Puasa, ibadah yang sarat akan nilai spiritual bagi umat Islam, telah lama diyakini memiliki beragam manfaat bagi kesehatan. Lebih dari menjalankan kewajiban, dipandang sebagai penyembuh terbaik. ‘Tanpa biaya, dan tanpa harus bersusah payah’. Keyakinan ini semakin kuat terasa, karena ternyata, obat-obatan yang ada dipasaran, manfaatnya hanya sebatas meringankan.
Gak Bahaya Ta?
Tentu saja, klaim ini telah beredar luas di masyarakat dan menjadi satu keyakinan, terutama di kalangan mereka yang sudah kapok dengan ‘dongeng’ dari para tenaga medis beserta obat-obatannya yang mereka resepkan. Munculnya resistensi antibiotik dan efek samping obat-obatan telah semakin mengikis kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan konvensional.
Banyak orang yang khawatir akan efek jangka panjang, dari konsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang lama. Toh, memang benar kok… “Tidak akan ada yang bertanggung jawab atas kesehatan kita?” Hal ini tentu saja mendorong kita semua untuk mencari pandangan dari berbagai sumber yang tidak menganggap kita sebagai “kelinci percobaan!” .
Table of Contents
Toggle
Obat dari Segala Penyakit
Keyakinan bahwa “puasa adalah obat” telah mengakar kuat dalam pikiran kami. Namun, di tengah maraknya informasi kesehatan yang berbasis: bukti, nalar, dan narasi, penting bagi kita untuk mengevaluasi kembali klaim ini secara kritis. Apakah puasa, juga didukung oleh bukti-bukti ilmiah? Ataukah kita hanya mengandalkan keyakinan spiritual semata dalam memahami manfaat tersebut?
Fun Fact-nya: 😀 Menggabungkan perspektif agama dan sains, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih, tentang peran puasa dalam kesehatan manusia.
Peran Puasa Dalam Kesehatan Manusia
Puasa, bukan cuma soal ibadah, tapi juga sudah menjadi semacam tren gaya hidup sehat yang lagi hits. Kenapa? Karena selain membuat kita lebih dekat dengan Sang Pencipta, juga meningkatkan pemahaman diri atas definisi “lapar” di ikuti juga dengan segudang manfaat baik buat tubuh lainnya.
Puasa Bagi Kesehatan Menurut Pengetahuan Manusia?
Pernah dengar kan, jika puasa itu bagus buat kesehatan? Bukan cuma mitos, Penelitian ilmiah sudah banyak yang membuktikan bahwa ‘puasa’ mempunyai segudang manfaat buat tubuh kita. Kenapa sih bisa gitu?
Saat puasa, tubuh kita dipaksa buat kerja ekstra. Glukosa, kita ketahui sebagai sumber energi utama tubuh, jadi terbatas. Nah, untuk tetap berfungsi, tubuh mulai mencari sumber energi alternatif, yaitu lemak yang tersimpan.
Kata ahli,
Proses ini disebut dengan ketogenesis. Selain itu, puasa juga memicu proses autophagy. Apa itu? Autophagy sederhananya adalah proses pembersihan sel-sel tubuh dari komponen yang rusak. Bayangkan tubuh kita seperti rumah yang sedang di renovasi secara besar-besaran.
Selain itu,
Secara singkat, puasa dapat menurunkan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin, mencegah penyakit jantung, meningkatkan kesehatan otak, mencegah peradangan, dan Detoksifikasi.
Tapi, bukan berarti semua orang bisa sembarangan puasa, woy!
Orang yang punya kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, gangguan makan, atau ibu hamil, sebaiknya konsultasi dulu sebelum memutuskan untuk puasa. Jadi, puasa itu investasi untuk kesehatan, agar mendapatkan tubuh yang lebih sehat, bugar, dan pikiran yang lebih jernih.
Lalu,
Puasa Menurut Perjalanan Spiritual?
Lebih dari sekadar menahan lapar dan haus.
Secara spiritual, ini seperti tombol reset nya kalbu. Dengan menahan diri dari makan dan minum, kita di ajak untuk lebih fokus pada hal-hal yang lebih penting dalam hidup, yaitu hubungan kita dengan Sang Pencipta.
Puasa membuat kita ‘peka’ terhadap perasaan orang lain yang mungkin kurang beruntung, dan mendorong kita untuk berbagi rezeki. Selain itu, puasa juga mengajarkan kita tentang kesabaran, disiplin diri, dan pengendalian nafsu.
Bayangkan, saat sedang berpuasa, semua perhatian kita ‘di haramkan’ tertuju pada makanan. Kita punya lebih banyak waktu mendekatkan diri pada Allah SWT. Bisa menjadi ajang untuk intropeksi diri, melihat kembali apa-apa yang pernah kita perbuat, dan bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Makanya tidak heran jika banyak orang merasa lebih dekat dengan Tuhan setelah menjalankan puasa.
Mengapa IF lebih disukai dibandingkan puasa sunah?
Memang, puasa sunah memiliki keistimewaan tersendiri karena selain membawa manfaat kesehatan fisik, juga memberikan pahala yang besar bagi pelakunya. Lalu, mengapa banyak orang tertarik pada Intermittent Fasting (IF)?
Berbicara tentang yang namanya:
Intermittent Fasting (IF), menyentuh pada gaya hidup yang fleksibel. IF menawarkan kebebasan dalam mengatur jadwal makan. Kamu bisa memilih sendiri durasi puasa dan jendela makan, sehingga lebih mudah di sesuaikan dengan gaya hidup modern yang sibuk.
Benar!
IF sering di promosikan sebagai tren gaya hidup sehat yang kekinian. Banyak selebritas yang membagikan pengalaman mereka dengan IF, sehingga menarik minat lebih banyak orang, terutama generasi muda untuk mencoba.
Agar bisa meyakinkan,
Tentu saja di dukung dengan berbagai penelitian ilmiah, sehingga di anggap lebih modern dan berbasis bukti. Hal ini membuat IF terlihat lebih kredibel di mata banyak orang. Dan tentu tidak ada kaitan dengan nilai-nilai agama.
IF bisa di lakukan oleh siapa saja tanpa harus mempertimbangkan aspek keagamaan. Ini membuat IF lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.
Namun, Mereka tidak tau bahwa:
Puasa Sunah Memiliki Dimensi Spiritual.
Puasa sunah memiliki nilai ibadah yang sangat tinggi. Selain manfaat kesehatan, ini juga mendekatkan kita pada Allah SWT dan meningkatkan ketakwaan. Intermittent Fasting tidak menggantikan Puasa Sunah. Intermittent Fasting dan puasa sunah, memiliki tujuan yang berbeda.
IF lebih fokus pada kesehatan fisik, sedangkan puasa sunah selain kesehatan fisik yang kita dapatkan, juga membawa kita pada kebersihan spiritual.
Jadi, mengapa ada orang yang lebih memilih IF?
Media sosial jawabnya.
Sebagai platform yang sangat berpengaruh, media sosial telah membentuk persepsi masyarakat terhadap berbagai hal, termasuk gaya hidup sehat. Dengan algoritmanya yang cerdas, platform-platform ini kerap menyajikan konten yang relevan dengan minat pengguna.
Akibatnya,
Informasi tentang Intermittent Fasting (IF) yang kerap di bumbui dengan janji penurunan berat badan cepat dan peningkatan energi, menjadi sangat mudah di akses. Hal ini membuat IF seolah-olah menjadi tren kesehatan yang wajib di coba.
Di sisi lain,
nilai spiritual dari puasa sunah, yang lebih menekankan pada hubungan manusia dengan Tuhan dan pengendalian diri, seringkali kurang terpapar secara luas. Banyak orang, terutama generasi muda yang lebih mementingkan penampilan fisik dan hasil yang instan, lebih tertarik pada pendekatan IF yang lebih pragmatis.
Padahal, menawarkan manfaat yang jauh lebih berlimpah, baik secara fisik, mental, maupun spiritual.
Lebih dari Sekadar Lapar, Ini Investasi Terbaik
Jadi POV-nya, puasa itu bukan cuma soal menahan lapar dan haus, kan.
Ini jauh lebih dalam dari pada itu. Puasa bagaikan “investasi jangka panjang buat diri sendiri” 😁. Sama seperti kita sedang menabung di bank pahala. Setiap kali menahan hawa nafsu, setiap kali berbagi dengan sesama, saldo pahala kamu terus bertambah.
Selain itu, membuat tubuh kita menjadi lebih sehat, pikiran jernih, dan hati lebih tenang. Itu lho, yang namanya win-win solution. Jadi, untuk kamu yang ‘non muslim’ pun, tak ada ruginya mencoba berpuasa. Yaa, paling tidak kamu lakukan ini sekali seumur hidupmu.
Cari hidayah itu dalam lapar.
Salam Dyarinotes.com.