganmu di media sosial dengan tagar #RamadanGoGreen atau #TakjilTanpaPlastik.
Benar Dalam Berburu Takjil di Bulan Ramadhan
Berburu takjil di bulan Ramadan bukanlah sekadar tradisi kuliner, tetapi juga momen untuk mengasah kepekaan sosial dan spiritual. Yuk, jadikan setiap langkah dalam perburuan takjil sebagai refleksi diri, menghindari sikap “kalap” atau berlebihan, dan mengedepankan prinsip “sharing is caring”.
Ingatlah, esensi Ramadan adalah tentang menahan diri, berbagi, dan meningkatkan ketakwaan. Jangan sampai keseruan “war takjil” membuat kita lupa akan tujuan utama berpuasa.
Memahami esensi berburu takjil yang benar, kita dapat menjalani Ramadan dengan lebih bermakna. Bulan suci ini sebagai momentum untuk memperbanyak amal kebaikan, mempererat tali silaturahmi, dan meningkatkan kualitas diri.
Semoga setiap takjil yang kita santap membawa berkah dan menjadi pengingat akan nikmatnya berbagi dan bersyukur. Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga Ramadan kali ini membawa keberkahan bagi kita semua.
آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
Aamiin ya rabbal ‘aalamiin.
Salam Dyarinotescom.