Ramadan Vibes: Tentang Sholat Tarawih yang Jarang Orang Tau

You are currently viewing Ramadan Vibes: Tentang Sholat Tarawih yang Jarang Orang Tau

Sholat Tarawih, ibadah sunnah yang identik dengan bulan Ramadhan, seringkali dianggap sebagai rutinitas belaka. Padahal, di balik gerakan dan bacaannya, terdapat makna dan keutamaan yang luar biasa. Banyak orang yang melaksanakan sholat Tarawih dengan maksud “bersih-bersih” tanpa memahami esensi sebenarnya, misalnya. Padahal, jika dilakukan dengan khusyuk dan penuh penghayatan. Tarawih bisa menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Banyak sekali informasi mengenai sholat tarawih yang beredar di masyarakat. Namun, tidak sedikit dari informasi tersebut yang kurang tepat atau bahkan keliru. Akibatnya, banyak orang yang melaksanakan Tarawih dengan cara yang kurang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Misalnya, ada yang terlalu cepat dalam melaksanakan sholat tarawih hingga tidak ada ketenangan dalam setiap gerakan. Ada juga yang terlalu fokus pada jumlah rakaat tanpa memperhatikan kualitas bacaan dan kekhusyukan.

Nah, sebelum lanjut, ada baiknya kita mengulas kembali ingatan kita tentang sejarah dan asal usul Tarawih.

 

Sejarah dan Asal Usul Tarawih

*Koreksi jika keliru*

Istilah “Tarawih” berasal dari bahasa Arab, “tarwiihah,” yang secara harfiah berarti “waktu istirahat” atau “sesi istirahat.” Penamaan ini mencerminkan praktik awal pelaksanaan sholat malam di bulan Ramadhan, di mana para sahabat Rasulullah SAW beristirahat sejenak setelah setiap empat rakaat.

Istirahat ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk memulihkan energi, merenungkan bacaan, dan mempersiapkan diri untuk rakaat berikutnya.

Meskipun akar dari sholat malam di bulan Ramadhan dapat ditelusuri kembali ke zaman Rasulullah SAW, praktik Tarawih berjamaah seperti yang kita kenal sekarang baru diorganisir pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab RA.

Pada masa Rasulullah SAW, sholat malam di bulan Ramadhan, yang dikenal sebagai “qiyam Ramadhan,” umumnya dilakukan secara individu atau dalam kelompok kecil di rumah atau di masjid tanpa imam tetap.

Khalifah Umar bin Khattab RA, melihat umat Islam yang tersebar di masjid dan melakukan sholat malam secara terpisah-pisah, merasa perlu untuk menyatukan mereka dalam satu jamaah dengan seorang imam. Beliau menunjuk Ubay bin Ka’ab RA, seorang sahabat yang dikenal dengan kefasihannya dalam membaca Al-Quran, untuk memimpin sholat malam berjamaah di Masjid Nabawi.

Keputusan tersebut diambil untuk meningkatkan persatuan umat Islam dan menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan ibadah yang terorganisir. Praktik ini, kemudian menjadi tradisi yang terus berlanjut hingga masa kini, dengan variasi dalam jumlah rakaat dan tata cara pelaksanaan di berbagai wilayah Muslim.

Namun, esensi dari Tarawih tetap sama, yaitu menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan sholat, dzikir, dan tadarus Al-Quran, serta mencari keberkahan dan ampunan dari Allah SWT.

Dibalik esensi terdapat banyak keutamaan dari Sholat Tarawih.

 

Keutamaan Sholat Tarawih

Bulan Ramadhan tentu bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tapi juga tentang meningkatkan kualitas spiritual. Salah satu ibadah yang paling di nanti di bulan suci ini adalah sholat Tarawih. Ibadah sunnah ini bukan sekadar “ritual tahunan”, tapi juga kesempatan emas untuk “recharge” iman dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Tarawih, yang berarti “istirahat”, memberikan kita waktu untuk merenungi kembali, berdoa, dan memperbanyak amal kebaikan. Keutamaan sholat Tarawih yang membuat kita makin semangat, seperti:

 

1. “Reset” Diri dari Khilaf

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan sholat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ini adalah kesempatan untuk “reset” diri dari segala khilaf dan dosa yang telah di perbuat. Dengan Tarawih, kita berharap bisa kembali fitrah, seperti bayi yang baru lahir.

Insya Allah (إِنْ شَاءَ اللَّهُ)

 

2. “Double Rewards” di Bulan Penuh Berkah

Setiap amal kebaikan di bulan Ramadhan di lipatgandakan pahalanya. Apalagi sholat Tarawih, yang merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Bayangkan, setiap rakaat yang kita laksanakan bernilai “double rewards” di sisi Allah SWT. Ini adalah “promo” spesial Ramadhan yang sayang untuk dilewatkan.

Jika terlewatkan, yaa rugi sendiri 😁

 

3. “Quality Time” Bersama Sang Khalik

Sholat Tarawih adalah “quality time” kita bersama Allah SWT. Di tengah kesibukan dunia, kita meluangkan waktu untuk bermunajat, memohon ampunan, dan mengungkapkan rasa syukur. Ini adalah momen untuk “deep talk” dengan Sang Khalik, mempererat hubungan spiritual, dan merasakan ketenangan hati, serta mencuci bersih luka dan kegagalan.

 

4. Pahala Seperti Sholat Semalam Suntuk

Bagi yang melaksanakan sholat tarawih berjamaah bersama imam sampai selesai, maka baginya akan dicatat seperti sholat semalam penuh. Ini adalah “shortcut” untuk mendapatkan pahala “all-night worship” tanpa harus begadang semalaman.

Keren gak tuh!

 

5. Ketenangan Hati dan Pikiran

Di tengah hiruk pikuk dunia, sholat Tarawih memberikan ketenangan hati dan pikiran. Gerakan dan bacaan sholat yang khusyuk membawa kedamaian dan ketentraman batin. Ini adalah momen “healing” spiritual, melepaskan segala beban pikiran, dan merasakan “inner peace” yang hakiki.

 

Sampai disini, kamu pasti melupakan sesuatu. Apa itu?

 

Hal-hal yang Sering Dilupakan dalam Tarawih

Sholat Tarawih, ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan, seringkali menjadi rutinitas yang dilakukan tanpa penghayatan mendalam. Banyak orang yang melaksanakan Tarawih hanya sebagai “rutinitas akibat dari gak enakkan dengan Pak Haji” tanpa memahami esensi sebenarnya.

Padahal, di balik gerakan dan bacaannya, terdapat makna dan keutamaan yang luar biasa. Sayangnya, ada beberapa hal penting yang seringkali “anak muda, terutama” lewatkan dalam pelaksanaan Tarawih. Misal:

 

1. Kekhusyukan yang Seringkali “Hilang Sinyal”

Dalam era “serba cepat” ini, banyak orang yang melaksanakan Tarawih dengan tergesa-gesa, mengejar jumlah rakaat tanpa memperhatikan kualitas bacaan dan gerakan. Padahal, khusyuk adalah ruh dari sholat. Ibarat “sinyal” dalam komunikasi, kekhusyukan adalah “sinyal” yang menghubungkan hati kita dengan Allah SWT. Tanpa kekhusyukan, sholat Tarawih hanya menjadi gerakan fisik tanpa makna.

 

2. Pemahaman Makna Bacaan yang “Jarang Di upgrade”

Nah, jujur saja, sebagian besar dari kita hanya membaca bacaan Tarawih tanpa memahami maknanya. Padahal, memahami makna bacaan dapat meningkatkan kekhusyukan dan penghayatan dalam sholat. Ibarat “aplikasi” di ponsel, pemahaman makna bacaan perlu di “upgrade” secara berkala agar kita dapat merasakan manfaatnya secara maksimal.

 

3. Istirahat Sejenak yang “Terlewatkan”

Sebagaimana asal usulnya, Tarawih sebaiknya kita laksanakan dengan memberikan jeda istirahat setiap empat rakaat. Jeda ini dapat di isi dengan membaca Al-Quran, berdzikir, atau mendengarkan ceramah singkat. Sayangnya, banyak orang yang melewatkan jeda ini karena ingin cepat selesai. Padahal, istirahat sejenak dapat memberikan kesempatan bagi kita untuk memulihkan energi dan merenungkan makna Tarawih.

 

4. Adab-adab yang “Terabaikan”

Ada beberapa adab yang sering terabaikan ketika melakukan sholat tarawih, seperti: memakai pakaian yang bersih dan sopan, menjaga kebersihan dan ketenangan masjid, tidak berbicara atau bercanda saat sholat berlangsung, dan menghormati imam dan jamaah lain.

 

5. Doa yang “Terlupakan”

Momen setelah sholat tarawih adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Namun, banyak orang yang langsung meninggalkan masjid setelah sholat tanpa berdoa. “Masih lapar kali yaa😁”. Padahal, berdoa adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon ampunan atas dosa-dosa kita.

Untuk itu, dari kami ada beberapa tips yang bisa menjadikan sholat Tarawih kita menjadi lebih baik.

 

Tips Tarawih yang Berkualitas

Sholat Tarawih, ibadah sunnah yang menjadi “signature” Ramadhan, seringkali hanya kita anggap sebagai kesibukan malam. Padahal, di balik setiap rakaatnya, terdapat kesempatan baik demi meningkatkan nilai kita di mata Allah SWT.

Sekali lagi, banyak dari kita yang terjebak dalam “fast track” Tarawih, fokus pada jumlah rakaat tanpa menghayati makna dan kekhusyukan. Agar Tarawih kita tidak sekadar menjadi “checklist” Ramadhan, berikut 3 tips dari kami, antara lain:

 

1. “Slow Living” dalam Tarawih

PoV-nya: kita menikmati setiap gerakan.

Di tengah kesibukan dunia yang serba cepat, kita seringkali membawa kebiasaan “sat set” ini ke dalam ibadah. Tarawih pun menjadi korban, di laksanakan dengan tergesa-gesa tanpa jeda. Padahal, Rasulullah SAW mencontohkan Tarawih yang tuma’ninah, yaitu tenang dan khusyuk dalam setiap gerakan.

Coba untuk menerapkan konsep “slow living” dalam Tarawih. Nikmati setiap gerakan, resapi setiap bacaan, dan berikan jeda sejenak di antara rakaat untuk berdzikir atau merenung. Dengan begitu, Tarawih bukan hanya menjadi rutinitas, tetapi juga momen “healing” spiritual.

 

2. “Mindful Listening” saat Tadarus

PoV-nya: Meresapi Makna Al-Quran

Salah satu sunnah Tarawih adalah mendengarkan tadarus Al-Quran. Namun, seringkali kita hanya mendengarkan tanpa benar-benar meresapi maknanya. Cobalah untuk menerapkan “mindful listening” saat tadarus.

Fokuskan pikiran pada setiap ayat yang di bacakan, dan usahakan untuk memahami artinya. Jika memungkinkan, bawalah mushaf, terjemahan, dan ikuti bacaan imam. Dengan begitu, tadarus bukan hanya menjadi rutinitas, tetapi juga momen “self-reflection” untuk memperbaiki diri.

 

3. “Personalized Prayer” dalam Sujud

PoV-nya: Curhat Langsung kepada Allah SWT

Sujud adalah momen terdekat seorang hamba dengan Tuhannya. Namun, seringkali kita hanya membaca doa-doa standar tanpa mengungkapkan isi hati yang sebenarnya. Cobalah untuk memanfaatkan momen sujud dalam Tarawih untuk “curhat” langsung kepada Allah SWT.

Ungkapkan segala keluh kesah, harapan, dan impian kita. Jadikan sujud sebagai momen “one-on-one” dengan Sang Pencipta. Dengan begitu, Tarawih bukan hanya menjadi rutinitas, tetapi juga momen “deep connection” dengan Allah SWT.

 

Ramadan Vibes: Ketika Sholat Tarawih Sangat Kita Nantikan

‘Ramadan vibes’ memang sulit di cari tandingannya. Suasana hangat kebersamaan, takjil yang melagenda, lantunan ayat suci Al-Quran yang terdengar di mana-mana, dan tentu saja, sholat Tarawih yang selalu di nanti-nanti. Tarawih bukan sekadar ibadah, tetapi juga momen memperbaiki ‘nilai’ spiritual, di mana kita bisa sejenak melepaskan penat duniawi dan fokus mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Tak heran, banyak yang merasa “homesick” dengan suasana Ramadan, terutama ketika Tarawih usai dan rutinitas kembali seperti semula. Note-nya: Jadikan Tarawih sebagai pengingat untuk selalu menjaga koneksi dengan Allah SWT. “Istiqomah” itu lebih penting daripada sekadar semangat instan.

 

Salam Dyarinotescom.

 

Tinggalkan Balasan