Sadar gak sih, kesibukan dan gaya hidup yang serba cepat sering kali membuat kita mengabaikan hal-hal kecil yang ternyata berdampak besar pada kesehatan badan. “Sudah makan makanan sehat, minum dari air mineral paling mahal, tapi tetap saja jantungan”. Ups! Ternyata, tanpa disadari kebiasaan-kebiasaan sepele yang kita lakukan setiap hari, sangat bisa menjadi “silent killer” yang merusak tubuh secara perlahan.
Lantas, apa saja kebiasaan-kebiasaan tersebut?
Sebelum ini berlanjut, ketahuilah banyak orang yang menganggap bahwa kesehatan hanya terganggu oleh makanan yang tidak sehat atau kurangnya olahraga, kan? Padahal, ada banyak hal ‘aneh’ yang sering kita abaikan dalam hidup. Dan jika di ingatkan bukannya berterima kasih malah marah.
Aneh!
Diam-Diam Kok Merusak Kesehatan
Pernah merasa jadi “zombie” di siang hari, padahal malamnya sudah tidur cukup? Atau tiba-tiba mood swing nggak jelas, padahal nggak lagi PMS? Jangan-jangan, ada “sesuatu” yang diam-diam menggerogoti kesehatanmu! Bukan hantu, bukan pula alien, tapi kebiasaan-kebiasaan sepele yang sering kamu abaikan.
*koreksi jika salah*
Sebut saja,
1. Kebiasaan Duduk Terlalu Lama: “The New Smoking”
Istilah “the new smoking” mungkin terdengar berlebihan, tapi kenyataannya, duduk terlalu lama memang memiliki dampak yang sangat buruk bagi kesehatan, bahkan setara dengan bahaya merokok. Gaya hidup sedentary, yang ditandai dengan kurangnya aktivitas fisik dan dominasi posisi duduk, telah terbukti meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.
Misal:
Penyakit Jantung
Duduk terlalu lama memperlambat sirkulasi darah, yang dapat menyebabkan penumpukan lemak di arteri. Hal ini meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan serangan jantung. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Circulation” menemukan bahwa orang yang duduk lebih dari 10 jam sehari memiliki risiko penyakit jantung 8% lebih tinggi dibandingkan mereka yang duduk kurang dari 5 jam sehari.
Diabetes Tipe 2
Aktivitas fisik membantu tubuh mengatur kadar gula darah. Ketika kita duduk terlalu lama, tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin, yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Sebuah penelitian yang di terbitkan oleh National Institutes of Health (NIH) menunjukan bahwa duduk terlalu lama dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam mengatur kadar gula darah.
Kanker
Beberapa penelitian telah mengaitkan duduk terlalu lama dengan peningkatan risiko kanker usus besar, kanker endometrium, dan kanker paru-paru. Hal ini di duga karena duduk terlalu lama dapat memengaruhi kadar hormon dan peradangan dalam tubuh.
Masalah Postur Tubuh dan Nyeri Punggung
Duduk dalam posisi yang sama untuk waktu yang lama dapat menyebabkan otot-otot melemah dan memendek, yang dapat menyebabkan masalah postur tubuh dan nyeri punggung kronis. Terlalu lama duduk dapat memberikan tekanan berlebih pada tulang belakang.
Penurunan Sirkulasi Darah
Duduk terlalu lama dapat memperlambat aliran darah di kaki, yang dapat menyebabkan pembengkakan, varises, dan bahkan trombosis vena dalam (DVT), yaitu pembekuan darah di pembuluh darah dalam.
Mengapa Ini Penting?
Banyak dari kita menghabiskan sebagian besar waktu kita untuk duduk, baik di tempat kerja, di rumah, atau di kendaraan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahaya duduk terlalu lama dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi waktu duduk kita.
Tips-nya Apa?
Untuk meminimalisir dampak negatif dari kebiasaan duduk terlalu lama, ada beberapa perubahan kecil yang bisa kita lakukan. Mulailah dengan membiasakan diri untuk berdiri dan bergerak setiap 30 menit.
Bahkan sekadar berdiri untuk mengambil sesuatu atau berjalan singkat di sekitar ruangan sudah cukup membantu. Di tempat kerja, manfaatkan waktu istirahat untuk melakukan peregangan ringan, seperti memutar bahu, menekuk lutut, atau meregangkan otot leher.
Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk menggunakan meja berdiri (standing desk) agar kita bisa bekerja sambil berdiri secara bergantian. Selain itu, jangan lupakan pentingnya olahraga teratur di luar jam kerja.
Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, jogging, bersepeda, atau berenang dapat membantu melawan efek negatif dari duduk terlalu lama. Pastikan kamu menggunakan kursi ergonomis yang mendukung postur tubuh yang baik. Kursi yang tepat dapat membantu mengurangi tekanan pada tulang belakang dan mencegah nyeri punggung.
2. Kurang Tidur
Tidur bukanlah sekadar istirahat biasa, melainkan waktu emas bagi tubuh untuk melakukan berbagai proses perbaikan dan pemulihan. Saat kita tidur, tubuh bekerja keras untuk memperbaiki sel-sel yang rusak, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan memulihkan energi yang terkuras sepanjang hari. Otak juga menggunakan waktu tidur untuk memproses informasi, memperkuat ingatan, dan membersihkan racun-racun yang menumpuk.
Seberapa bahaya kurang tidur?
Kurang tidur, atau tidur yang tidak berkualitas, dapat mengganggu berbagai fungsi tubuh dan meningkatkan risiko masalah kesehatan, di antaranya:
Sistem Kekebalan Tubuh Melemah
Saat tidur, tubuh memproduksi sitokin, yaitu protein yang membantu melawan infeksi dan peradangan. Kurang tidur mengurangi produksi sitokin, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Sleep” menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam semalam memiliki risiko lebih tinggi terkena flu.
Peningkatan Risiko Penyakit Kronis
Kurang tidur kronis dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, obesitas, dan bahkan beberapa jenis kanker. Kurang tidur dapat mengganggu regulasi hormon yang mengontrol nafsu makan, metabolisme, dan tekanan darah.
Dampak pada Kesehatan Mental
Kurang tidur dapat menyebabkan perubahan suasana hati, seperti mudah marah, sedih, atau cemas. Kurang tidur juga dapat mengganggu konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan pengambilan keputusan. Sebuah penelitian menunjukan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan resiko depresi.
Paparan Blue Light dari Layar Gadget
Di era digital ini, banyak orang yang mengalami kesulitan tidur karena terlalu sering terpapar blue light dari layar gadget sebelum tidur. Blue light menghambat produksi melatonin, yaitu hormon yang mengatur siklus tidur. Akibatnya, kita menjadi sulit tidur dan kualitas tidur pun menurun.
Jadi, penting dong tidur berkualitas?
Ya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memprioritaskan tidur yang cukup dan berkualitas. Orang dewasa umumnya membutuhkan 7-9 jam tidur setiap malam. Dengan menjaga pola tidur yang sehat, kita dapat menjaga kesehatan fisik dan mental kita agar tetap optimal.
3. Kurang Paparan Sinar Matahari
Sinar matahari adalah sumber utama vitamin D, nutrisi penting yang berperan krusial dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Vitamin D bekerja seperti kunci yang membuka berbagai fungsi penting dalam tubuh kita.
Bayangkan tulang kita sebagai bangunan yang kokoh; vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium, bahan baku utama pembentuk tulang, sehingga tulang tetap kuat dan tidak mudah rapuh.
Selain itu, vitamin D juga berperan dalam menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap tangguh melawan infeksi dan penyakit. Otot-otot kita pun membutuhkan vitamin D agar dapat berfungsi optimal, sehingga kita bisa bergerak dengan lincah dan kuat.
Namun,
Di era modern ini, banyak dari kita yang kurang terpapar sinar matahari karena lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan. Kurangnya paparan sinar matahari dapat menyebabkan tubuh kekurangan vitamin D, yang disebut defisiensi vitamin D. Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Tulang menjadi rapuh dan rentan patah, yang disebut osteoporosis, terutama pada orang lanjut usia. Sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga kita lebih mudah terserang penyakit. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa defisiensi vitamin D dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh sendiri.
Selain itu, kekurangan vitamin D juga dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi dan gangguan suasana hati.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mendapatkan cukup paparan sinar matahari setiap hari, terutama di pagi hari atau sore hari. Cukup 10-15 menit paparan sinar matahari langsung pada kulit beberapa kali seminggu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin D tubuh.
Selain itu, kita juga bisa mendapatkan vitamin D dari makanan seperti ikan berlemak, kuning telur, dan produk susu yang diperkaya. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah Anda memerlukan suplemen vitamin D.
4. Mengelola Stres dengan Cara yang Tidak Sehat
Stres adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan, seperti halnya naik turunnya ombak di lautan. Namun, ketika ombak tersebut terlalu besar dan sering menghantam, kapal kehidupan kita bisa oleng dan bahkan tenggelam.
Begitu pula dengan stres.
Jika tidak dikelola dengan baik, atau bahkan dikelola dengan cara yang “aneh” dan tidak sehat, stres bisa menjadi musuh utama kesehatan kita. Bayangkan stres sebagai alarm dalam tubuh. Jika alarm berbunyi sesekali saat ada bahaya nyata, itu berguna. Namun, jika alarm terus berbunyi tanpa alasan yang jelas, atau bahkan kita sengaja membunyikannya, tubuh akan kelelahan dan sistemnya bisa kacau.
Banyak orang yang mencoba meredakan stres dengan cara yang sebenarnya memperburuk keadaan. Merokok, misalnya, mungkin memberikan efek relaksasi sesaat, tetapi nikotin dalam rokok justru meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, memperburuk stres dalam jangka panjang.
Begitu pula dengan alkohol, yang sering dianggap sebagai “teman” penghilang stres. Padahal, alkohol adalah depresan yang dapat mengganggu keseimbangan kimia otak dan memperburuk gejala kecemasan dan depresi. Kebiasaan main game berlebihan juga bisa menjadi pelarian yang tidak sehat.
Meskipun memberikan kesenangan sesaat,
Terlalu banyak main game dapat mengganggu pola tidur, menurunkan produktivitas, dan bahkan menyebabkan kecanduan. Sama halnya dengan makan berlebihan. Saat stres, banyak orang mencari kenyamanan dalam makanan tinggi gula dan lemak. Padahal, kebiasaan ini dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.
Di Bulan Ramadan, Ada Juga Kebiasaan yang Diam-Diam Merusak Kesehatan Badan
Bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah, sering kali dianggap sebagai waktu untuk membersihkan diri, baik secara spiritual maupun fisik. Namun, di balik ibadah dan kebersamaan yang indah, ada beberapa kebiasaan yang tanpa disadari dapat merusak kesehatan tubuh.
Misalnya, kebiasaan “balas dendam” saat berbuka dengan mengonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan, atau kebiasaan “begadang” hingga larut malam untuk bermain gadget. Kebiasaan-kebiasaan ini, jika dilakukan terus-menerus, dapat mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan gangguan tidur, dan bahkan menurunkan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu,
Kurangnya aktivitas fisik selama Ramadan juga bisa menjadi masalah. Banyak orang yang merasa malas bergerak karena merasa lemas saat berpuasa. Padahal, olahraga ringan seperti berjalan kaki atau yoga justru dapat membantu menjaga kebugaran tubuh dan meningkatkan energi.
Jangan lupa juga untuk tetap menjaga hidrasi tubuh dengan minum air putih yang cukup saat sahur dan berbuka. Terlalu banyak minum minuman manis atau berkafein justru dapat menyebabkan dehidrasi.
Di era digital
Jujur saja, godaan untuk terus terhubung dengan media sosial dan gadget sangat besar. Namun, cobalah untuk membatasi penggunaan gadget saat Ramadan dan fokus pada ibadah serta interaksi sosial secara langsung.
Gunakan waktu luang untuk membaca Al-Quran, berzikir, atau melakukan kegiatan positif lainnya. Ingatlah, Ramadan adalah momen yang tepat untuk meningkatkan kualitas diri, baik secara spiritual maupun fisik.
Sebenarnya, Ramadan tahun ini kita jadikan sebagai momentum untuk mengubah kebiasaan buruk dan meningkatkan kualitas hidup. Menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres dengan baik, kita dapat meraih keberkahan Ramadan secara optimal.
Semoga Ramadan tahun ini membawa kesehatan, kebahagiaan, dan keberkahan bagi kita semua. Aamin.
Salam Dyarinotescom.