Sebelumnya kami pernah menghadirkan Resensi Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat, kali ini kami akan mempersembahkan review dari sebuah buku fenomenal tentang harapan, karya penulis yang sama, Mark Manson, Segala-galanya Ambyar (judul asli: Everything is F*cked).
Okey, kita sekarang hidup dalam zaman yang menarik. Secara material, segalanya tampak sangat baik melebihi era-era sebelumnya. Meski begitu, entah mengapa segala-galanya tampak kacau dan benar-benar ambyar.
Dalam buku Segala-galanya Ambyar, Mark Manson membentangkan segunung penelitian psikologis, juga sederet kebijakan dari beberapa filsuf.
Ciri khas dan gaya
Dengan ciri khas gayanya berupa campuran antara penelitian dan humor, Mark Manson menantang kita untuk lebih terbuka dengan diri sendiri, secara jujur menguak definisi tentang keyakinan, kebahagiaan, kemerdekaan, dan bahkan tentang pengharapan itu sendiri.
Mark Manson memberikan konsep tiga pilar sebuah harapan untuk mengembangkan dan tetap mempertahankannya, antara lain:
- Kontrol diri, yang membuat kita dapat mengendalikan hidup kita sendiri;
- Percaya pada suatu nilai yang dapat di perjuangkan;
- Menjadi bagian dari komunitas, yang menghargai apa yang kita hargai.
“Barangkali suatu hari, kita akan menjadi terintegrasi dengan mesin-mesin. Kesadaran individual kita akan di serap. Harapan-harapan independen kita akan lenyap.
Kita akan saling berjumpa dan melebur di cloud, dan jiwa-jiwa kita yang telah terdigitalkan akan berkitar dan memutar di badai data, bentangan bits dan fungsi-fungsi secara harmonis di taruh dalam keselarasan akbar yang tidak terlihat.” (Hal.308)
Meski segalanya ambyar, tak lantas bahagia memudar. Seperti yang di ungkapkan Mark Manson: “Dunia ini memang kacau, dunia ini memang ambyar, tapi itu karena kamu tidak sadar bahwa harapan kamu terlalu di silaukan oleh keinginan-keinginan kamu sendiri yang tidak masuk akal.
Jadi, lepaskanlah harapan-harapan itu, jika kamu ingin waras! #AmbyarkanHarapan untuk hidup yang lebih tenang.”
2 Comments
Pernah baca bukunya, gak tuntas. Tak semenarik bukuny yang pertama. Bacanya bener2 bikin ambyar. Bertolak belakang dg taglinenya, buku ttg harapan tapi kupasannya malah gimana utk membunuh harapan itu sendiri. YA, buku yg buat kecewa.
BTW, ringkes sekali reviewnya Min
iya… karena bukunya ambyar jadi tulisan nya juga ambyar hehe…