Setelah demam YouTubers dan menonton Instagram Story atau Live, kini muncul aplikasi yang tak kalah heboh. Mendengarkan podcast menjadi salah satu kegiatan hiburan baru yang makin populer di Indonesia.
Terutama di masa pembatasan aktivitas sosial seperti saat ini, popularitas podcast semakin sukses naik dengan pesat.
Minat masyarakat yang tinggi terhadap podcast dilatari beragam alasan, diantaranya karena beberapa orang mulai bosan menonton video dan mulai beralih ke audio (podcast) karena lebih menenangkan buat mereka atau bisa dilakukan sambil mengerjakan hal yang lain.
Beberapa orang juga menganggap mendengarkan podcast lebih membangun theater of mind yang seru dibanding tinggal menikmati sajian visual.
Info terbaru: Yahoo memiliki Program Terbaru bagi Publisher
Selain itu, alasan utama podcast kian populer belakangan ini adalah karena topik dan content creator-nya yang kian beragam.
Beberapa topik yang di sajikan dalam podcast yaitu berita, komedi, olahraga, hiburan, musik, seni, permainan, teknologi, sastra, pengalaman hidup, diskusi ringan, gaya hidup, hingga candaan humor yang mengundang gelak tawa.
Berbeda dengan radio yang biasanya di siarkan secara langsung, podcast merupakan hasil rekaman yang telah disunting terlebih dahulu dan kemudian diunggah ke Spotify atau Apple Podcast.
Membuat podcast tentu lebih mudah dari pada membuat sebuah video, karena peralatan yang di butuhkan jauh lebih sedikit. Oleh karena itu, podcast dapat di buat oleh para individu biasa maupun kalangan profesional.
Pelan-pelan ekosistem podcast di Indonesia pun terus terbangun di berbagai platform audio-streaming yang ada, tak terkecuali di Spotify.
Menurut Spotify, Indonesia memiliki jumlah pendengar podcast di Spotify terbanyak di Asia Tenggara dengan lebih dari 20% pengguna di Indonesia mendengarkan podcast setiap bulannya.
Jumlah tersebut lebih tinggi dari persentase rata-rata global dan saat ini ada lebih dari satu juta judul podcast di platform tersebut.
Dari angka yang masif tersebut, bagaimana kita memilih podcast yang seru untuk didengarkan? Well, worry no more, merekomendasikan 5 podcast lokal dari beragam topik yang bisa menjadi pilihan. Apa saja? Berikut pilihannya.
1. Makna Talks
Dipandu oleh Iyas Lawrence yang juga di kenal sebagai selebgram, Makna Talks menawarkan obrolan santai dengan berbagai sosok populer saat ini tentang topik yang sedang hangat di bicarakan.
Beberapa bintang tamu yang pernah di wawancarai di podcast ini adalah Reza Chandika, Dian Sastrowardoyo, hingga Sandiaga Uno yang di sajikan dengan ringan namun tetap penuh makna.
2. Teman Tidur
Podcast besutan Dera Firmansyah ini punya segudang cerita menarik yang bisa menemani kita memejamkan mata. Awal mula ide podcast ini cukup unik karena berawal dari kegelisahan Dera sendiri yang punya masalah insomnia dan perasaan kesepian setiap malam. Ia mengatasi masalah tersebut dengan membuat kegiatan produktif lewat podcast ini yang mengajak pendengar untuk relaks sekaligus berefleksi tentang diri dan hidup.
3. Budaya kita (Sandiwara Sastra)
Kemendikbud berkolaborasi dengan Yayasan Titimangsa dan Kawankawan Media meluncurkan suatu aplikasi Sandiwara Sastra.
Aplikasi ini merupakan alih wahana karya sastra Indonesia ke dalam medium audio. Tujuannya untuk memperkenalkan dan menghidupkan karya-karya sastra Indonesia.
Sandiwara Sastra bisa di simak sejak Rabu, 8 Juli 2020 pukul 17:00 WIB lewat podcast @budayakita serta di siarkan melalui stasiun radio RRI.
Terdapat puluhan figur publik yang terlibat dalam program. Mereka adalah aktor profesional yang sudah biasa bermain di film layar lebar.
Aktor yang ikut didalamnya, antara lain: Adinia Wirasti, Ario Bayu, Chelsea Islan, Chicco Jerikho, Christine Hakim, Happy Salma, Iqbaal Ramadhan dan Lukman Sardi.
Ada juga Marsha Timothy, Mathias Muchus, Maudy Koesnaedi, Nicholas Saputra, Pevita Pearce, Reza Rahadian.
Dan yang paling keren adalah Najwa Shihab yang mengeksplorasi kemampuannya di dunia sandiwara audio, dan masih banyak lagi.
Produksi karya yang telah rampung, yaitu adaptasi dari novel Ronggeng Dukuh Paruk (Ahmad Tohari) dan novel Helen dan Sukanta (Pidi Baiq), serta novel Lalita (Ayu Utami).
Adaptasi lain termasuk dari cerpen “Berita dari Kebayoran” (Pramoedya Ananta Toer), cerpen “Kemerdekaan” (Putu Wijaya), dan cerpen “Mencari Herman” (Dewi Lestari).
4. Malam Kliwon
Salah satu kunci paling penting dari aplikasi ini adalah vokal host. Vocal Host membuat kita betah mendengarnya dan bisa terus fokus mendengarkan isi digital voice ini sampai selesai.
Untungnya, teknologi rekam audio bergenre horor ini di pandu oleh seorang voice over talent Bimo Kusumo. Dengan suara renyahnya sudah sering kita dengar di berbagai iklan.
Bersama rekannya Ramadhanu di mana mereka berdua akan membawa pendengar ke berbagai cerita misteri. Misteri tentang kejadian nyata yang di jamin bikin bulu kuduk merinding.
Kualitas vokal yang jago bikin kita terhanyut dalam theater of mind. Dengan atmosfer seram yang bahkan di mulai dari lagu pembukanya sukses bikin aplikasi ini jadi salah satu aplikasi media gaul lokal tentang horor yang patut kamu dengar.
5. Thirty Days of Lunch
Dipandu oleh dynamic duo Ario Pratomo dan Fellexandro Ruby, rekaman diskusi ini menyajikan topik-topik serius.
Banyak hal yang dibicarakan seperti pengembangan diri, bisnis, relationship, karier, hingga teknologi dengan cara yang ringan dan tak menggurui.
Bersama para pembicara dari berbagai latarbelakang. Seperti: Gary Vee, Najwa Shihab, Willgoz, dan Ernest Prakasa yang pastinya bisa menambah wawasan kita para pendengar.
Salam, DyariNotesCom