Jangan Salah Pilih! Kisah Pandai Besi & Pedagang Minyak Wangi

  • Post author:
  • Post category:Lifestyle
  • Post last modified:Februari 3, 2025
  • Reading time:4 mins read
You are currently viewing Jangan Salah Pilih! Kisah Pandai Besi & Pedagang Minyak Wangi

Dalam menjalani kehidupan yang temporal ini, manusia tak pernah lepas dari interaksi sosial. Pergaulan, perkawanan, circle kita sebagai sebuah keniscayaan, menuntut kita untuk selektif dalam memilih teman dan lingkungan. Sebuah kisah klasik tentang pandai besi dan pedagang minyak wangi, misalnya, menjadi metafora epic tentang betapa krusialnya pilihan tersebut.

Kisah ini bukan sekadar dongeng sebelum tidur, namun mengandung pelajaran berharga tentang bagaimana lingkungan dapat memengaruhi karakter, nasib, dan pola pikir seseorang. Telaah lebih dalam, petik hikmah apa yang tersembunyi di balik kisah yang telah melegenda ini, karena bisa jadi ini penting bagi kita semua.

 

Kisah Pandai Besi dan Pedagang Minyak Wangi

Alkisah,

Hidup dua orang sahabat pena, seorang pandai besi yang mahir menempa logam, dan seorang pedagang minyak wangi yang piawai meramu aroma. Keduanya memiliki dunia yang berbeda, namun terikat dalam jalinan persahabatan yang erat, lekat.

Suatu hari, mereka berdua berjalan bersama, menyusuri jalanan yang teduh namun berangin dan berdebu. Takdir membawa mereka melewati satu, dua tempat. Yups benar sekali. Tempat pertama bengkel si pandai besi.

Asap hitam mengepul, percikan api beterbangan, dan suara palu yang beradu dengan logam “Ting, ting, tong!” menciptakan suasana yang bising, merah membara dan pengap. Pakaian mereka pun tak luput dari noda jelaga. Apa boleh buat namanya juga bengkel besi tempa.

Kemudian,

Perjalanan mereka berlanjut hingga tiba di pasar, tempat kedua.

Aroma wangi ‘bukan rendang’, segar semerbak menyambut mereka. Kios pedagang minyak wangi tampak begitu tertata, asri, dengan botol-botol kaca berisi cairan berwarna. Mereka berdua menghirup aroma yang menenangkan, dan siapa sangka pakaian mereka ikut harum, dan bebas dari noda.

 

Stop!

Dari penggalan kisah ini, kita dapat melihat dengan jelas bagaimana lingkungan memberikan pengaruh. Pandai besi, dengan bengkelnya yang penuh asap dan api, memberikan dampak kurang baik bagi siapa pun yang berada di sekitarnya. Sementara itu, pedagang minyak wangi, dengan kiosnya yang penuh aroma, memberikan dampak baik yang menyegarkan.

Pun Sama,

Kisah ini menyerupai interaksi antara koruptor dan ulama, misalnya, di mana para ‘oknum’ koruptor berusaha mencari legitimasi dan muka bersih dengan mendekati ulama, sehingga kita ‘publik’ mungkin melihat mereka sebagai sosok yang tidak ternoda. Namun, di sisi lain, para ulama juga berpotensi tercemar nama baiknya akibat berinteraksi dengan pejabat koruptor, yang dapat menimbulkan persepsi buruk di mata masyarakat.

Itu sebabnya,

Saat ini banyak tokoh menjual agama demi keuntungan dan cuan semata.

Kok sampai kesana ceritanya 😁😂…

Mohon maaf atas keterusterangan ini, namun tampaknya Konoha saat ini sedang dilanda krisis yang ‘memalukan untuk di adopsi oleh generasi muda’, di mana kebodohan dan kebohongan tidak lagi menjadi anomali, melainkan sudah menjelma menjadi sebuah wabah yang menggerogoti sendi-sendi masyarakat.

Babi? Haram. Korupsi? Halal. Aneh!

 

Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Kisah ini bukanlah sekadar perumpamaan usang. Jika kita renungkan baik-baik, ini adalah cerminan nyata dari kehidupan kita sehari-hari.

Dalam memilih teman, misalnya, kita hendaknya waspada, memikirkan, dan berhati-hati. Jangan sampai terjerumus ke dalam pergaulan yang buruk, yang dapat merusak tingkah laku, sifat, dan karakter serta berujung masa depan kita.

Begitu pula dalam memilih lingkungan tempat tinggal atau tempat lainnya.

‘Usahakan’ untuk memilih lingkungan yang ‘menguntungkan’, agar dapat mendukung ‘berkembangnya diri kita’ menjadi lebih baik. Lingkungan yang baik akan memancarkan energi positif, menularkan sesuatu yang baik pula.

Lingkungan ini akan memotivasi kita untuk meraih tingkatan yang lebih tinggi sebagai manusia. Yaitu manusia yang beruntung karena berada di lingkungan yang baik.

 

Jangan Salah Pilih!

Memang benar, kehadiran ‘saudara’ baik dekat ataupun saudara jauh dalam hidup kita adalah sesuatu yang tidak bisa kita pilih. “Itu given!” Namun, berbeda halnya dengan pergaulan dan teman, di mana kita memiliki kebebasan untuk menentukan dengan siapa kita ingin berinteraksi lebih dekat. Pilihan ini menjadi “remainder” karena akan berdampak pada jalan hidup dan target capaian kita di masa depan.

Mengenal banyak orang tentu saja baik sebagai bagian dari memperluas jaringan dan koneksi, namun untuk menjadikannya teman, apalagi memasukkannya ke dalam lingkaran terdekat kita “tunggu dulu!”, tentu ada syarat dan kriteria yang perlu dipertimbangkan dengan matang.

Persis sama seperti kisah yang kita bicarakan ini, ‘Jika kamu berteman dengan pandai besi, pakaianmu akan kotor. Jika kamu berteman dengan pedagang minyak wangi, pakaianmu akan terikut harum.’ Oleh karena itu, bijaklah dalam memilih teman, karena kualitas pertemanan akan mencerminkan kualitas diri kita.

 

Salam Dyarinotescom.

 

Tinggalkan Balasan