Lifeโ€™s Little Moments: Capturing thoughts, Healthy habits, and Connections. Embrace the moment, Join me on this journey.

Hei Kamu: Dengarkan! Nasihat Seperti ‘Life Coach’ Gratisan ๐Ÿ˜

Share:

Capek kan, dengerin ceramah orang tua, guru? Rasanya seperti: sedang nonton sinetron lawas yang ceritanya itu-itu saja, bosenin. Tapi, coba deh lebih membuka diri. Di balik ocehan panjang lebar mereka itu, sebenernya ada harapan, perlindungan, dan kasih sayang yang besar untuk kamu. Ibarat Global Positioning System (GPS), Nasihat itu seperti petunjuk jalan yang bakal ‘ngebawa’ kita menuju arah yang baik. Buka telinga lebar-lebar, dan simak baik-baik apa yang mereka nasihati, karena mereka tau, ada banyak hal buruk tak terduga diluaran sana, yang siap menerkam dirimu.

Nah, biar sejalan dengan opening kita, berikut kisah tentang Serigala yang melakukan tipuan-tipuan kecil namun sangat berbahaya demi memakan domba yang โ€œtidak tahu apa-apaโ€. Dengan senyum licik, cerita tipuan dan kebohongan, si Serigala ini punya segudang trik untuk merayu domba-domba keluar dari kandang. Mulai dari pura-pura sakit, mengaku tersesat, sampai menebar janji-janji manis soal padang rumput hijau yang subur. Semua dilakukannya dengan satu tujuan: โ€œMengisi perutnya dengan daging domba yang empuk.โ€

Tanpa basa basi, berikut cerita tentang:

 

Tipuan Kecil Serigala Kepada Domba yang โ€˜Kosongโ€™

Di sebuah padang rumput yang luas dan hijau, hiduplah sekawanan domba yang riang. Mereka bebas berlarian dan merumput sepanjang hari di bawah pengawasan seorang anjing penjaga yang setia. Di hutan yang berbatasan dengan padang rumput, tinggallah seekor serigala tua yang licik. Ia sangat menginginkan daging domba-domba gemuk itu.

Ia lapar! Namun selalu gagal karena ada anjing penjaga yang selalu waspada.

Suatu hari, serigala tua itu punya ide cerdik. Ia merangkak tertatih-tatih โ€œpura-pura sakitโ€ mendekati pagar pembatas dan memanggil-manggil domba-domba itu dengan suara lembut. “Hai kawan-kawan domba,” sapa serigala dengan ramah, “Tahukah kalian, sebenarnya aku ingin sekali berteman dengan kalian. Kita bisa bermain bersama, berbagi makanan, dan menjadi โ€˜geng motorโ€™ sejati.”

Domba-domba itu saling berbisik, penasaran dengan maksud serigala. “Tapi, Tuan Serigala,” kata salah satu domba mewakili yang lain, “Kami takut padamu. Kami tahu, serigala itu memangsa domba.”

 

Tricky Serigala

Serigala tertawa kecil. Wkwkwk ๐Ÿ˜‚ “Ah, jangan khawatir. Aku sudah berubah. ‘Vegan bro!’ Aku tidak akan memakan kalian. โ€˜Kitakah sohib, ceritanyaโ€™. Taukah kalian, Yang membuat hubungan kita tidak harmonis adalah anjing penjaga itu. Tua, jelek, gak ngerti dengan kemauan anak muda, Dia selalu mengikutimu kemana pun. Jika tidak ada dia, kita pasti akan menjadi teman akrab.”

Keren gak tuh ๐Ÿ˜Ž…

Mendengar penjelasan serigala, domba-domba itu mulai terbujuk. Mereka memang merasa โ€˜terkekangโ€™ dengan kehadiran anjing penjaga. “Kalau begitu, bagaimana kalau kita coba?” usul salah satu domba.

“Setuju!” teriak domba-domba lainnya.

Manjap jiwa! ๐Ÿ‘

Sejak saat itu, domba-domba sering mendekati pagar dan mengobrol dengan serigala. Mereka menceritakan banyak hal tentang kehidupan mereka, โ€œapa yang mereka lakukan keseharian, hingga rahasia-rahasia pun ikut terbukaโ€ sementara, sang serigala terus membujuk mereka agar keluar dari kandang.

“Kalian tahu,” kata serigala suatu hari, “Di seberang hutan, ada padang rumput yang jauh lebih luas dan hijau dari yang ada di tempat kalian. Rumputnya juga lebih โ€˜Mmmmm…โ€™ Lezat! Kalian akan sangat senang jika tinggal di sana bersamaku.”

 

Domba-Domba yang Tertipu

Tergiur dengan bujukan serigala, domba-domba itu akhirnya memutuskan untuk keluar dari kandang. Mereka berbaris rapi di belakang serigala, penuh semangat menuju padang rumput impian. โ€œAkhirnya kita menemukan apa yang kita cari selama ini, kebebasan!โ€ senyum domba. Namun, begitu mereka memasuki hutan yang sunyi dan gelap, suasana mendadak berubah mencekam.

Sinar matahari yang tadinya hangat kini terhalang oleh pepohonan rindang. Serigala tua itu, yang selama ini berpura-pura ramah, tiba-tiba mengeluarkan raungan yang menggelegar. โ€œMakan, makan!โ€ Bulu-bulunya meremang dan matanya bersinar merah menyala seperti bara api.

Domba-domba yang tadinya begitu senang, gembira, dan percaya diri, kini kalang kabut dan ketakutan. Mereka berusaha melarikan diri, namun sudah terlambat. ย Dengan gesit, serigala tua itu menerkam domba-domba malang itu satu per satu. Raungan minta tolong mereka memecah kesunyian hutan, namun tak ada satu pun yang datang menolong.

Domba-domba yang tersisa hanya bisa menyaksikan teman-temannya dimangsa dengan ketakutan yang amat sangat. Dalam hati, mereka menyesal telah mengabaikan peringatan anjing penjaga dan terbujuk oleh rayuan manis dari sang serigala. Mereka menyadari betapa bodohnya mereka telah mempercayai makhluk buas yang menyamar sebagai: โ€œTeman.โ€

 

Woy, Bocah Kosong! Nasihat itu Seperti ‘Life Coach’ Gratisan ๐Ÿ˜.

Cerita tentang domba dan serigala ini menyiratkan betapa pentingnya peran orang tua dalam melindungi anak-anak mereka dari bahaya yang mengintai. Sama seperti serigala yang berpura-pura baik hati untuk menipu domba, di dunia nyata pun hampir sama, banyak orang yang tidak memiliki niat baik dan berusaha memanfaatkan ketidaktahuan anak-anak, sang bocah kosong.

Nasihat atau pun โ€˜marahโ€™ itu bukan karena mereka benci atau tidak suka.

Mungkin saja, ocehan atau nasihat orang tua yang sering dianggap merepotkan, sebenarnya adalah bentuk kasih sayang dan upaya untuk melindungi anak-anak dari pengaruh buruk. Sama seperti anjing penjaga yang melindungi domba, nasihat orang tua kita ibaratkan: sebagai โ€œPagar pembatas yang mencegah anak-anak terjerumus ke dalam situasi yang berbahaya.โ€

Ketika anak-anak merasa terkekang oleh nasihat orang tua dan lebih tertarik pada bujukan orang lain, mereka bisa saja terjebak dalam situasi yang merugikan. Seperti domba-domba yang tergiur oleh janji serigala, anak-anak yang tidak mendengarkan nasihat orang tua bisa saja menjadi korban dari kejahatan orang diluaran sana.

Oleh karena itu, penting bagi kamu sebagai generasi yang lebih muda untuk menghargai nasihat orang tua dan tidak mudah terpengaruh oleh bujukan orang lain. Jadi, intinya sih gini, orang tua itu seperti ‘life coach’ gratisan. Mumpung ada yang mau ngasih saran gratis, mendingan diambil aja, kan?

 

POV-nya:

Cerita ini mengingatkan kita bahwa dunia ini tidak selalu seindah yang kita bayangkan. Ada banyak bahaya yang mengintai di luar sana, dan kita perlu waspada. Dengan lebih berhati-hati dan berlaku bijak dalam segala hal, kita dapat menghindari hal-hal buruk yang dapat terjadi. Sebelum belajar memahami, โ€˜dengarkan nasihatโ€™, karena mereka pernah menjalani.

 

Salam Dyarinotescom.

Related Posts:

Jangan Lewatkan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Join Us

Bergabung Bersama Kami Menjadi Bagian Dari Komunitas Dyarinotescom

Lifeโ€™s Little Moments: Capturing Thoughts, Healthy Habits, and Connections. Embrace the Moment.

Join Me On This Journey.