Life’s Little Moments: Capturing thoughts, Healthy habits, and Connections. Embrace the moment, Join me on this journey.

Tekanan Teman Sebaya: Banyak Yang Kita Takutkan Dari Mereka

Share:

Masa remaja bagaikan roller coaster penuh tikungan tajam. Di tengah gejolak emosi, dan pencarian jati diri, “mereka yang di katakan sebagai bocah kosong”, tak luput dari tekanan orang terdekat. Dan itu bukan kita. Tekanan itu berasal dari si teman sebaya mereka. Dan jika kita tahu apa yang ada di kepala mereka, “Ampun!” banyak sekali yang kita takutkan.

Ini bukan sekedar menakut-nakuti. Dan bukan pula kami menawarkan asuransi. Ini kekuatan pengaruh. Pengaruh yang di sebarkan tanpa ada sistem penyaringan. Pengaruh yang membuat kita orang tua, takut bukan kepalang. Bagaikan satu dorongan untuk tumbuh, ingin tahu, sedikit over, dan berkembang, namun tak jarang juga menyeret mereka ke jurang perilaku di luar batas kewajaran.

 

Mungkin si bapak ‘cuma bisa ketawa-ketiwi saja’ dengan mengatakan “Aah, ini sudah biasa. Aku dulu waktu remaja juga melakukan itu!”. Tapi, tanpa kita sadar, apakah saat ini masih pantas itu di lakukan. Lalu…

Apa yang kudu kita bisikkan untuk mengajarkan mereka, bahwa semua ada batasan dan aturan. Apa yang kita katakan untuk menavigasi lika-liku tekanan dari si teman sebaya? Apakah cukup dengan “Kamu jadi anak baik yaa”. Atau dengan menegaskan “Kamu tidak boleh melakukan itu”. “Jauhin si Kibul dan Ozawa, Yaa!” Hanya itu?

 

Menavigasi Lika-Liku Tekanan Teman Sebaya

Menghadapi tekanan teman sebaya bisa di katakan satu proses belajar yang berharga bagi setiap remaja. Dengan strategi yang tepat, dukungan dari orang-orang terdekat, serta memahami cara kita menavigasinya, remaja dapat mengubah tekanan tersebut menjadi satu pelajaran untuk berkembang sebagai individu yang percaya diri, mandiri, dan tangguh.

Pengaruh harus di lawan dengan pengaruh. Pengaruh jelek yang berasal dari entah berantah, di benturkan dengan pengaruh kita (sebagai orang terdekat) dengan penekanan yang lebih mendalam dan manusiawi. Baik itu dalam hal: penalaran, baik buruk, dan untung ruginya.

Untuk membentengi pengaruh yang datang tanpa tanggungjawab, perlu di bina dan di tumbuhkan nilai-nilai positif dalam pikiran si remaja. Seperti: bagaimana mengenali diri, memupuk rasa percaya diri, dan berpegang teguh pada kenormalan.

Dan ini bisa diterapkan secara berurut.

 

1. Bangun Rasa Percaya Diri dan Kenali Diri

Tak lebih dengan cara membantu mereka mengenali kelebihan diri “Kamu itu mau dan bisanya apa” dan satu pencapaian yang sudah diraih “Lumayan untuk hari ini”. Dengan cara memegang teguh nilai dan prinsip pribadi. Remaja perlu yakin dengan apa yang mereka anggap benar dan berani menjadi diri sendiri.

Percaya diri itu bisa mereka dapatkan di kala mereka menemukan bakat yang terpendam dalam diri. Bantu mereka untuk menemukan minat dan bakat saat masa remaja tiba. Terjun dalam aktivitas positif yang digemari dapat meningkatkan rasa percaya diri dan membangun komunitas suportif.

 

2. Komunikasi Terbuka dengan Orang Dewasa Terpercaya

Membangun komunikasi terbuka dengan ‘orang dewasa terpercaya’ merupakan kunci penting untuk melewati masa-masa penuh perubahan dan transisi masa remaja yang masih polos. Orang tua dan guru dapat menjadi sumber saran dan pendengar yang bijaksana.

Bangun komunikasi terbuka untuk mendiskusikan kekhawatiran dan mencari solusi bersama. Ciptakan suasana yang nyaman untuk berkomunikasi dengan memilih waktu, dan tempat yang tenang dan lagi privat. Mulailah dengan topik ringan dengan bahasa yang mudah dimengerti.

 

3. Kembangkan Kemampuan Asertif

Masa remaja tidak datang dua kali dalam hidup. Di tengah gejolak emosi dan pencarian jati diri, mereka tak jarang di hadapkan dengan berbagai situasi yang membutuhkan kemampuan asertif. Kemampuan asertif itu merupakan sebuah keterampilan yang memungkinkan seseorang untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kebutuhan dengan jelas, tegas, dan lugas, namun tetap menghormati orang lain.

Ajarkan mereka untuk mampu mengatakan “tidak” dengan kemantapan dan kesiapan alasan, namun santun saat dihadapkan pada tekanan atau satu permintaan yang tidak di inginkan. Tumbuhkan rasa berani untuk: membela diri dan orang lain dari perlakuan tidak adil atau tidak hormat. Mereka juga perlu di ajarkan untuk mampu menjaga harga diri, komunikasi, dan membangun hubungan yang sehat.

 

4. Pilihlah Pergaulan yang Sehat

Kita harus ingat bahwa satu orang atau sekelompok orang yang gigih dapat membuat perbedaan yang signifikan. Dan bahwa sekelompok kecil orang yang gigih tersebut bisa dapat mengubah arah sejarah, lho. Dan pergaulan yang tepat membimbing kita ke jalan yang tepat pula.

Masa remaja bagaikan petualangan penuh warna, pastinya di warnai dengan pencarian jati diri dan pertemanan yang solid. Carilah teman yang memiliki nilai dan minat yang sama. Hindari kelompok yang mendorong perilaku negatif, seperti: merokok, minum alkohol, atau kegiatan negatif lainnya.

 

5. Berani Melangkah Berbeda

Bagi kamu yang membaca ini, jangan pernah menertawakan seorang anak muda karena ‘kepura-puraannya’. Mungkin saja ia hanya mencoba satu demi satu wajah baru, untuk menemukan wajah diri yang seutuhnya. Dan itu bisa saja baik.

Menjadi berbeda bukan berarti salah. Mempelajari hal baru dan berani mencoba hal yang berbeda dapat membuka peluang baru. Ingatlah bahwa setiap orang unik dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. “Aku beda, lalu kamu mau apa?”.

 

Banyak Yang Kita Takutkan Dari Mereka

Kita si orang tua dan pendidik juga berperan penting dalam membekali remaja dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menghadapi tekanan teman sebaya. Dengan menciptakan lingkungan yang suportif dan terbuka, kita dapat membantu remaja menavigasi masa remaja dengan konstruktif.

Tekanan teman sebaya bukan hal yang perlu di takuti, tetapi dihadapi dengan: rasa kepedulian, bijak, dan ketegasan. Langkah yang tepat dari kita untuk menavigasi remaja dalam mentransformasi tantangan menjadi peluang dan tumbuh sebagai pelajaran kehidupan tanpa ada rasa penyesalan.

Kamu dan masa depanmu itu bisa saja sebesar imanmu, walau segelap ketakutanmu, dan mungkin songongnya percaya akan dirimu, namun itu sedalam keragu-raguanmu, tapi engkau bisa menjadi setinggi harapanmu, dan sebijak keputusasaanmu. Karena masa depan adalah milik mereka yang bersaksi pada keindahan impian.

 

Salam Dyarinotescom.

Related Posts:

Jangan Lewatkan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Life’s Little Moments: Capturing Thoughts, Healthy Habits, and Connections. Embrace the Moment.

Join Me On This Journey.