Di era digital ini, media sosial telah menjadi alat yang ampuh untuk solusi berbagai masalah, termasuk mencari keadilan dengan cara main hakim sendiri. Munculnya vigilante sosmed, misalnya “satu istilah yang sering orang sebut”, secara individu atau kelompok menggunakan media sosial untuk menegakkan hukum secara mandiri. Tentu saja ini menjadi fenomena yang menarik untuk kita telusuri.
Ketika keadilan menjadi blur, Vigilante Sosmed sebagai pahlawan atau penjahat?
Vigilante sosmed ini memantau frekuensi aktivitas online untuk mencari “pelanggan” dari pelanggaran atas kejahatan, dan kemudian mengambil tindakan menghentikan atau “memberikan hukuman sosial” pada pelakunya. Tindakan yang mereka lakukan beragam, “Kita viralkan saja” bisa dimulai dari membongkar informasi, sebarkan sana sini, meme memalukan, hingga melakukan doxing.
Table of Contents
Toggle
Vigilante Sosmed Bagaikan Batman
Garis-garis haluan keadilan menjadi koyak seketika, bersaksi dimalam dan siang hari. Penegakan hukum menjadi blur tanpa bentuk, “Kami beraksi” vigilante sosmed mengambil tindakan sendiri tanpa melalui proses hukum yang sah.
Meskipun tujuan mereka tidak bisa dipastikan “motifnya apa?”, tapi banyak yang berkilah bahwa ini untuk menciptakan keadilan dan melindungi masyarakat kalangan bawah. Demi kamu ‘masyarakat’ yang tidak sanggup mencari keadilan.
Bagaikan Batman versi digital, melalangbuana di dunia maya mencari korban, Vigilante sosmed sering kali melanggar privasi dan menimbulkan bahaya bagi orang lain tentunya, diri mereka sendiri, bahkan target mereka.
Dilema moral pun muncul.
Menurut kamu, apakah vigilante sosmed adalah pahlawan yang sebenarnya? secara dengan berani melawan kejahatan di dunia maya, atau penjahat kacangan yang melanggar hukum dan justru membahayakan orang lain demi satu keuntungan?
Duduk dan baca.
Motivasi di Balik Vigilante Sosmed
Jika keadilan itu benar-benar ada, kebutuhan rakyat tercukupi, kami pun tak pernah ada dimuka bumi ini. Keadilan harus untuk semua orang, dan tidak ada yang mereka kecualikan. Walaupun satu diantaranya memiliki kekuatan, keadilan harus tetap ditegakkan. Jika tidak, itu tidak adil namanya.
Kekuatan tanpa keadilan adalah tirani.
“Di mana ada minimnya keadilan, disitu ada bahaya. Dan saatnya kamu menjadi benar” Vigilante Sosmed pun bertindak dengan segala apa yang ada. Setelah kami sisir beberapa kemungkinan, paling umum di balik tindakan mereka ini berkaitan dengan:
1. Keadilan
Demi keadilan, Vigilante Sosmed melakukan berbagai tindakan “main hakim sendiri” di media sosial kami mencari, mengidentifikasi, dan “mempermalukan” orang yang kami anggap telah melakukan kesalahan.
Secara tidak sadar ternyata kami cukup frustrasi terhadap ketidakadilan di Negeri ini.
Alasan di balik semua ini adalah Lembaga hukum gagal memberikan keadilan bagi para korban. Mereka mengambil tindakan sendiri untuk menghakimi orang yang mereka tuduh sebagai pelaku kejahatan, seperti pelecehan seksual, penipuan, cyberbullying, atau kejahatan lainnya.
Ini yang kami lakukan?
Tentu saja dengan memposting informasi pribadi pelaku kesalahan di media sosial. Ini dapat berupa nama lengkap, alamat rumah, nomor telepon, tempat kerja, foto, dan video. Jika belum manjur, lakukan dengan membuat meme atau gambar satir. “Jadi jelek muka, lho…”
Meme dan gambar satir dapat digunakan untuk mengejek dan mempermalukan pelaku kesalahan. Jika masih belum ampuh, “Petisi online boleh juga”. Petisi online dapat digunakan untuk meminta agar pelaku kesalahan dihukum atau diboikot. Kemudian,
Segera hubungi pihak media!
“Sungguh lega masih ada media di Negeri ini yang membela”. Vigilante Sosmed dapat menghubungi media untuk menceritakan kisah korban dan meminta keadilan. Dalam beberapa kasus, Vigilante Sosmed dapat melakukan demonstrasi di depan rumah atau tempat kerja pelaku kesalahan.
2. Kesadaran
“Kami ingin kita semua sadar” Jangan takut akan gelap, jangan kamu diam karena merasa sendiri. Kami ingin membangkitkan pemahaman dan kepedulian terhadap prinsip-prinsip keadilan yang mendorong masyarakat untuk memperjuangkan perlakuan yang adil dan setara bagi semua orang.
Vigilante Sosmed ingin meningkatkan kesadaran publik tentang masalah-masalah yang diabaikan oleh hukum. Dengan “mempermalukan” pelaku di media sosial, mereka berharap dapat mendorong perubahan sosial dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
3. Kekuasaan
Vigilante Sosmed mungkin saja terbius oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan dan kekuasaan. Mereka yang mencari kekuasaan termotivasi oleh keinginan untuk mendapatkan pengaruh dan kontrol terhadap masyarakat secara online.
Masyarakat terpengaruh dan setuju dengan opini yang kami kembangkan.
“Kamu jahat, Mereka baik”. Menggunakan platform media sosial untuk mempublikasikan informasi pribadi pelaku kesalahan, menyebarkan informasi yang belum tentu terbukti kebenarannya atas putusan peradilan, lantas mengintimidasi orang lain.
Semua ini demi membangun reputasi sebagai pembela keadilan dan mendapatkan pengikut yang besar. Jika kamu melihat tanda-tanda bahwa Vigilante Sosmed mencari kekuasaan, ini bisa kita deteksi. Mereka mencoba untuk:
- Mencari pengakuan dan pujian dari pengikut mereka;
- Menggunakan bahasa yang kasar dan mengancam;
- Menggunakan platform media sosial mereka untuk mempromosikan agenda pribadi mereka;
- Menyerang orang yang tidak setuju dengan mereka; dan
- Memutarbalikkan fakta dan menyebarkan informasi yang salah.
4. Hiburan
“Ini sekedar hiburan”. Bagi beberapa orang, menjadi Vigilante Sosmed adalah bentuk dari hiburan mengisi waktu luang. Melihat sesuatu yang tidak benar, langsung dikomentari secara terang-terangan tanpa ada maksud apa pun dibaliknya.
Tidak penting dengan hal yang semacam ini, kami sejujurnya menikmati sensasi “memburu” pelaku kesalahan dan “mengungkap” kejahatan mereka di depan publik. Untung-untung pelaku kejahatan bisa tertangkap dan segera diadili.
Vigilante Sosmed dan konsekuensi
Konsekuensi dari Vigilante Sosmed bisa apa saja. Vigilante Sosmed, individu atau kelompok yang menggunakan media sosial untuk mencari, mengidentifikasi, dan “mempermalukan” orang yang mereka anggap telah melakukan kesalahan, dapat membawa konsekuensi negatif bagi berbagai pihak, termasuk:
Jika itu kamu si Korban
Jika kamu ternyata korban daari kejahatan, mungkin saja kedepannya menjadi sasaran cyberbullying, pelecehan online, dan bahkan kekerasan fisik. Informasi pribadi mereka yang di sebarkan di media sosial dapat merusak reputasi mereka dan berdampak negatif pada kehidupan pribadi dan profesional mereka.
Ini akam menimbulkan satu trauma psikologis yang tidak bisa di bendung. Pengalaman di permalukan dan di lecehkan di depan publik dapat menyebabkan trauma psikologis yang parah.
Ooh, ternyata kamu si Pelaku
Ini pasti akan berdampak sangat tidak adil. Vigilante Sosmed mungkin tidak selalu memiliki informasi yang akurat dan dapat secara keliru menuduh orang yang tidak bersalah. Mau kemana pun tidak akan seperti dulu lagi, “privasiku mereka sita”. Informasi pribadi mereka disebarkan di media sosial tanpa persetujuan mereka, yang merupakan pelanggaran privasi.
Kehidupanmu tentu akan menjadi buruk. Tindakan Vigilante Sosmed dapat berdampak negatif pada kehidupan pribadi dan profesional pelaku kesalahan, seperti kehilangan pekerjaan, teman, dan hubungan.
Kita sebagai Masyarakat
Sebagai masyarakat, tentu kita sih cukup bingung dengan apa yang terjadi. Dan pada akhirnya menimbulkan ketidakpercayaan pada banyak hal. Tindakan Vigilante Sosmed dapat merusak kepercayaan pada sistem peradilan dan lembaga lainnya.
Tentu saja akan terjadi Polarisasi di dalam masyarakat. Kita bagian dari masyarakat, menjadi dua kelompok yang berlawanan dengan pandangan yang berbeda. Kedua kelompok ini cenderung memiliki sikap yang sangat bertentangan terhadap berbagai isu, dan mereka sering kali saling tidak percaya dan menghina.
Kekerasan?
Jangan di tanya. Dalam beberapa kasus, tindakan mereka dapat memicu kekerasan. Dan erosi pada norma-norma sosial pun terjadi. Tindakan mereka dapat mengikis norma sosial tentang privasi, kasih sayang, dan toleransi.
Selain itu, Vigilante Sosmed membawa pengaruh negatif bagi diri sendiri.
Aku Seorang Vigilante
Tidak ada yang selalu pasti dan kadang kala itu bisa saja membuat kamu menjadi orang yang cukup sial hari ini. Kamu tentunya akan kehilangan reputasi. Menjadi orang yang buruk dan terlihat kosong.
Menuduh tanpa bukti, asal bunyi.
Tindakan yang dapat merusak reputasi, dan membuat kamu sulit untuk masyarakat percaya kembali. Dan tentu ada konsekuensi hukum. Dalam banyak urusan, mereka dapat menghadapi tuntutan hukum karena pencemaran nama baik, pelecehan, atau bahkan ancaman kekerasan.
Apa Yang Bisa Kita Petik
Yang bisa kita petik adalah diam, duduk manis di tempat. Terkadang menjadi penonton adalah cara baik untuk selamat dari kekacauan, tuduhan, dan perdebatan. Walau kita semua tahu, mencari keadilan adalah hal yang penting.
Korban kejahatan berhak mendapatkan keadilan dan pelaku kesalahan harus di hukum. Namun, penting untuk mencari keadilan dengan cara yang aman dan bertanggung jawab. Vigilante Sosmed sering kali menggunakan metode yang ilegal, tidak etis, dan berbahaya.
Pengalaman yang kita kembangkan oleh akal lalu di terapkan, kemudian membuahkan pemahaman lebih lanjut, bisa menjadi hukum yang berharga. Bukan karena ini sekedar aturan, tapi karena ada hak kita sebagai warga Negara di dalamnya. Jika ini tertunda maka bisa jadi “memang benar” di abaikan. Hukum tidak di ciptakan untuk melayani tuan, tapi tumbuh dari keadaan.
Salam Dyarinotescom.