Merasa seperti alien yang nyasar di bumi, terutama saat teman-teman sibuk melabeli diri mereka sebagai ‘tim rebahan sejati’ (introvert akut) atau ‘pesta terus sampai pagi’ (Si ekstrovert garis keras)? Kita semua tahu dong, ada kalanya kamu pengen banget jadi pusat perhatian, tapi di lain waktu, kasur dan drama series adalah belahan jiwa yang tak tergantikan. Nah, jika kamu mengangguk-angguk sambil menyunggingkan senyum misterius, well, selamat datang di klub yang bukan klub: Lurus tapi belok, Otrovert!
Tenang! kamu bukanlah satu-satunya Uuu la la la…
Sebenarnya, ada banyak dari kita yang merasa nyaman dengan kedua dunia ini, berlayar di antara gemuruh keramaian dan keheningan pribadi. Seolah-olah kamu punya tombol on-off yang bisa diatur sesuka hati: hari ini full power bersosialisasi, besoknya mode hibernasi total.
Bukankah hidup ini memang terlalu seru untuk memilih salah satu sisi saja?
Apa Itu?
Jadi, setelah intro yang bentaran tadi, mungkin bikin kamu bertanya-tanya, “ini apaan sih?”, mari kita masuk ke inti permasalahannya. Apa sebenarnya Otrovert itu? Lupakan dulu istilah-istilah psikologi yang bikin dahi mengernyit, kita coba pahami dengan cara yang lebih santai.
Otrovert itu, simpelnya, adalah mereka yang punya jembatan penghubung antara dunia Introvert yang damai dan Ekstrovert yang gemerlap. Mereka bisa menikmati euphoria berada di tengah banyak orang, tetapi juga sangat menghargai momen-momen me-time yang berkualitas.
Bukan berarti mereka plin-plan, ya. Justru sebaliknya, Otrovert ini punya fleksibilitas sosial yang luar biasa.
Ibarat smartphone canggih terbaru, mereka bisa menyesuaikan diri dengan berbagai aplikasi, baik yang butuh banyak data (sosialisasi intens) maupun yang offline (kontemplasi diri). Mereka tidak terpatok pada satu cara berinteraksi saja, membuat mereka mudah bergaul dengan siapa pun, di mana pun.
Spill the tea: Otrovert mengajarkan kita bahwa kepribadian itu tidak melulu tentang kotak-kotak kaku. Ada spektrum luas di antaranya, tempat banyak dari kita menemukan diri kita yang sesungguhnya.
Dan, jika kamu merasa bukan Introvert atau Ekstrovert sejati juga, tenang saja. Kamu tidak aneh, kamu hanya seorang Otrovert yang awesome!
Nah, jangan kagetan kaka. Ini Cuma tentang:
5 Hal yang Membuat Terkejut, Jika Kamu Seorang Otrovert
Setelah kita sedikit ‘menyelam’ ke dalam seputar pengertian, mungkin kamu mulai ngeh dan merasa, “kok ini aku banget ya?”. Nah, bersiaplah untuk kaget, karena kita akan membahas hal-hal yang akan bikin kamu menganga lebar jika ternyata kamu adalah seorang Otrovert sejati.
Bukan teori belaka, melainkan “wah, iya juga ya!” momen yang sering dialami para Otrovert.
Mungkin selama ini kamu merasa ada yang salah dengan dirimu karena sering berubah mood dalam bersosialisasi. Kadang semangat 45 untuk hangout semalaman, tapi kadang tiba-tiba fade out dan ingin langsung pulang. Jangan khawatir, itu bukan tanda kamu bipolar kok, itu salah satu privilege menjadi Otrovert!
Siap untuk terkejut? Katakan itu sebagai:
1. “Social Battery” itu Nyata dan Cepat Habis (Lalu Cepat Penuh Lagi!)
Sering kami sebut itu dengan: Quick Recharge Syndrome
Kamu sering merasa sangat bersemangat di awal acara kumpul-kumpul, jadi mood maker dan life of the party. Tapi tiba-tiba, boom! Baterai sosialmu ngedrop paraah “bahhh!”, dan kamu cuma pengen jadi bayangan yang tak terlihat di sudut ruangan. Ini bukan pertanda kamu drama, tapi memang social battery Otrovert itu seperti fast charging sekaligus fast draining.
Dia bisa penuh cepat saat sendiri, tapi juga cepat habis kalau sudah terlalu banyak interaksi. Makanya, jangan kaget kalau tiba-tiba kamu ghosting dari keramaian demi secangkir kopi dan buku favorit. Itu naluri!
2. Jago Jadi “Penengah Konflik” (Karena Kamu Paham Semua Sisi)
Mereka katakan layaknya: The Mediator Maestro
Pernah nggak, saat teman-teman pada ribut soal hal sepele, kamu justru yang paling tenang dan bisa melihat dari sudut pandang mereka semua? Otrovert punya kemampuan unik untuk memahami spektrum emosi dan argumen, baik dari sisi yang vokal maupun yang pendiam.
Kamu bisa jadi jembatan penghubung yang ampuh, mendengarkan keluhan si A yang loud sekaligus memahami kegelisahan si B yang cenderung reserved. Ini membuatmu jadi penengah yang keren, karena kamu nggak memihak, tapi berusaha mencari titik temu.
3. “Deep Talk” > “Small Talk” (Tapi Sesekali Suka Juga Ngobrol Receh)
Bisa dong kita katakan sebagai: Conversational Chameleon
Kamu mungkin suka sekali obrolan yang mendalam, membahas filosofi hidup, impian, atau bahkan konspirasi alien. Small talk tentang cuaca atau gosip artis sesekali bisa kamu nikmati, tapi cepat bikin bosan. Namun, kejutan besarnya adalah, kadang-kadang kamu juga enjoy banget ngobrol hal-hal receh yang nggak penting.
Ini menunjukkan bahwa kamu bisa beradaptasi dengan level obrolan apa pun, tergantung mood dan lawan bicaranya. Ibaratnya, kamu bisa pakai baju formal untuk acara penting, tapi juga nyaman dengan kaus oblong saat santai.
4. Fleksibel dalam Rencana (Antara “Spontan Gila” dan “Terencana Matang”)
Paling gege kami katakan itu dengan: The Plan-B Pro
Otrovert bisa jadi orang yang paling impulsive dan siap berangkat road trip mendadak tanpa rencana. Tapi, di sisi lain, kamu juga bisa jadi perencana yang detail dan teliti untuk sebuah proyek besar. Kejutan di sini adalah, kamu merasa nyaman dengan kedua ekstrem ini.
Kamu nggak anti dengan perubahan rencana mendadak, tapi juga bisa menghargai stabilitas dan persiapan matang. Ini membuatmu jadi teman yang asyik diajak ngebolang, sekaligus bisa diandalkan dalam tim kerja.
5. Butuh Validasi Sosial, Tapi Nggak Bergantung (Punya “Inner Circle” Kuat)
Setujukan dengan: Independent Social Butterfly
Kamu memang suka diapresiasi dan divalidasi oleh lingkungan sosialmu, itu manusiawi. Tapi bedanya, kamu nggak sampai desperate dan bergantung penuh pada itu. Otrovert punya inner circle yang kuat, beberapa teman dekat yang sangat kamu percaya, dan itu sudah cukup.
Kamu nggak perlu menjadi populer di semua kalangan, karena kamu tahu kualitas pertemanan jauh lebih penting daripada kuantitas. Ini yang membuatmu bisa terbang bebas bersosialisasi, tapi tetap punya “sarang” untuk kembali saat butuh ketenangan.
Ooh… Ternyata Itu Memang Aku
Selama ini, jujur saja, kita sering merasa aneh sendiri.
Kadang semangat banget kalau diajak hangout sampai pagi, jadi paling heboh di antara teman-teman, dan merasa “ini hidup gue banget!”. Tapi, besoknya, setelah semalaman bersosialisasi, rasanya cuma pengen ngumpet di kamar, matiin handphone, dan menolak segala bentuk interaksi. Bahkan untuk sekadar membalas chat pun rasanya butuh usaha yang luar biasa.
Pernah kan? Pernah ajah deh!
Awalnya, kita sering mengira ini adalah bagian dari mood swing yang nggak jelas, atau mungkin kita memang orang yang plin-plan. Ada rasa bersalah karena kadang membatalkan janji di menit-menit terakhir hanya karena tiba-tiba energi sosial kita habis tak bersisa. Teman-teman pun kadang bingung dengan perubahan mood mendadak ini, antara “kok kemarin heboh banget, sekarang diem kayak patung?”. Ya, kita pun ikut bingung, sebenarnya ada apa dengan diri ini?
Tapi setelah membaca tentang Otrovert ini, rasanya seperti puzzle yang hilang akhirnya ditemukan. Potongan-potongan kecil dari tingkah laku kita yang selama ini terasa janggal, tiba-tiba punya nama dan penjelasan. Sensasi ini seperti saat menemukan genre musik baru yang langsung click di telinga, atau menemukan baju yang fitting sempurna di badan.
Ternyata, kita bukan alien atau orang aneh, kita hanya seorang Otrovert!
Dan setelah menyadari ini, ada semacam kelegaan yang luar biasa. Kita jadi lebih bisa menerima diri sendiri, memahami mengapa kita bersikap seperti ini, dan bahkan belajar cara mengelola energi sosial kita dengan lebih baik. Rasanya seperti menemukan manual book untuk diri sendiri yang selama ini hilang.
A-ha! Ternyata ini memang aku, si Otrovert yang unik dan multifungsi!
Aku, Diriku yang Ini, Beserta Kepribadianku
Menjadi seorang Otrovert memang memberikan perspektif unik tentang kehidupan.
Kita tidak lagi melihat dunia dalam dikotomi hitam-putih antara “harus jadi pusat perhatian” atau “harus menyendiri”. Sebaliknya, kita merangkul nuansa abu-abu yang kaya, di mana kedua sisi memiliki keindahan dan manfaatnya masing-masing. Ini adalah sebuah pengakuan bahwa manusia memang kompleks, dan kepribadian adalah spektrum yang luas, bukan sekadar dua kotak yang saling bertolak belakang.
Kepribadian Otrovert mengajarkan kita tentang keseimbangan.
Kita belajar bagaimana menavigasi dunia sosial dengan bijak, tahu kapan harus tampil dan kapan harus mundur untuk mengisi ulang energi. Ini bukan tentang menjadi pribadi yang ragu-ragu, melainkan tentang memiliki adaptabilitas yang tinggi, kemampuan untuk menjadi apa pun yang dibutuhkan situasi, tanpa harus kehilangan jati diri. Fleksibilitas ini adalah kekuatan, bukan kelemahan.
Sadar juga, mengenal dirimu sebagai seorang Otrovert adalah sebuah perjalanan untuk menerima dan mencintai setiap sisi dari dirimu. Setiap kecenderungan untuk bersosialisasi atau menyendiri, setiap energi yang meluap atau meredup, adalah bagian dari siapa dirimu.
Ingat-lah: Menjadi diri sendiri adalah sebuah keharusan karena jiak tidak kita akan terus kehausan. Jadilah Otrovert yang paling keren yang pernah kamu bisa!
Salam kenal dari gw: Salsa (Ceritanya anak baru niih…)
Salam Dyarinotescom.
