Life’s Little Moments: Capturing thoughts, Healthy habits, and Connections. Embrace the moment, Join me on this journey.

Terjebak Didalam Knowledge Obesity

Share:

Nonton bola 90 menit, scroll TikTok 5 sampai 6 jam, belum lagi Instagram, Youtube dan Netflix, menjadi sesuatu kebisingan panjang. Poster webinar gratisan pun, menjadi ruang pembelajaran. Itu semua tanpa kita sadari menjadi pengetahuan dasar hari-hari diruang ber-AC. Dan setahun kemudian, kita penuh dengan pemikiran, botak dikepala, perut membuncit, gigi membusuk, dan mata merah dengan gaya busana ala korea alay. Di tambah dengan aksen bicara “Kamu Nanya? Kamu Bertanya-Tanya?“. Lengkap sudah! – Kita mengalami knowledge obesity atau kegemukan pengetahuan.

Dan kita terjebak di dalamnya. Terjebak di dalam Pikiran “Aku Tahu”. Menakutkan!

Knowledge obesity atau di sebut juga dengan pengetahuan yang berlebihan, mengacu pada “obesitas” yang terjadi ketika tubuh terlalu banyak makan junk food dan menjadi lemak jahat sehingga berujung pada kegemukan atau penyakit yang menyertainya. Kalori masuk lebih besar daripada yang keluar.


Fenomena Knowledge Obesity

Fenomena Knowledge obesity sudah biasa di masyarakat modern perkotaan. Berdalih memberikan edukasi dan pengetahuan, bukan untuk jualan. Webinar misalnya. Dengan Webinar memberikan kemudahan akses pada komunitas modern untuk informasi dan pengetahuan secara mudah. Apa lagi Youtube Cs. Semua ada di sana. Mau buat ini dan itu tinggal tonton tutorial.

Informasi yang berlebih membuat kita mengalami kebingungan. Kedunguan dalam merealisasikan ide dan gagasan. Sungguh baik sebenarnya ketika kita mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas. Tinggal bagaimana modal tersebut kita pergunakan pada tempat yang tepat untuk lebih efektif dan produktif.

Jika seseorang terlalu banyak informasi, bisa di pastikan orang tersebut gagap memproses apa pun. Oleh karena itu sangat penting bagi kita dapat memahami tentang ‘Self-Management’. Mengapa manajemen diri penting dalam hal ini?

Manajemen diri atau ‘Self-Management’ dapat membantu kita dalam mengidentifikasi, menganalisa, memproses, serta menemukan kelemahan atas kebenaran dari informasi yang datang. Dari semua hal tersebut, sudah barang tentu, pengetahuan tidak akan menjadi sesuatu jika kita tidak menerapkannya. Itu justru akan menjadi sampah, membebani dan membuat kita menjadi peragu.

Penting sekali bagi kita tetap berpikir kritis tentang apa dan bagaimana informasi yang bisa kita adopsi. Jika informasi itu tidak lah realistis maka abaikan saja. Jangan mudah tertipu dengan ‘Idealisme’ yang nyatanya topeng dari kepentingan seseorang. Karena boleh jadi untuk tujuan tertentu seperti: promosi, publikasi atau maksud lainnya.


Important Knowledge

Mengapa Pengetahuan bisa di nilai penting. Sejatinya pengatahuan kita dapatkan dari informasi. Informasi yang di maksud adalah informasi yang berkualitas. Dan menjadi penting karena ada nilai di dalamnya.

Kualitas informasi bernilai ‘Baik’ jika relevan terhadap kebutuhan kita si pengguna. Atau dengan kata lain, informasi tersebut mempunyai manfaat, nilai, keakuratan, ketepatan waktu, relevan dan lengkap. Informasi tersebut harus akurat karena menjadi acuan bagi kita dalam mengambil keputusan.

Jangan pernah mau menjadi tumbal atas informasi seseorang atau dengan kata lain informasi yang menjebak. Akurat yang di maksud mencerminkan keadaan sebenarnya. Tepat waktu di artikan informasi harus bisa kita pergunakan saat di butuhkan. Relevan di artikan sesuai dengan kebutuhan. Dan Lengkap artinya informasi tersebut utuh atau tidak setengah-setengah. Lalu informasi seperti apa?


Terjebak Di dalam Knowledge

Knowledge atau Pengetahuan bisa kita dapatkan dari data bisa juga dari informasi. Data umumnya berbentuk angka, grafik, gambar ataupun statistik. Sementara informasi umumnya sudah di bungkus atau tersaji melalui kata-kata, bahasa, ide, opini bahkan pemikiran. Data belumlah cukup untuk pengambilan keputusan, sedangkan informasi boleh jadi bisa di pergunakan dengan beberapa catatan.

Pada dasarnya kualitas informasi dapat di kelompokkan menjadi empat kategori, antara lain: intrinsik, kontekstual, representasi, dan aksesibilitas atau keteraksesan. Sangat fatal jika kita terjebak kedalam pengetahuan atau informasi yang menyesatkan. Dan jika pun kita terapkan akan berdampak buruk bagi kita. Sebagai contoh informasi yang menyesatkan adalah berita Hoaks, pada kasus blue energi yang terjadi tahun 2008.

Kasus tersebut berupa penemuan bahan bakar (blue energy), katanya. Sempat mendapat perhatian pemerintah saat itu. Setelah di selidiki lebih mendalam, ternyata penemuan tersebut hanya sekedar memanfaatkan air sebagai penghematan BBM dan bukan mengubah air menjadi energi yang di maksud.

Delivery

Inti dari knowledge adalah informasi. Dalam fenomena ‘Knowledge Obesity’ terkadang kita tidak bisa membedakan mana yang hiburan, hoaks dan mana yang sebenar-benarnya pengetahuan. Masyarakat harus jeli dan smart dalam membedakan tipe penyampaian informasi.

Bisa saja informasi yang di berikan cara penyampaiannya secara berkala. Atau bisa juga secara tiba-tiba, tergantung maksud dan tujuan dari informasi tersebut. Karena banyak sekali informasi yang di ciptakan karena permintaan sutu pihak. Dan informasi yang di sediakan setiap saat sebagai petunjuk bagi masyarakat.


Lifestyle Semakin Berubah.

Knowledge obesity bisa menjadi satu sumber berhentinya produktifitas terutama anak muda. Bisa saja menjadi rasa takut yang tidak rasional bagi pemula, karena semua informasi yang datang bisa dengan mudah. Cukup dengan satu klik saja, terbuka semua informasi.

Termasuk urusan gaya hidup. Gaya hidup mengikuti perubahan pola hidup yang berlandaskan pada pengetahuan dan informasi. Orang tidak lagi memahami kata sopan santun dari busana hingga suara. Mereka cukup mengatakan “Ini adalah gaya hidup kami“.

Notes

Pengetahuan tidak datang kepada kita, tetapi kita yang datang untuk mencari pengetahuan. Knowledge obesity sebagai contohnya. Membuat kita mengalami kebimbangan dan kedunguan dalam merealisasikan kreasi, gagasan dan ide. Ingat bahwa pengetahuan itu bukanlah skill. Kamu tidak cukup hanya diam dan menonton, lalu menganggap bisa dan mahir akan semua hal.

Hidup bisa saja buta jika tidak ada kemauan dan keinginan yang jelas, seperti informasi yang akurat. Kemauan dan keinginan akan menjadi gelap, jika tidak di sertai pengetahuan. Dan pengetahuan akan menjadi kosong jika tidak di ikuti pembelajaran. Dan pelajaran itu ada di sini. #StayTune

Salam Dyarinotescom


Related Posts:

Jangan Lewatkan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Join Us

Bergabung Bersama Kami Menjadi Bagian Dari Komunitas Dyarinotescom

Life’s Little Moments: Capturing Thoughts, Healthy Habits, and Connections. Embrace the Moment.

Join Me On This Journey.