Life’s Little Moments: Capturing thoughts, Healthy habits, and Connections. Embrace the moment, Join me on this journey.

Menulis Stand-Up Comedy dalam 3,5,7 Langkah Mudah

Share:

Follow Us

Dukungan Terbaikmu

Terbaru

Yang disarankan

Masterpiece

Menarik untuk kamu

Kamu pikir kamu dan mereka lucu? Modal muka jelek 😁, gendut, dan gaya alay “Dalem banget yaa”. Memparodikan gaya konyol masih bisa disebut lucu? Jika kamu mempertimbangkan karier sebagai komika stand-up, siapkan otak, banyak pena dan kertas. Maksud kami benar-benar banyak kertas. Disini, kami akan bagikan beberapa catatan bagaimana: “Menulis Stand-Up Comedy dalam 3,5,7 Langkah Mudah.”

Are You Ready?

Jujur saja kami bukanlah seorang komika, dan bukan pula seorang pelawak. Kami ini penikmat lawakan kamu. Seperti yang komedian sukses lakukan, kita semua yang ada didepan layar, menunggu “komitmen yang serius” seorang komika dalam menulis materi lelucon. Dan itu paling baik setiap hari.

Menemukan ide untuk “Satu set stand-up komedi” sepertinya mudah, tetapi ‘membangun materi’ menjadi lelucon yang sangat lucu ‘untuk membuat orang tertawa‘ terbahak-bahak, terpingkal-pingkal, membutuhkan kerja keras. Dan satu apresiasi yang paling ditunggu pastinya senyum dan tertawa dan setiap inci wajah para penonton.

Dari beberapa literasi yang Kami kumpulkan, ada beberapa tips untuk kamu memulai.

-Check this out.

 

Bla bla.. Stand Up Comedy?

Stand-up comedy bisa kita katakan suatu pertunjukan. Di mana seorang komedian melakukan lelucon di atas panggung secara ‘Live’, dan di depan banyak penonton. Tentu, tujuannya untuk membuat penonton tertawa.

Lelucon yang Khas akan Banyak Dinanti. Lelucon di tulis terstruktur dan memiliki pengaturan seperti Punchline hingga Roasting. Punchline itu bagian lucu dari sebuah lawakan. Roasting itu melucu dengan mengolok-olok sesuatu, seseorang atau hal apapun yang bisa di buatkan kelucuan.

Pertunjukan stand-up komedi, rata-rata mendapat empat hingga enam tawa per menit dari penonton. Walupun itu semuanya hanya sebatas teori, pada dasarnya komedi itu tentang lucu atau tidak.

 

 

Set Up Stand-Up Yang Lengkap

Satu set stand-up comedy yang lengkap-dari awal hingga akhir, terstruktur dengan opening, bits, transitions, dan closing. Panjang satu set tergantung pada pembuka atau headliner yang kita buat. Saat kita menjadi bintang utama, bersiaplah untuk berada di atas panggung selama satu jam atau lebih. Beberapa elemen-elemen yang dimaksud, diantaranya:

 

1. Opening.

Pembukaan stand-up, menentukan bagaimana pertunjukan akan berjalan. Mulailah dengan lelucon yang ringan untuk membuat penonton tertawa pada baris pertama. Tak lupa memberikan salam sebagai tradisi pembuka.

Tahukah kamu bahwa tertawa itu seperti virus. Ngertikan maksud kami. Ajak salah seorang teman kamu, yang kotak tertawanya besar. Ini akan menimbulkan semangat opening kita.

 

2. Bits.

Inilah yang disebut komedian sebagai lelucon. Setiap bit memiliki pengaturan yang merinci karakter dan situasi yang kita ceritakan. Dan bagian lucunya atau kesimpulannya, merupakan bagian paling tidak terduga dari lelucon. Dan bagusnya jika itu bertentangan dengan apa yang diharapkan penonton.

 

3. Transitions.

Transisi adalah jembatan percakapan pendek yang menghubungkan satu lelucon ke lelucon berikutnya. Intinya, nyambung-nyambungin cerita. Cerita penghubung dibuat agar materi yang tersaji mengalir seperti air.

 

4. Closing.

Closing merupakan lelucon terakhir dalam pertunjukan. Ada baiknya Callback ke lelucon sebelumnya. Tutup satu set komedi kamu dengan penutup yang bulat, untuk membuat penonton tertawa.

 

Menulis Stand-Up Comedy dalam 3,5,7 Langkah

1. Perhatikan dan pelajari.

Perhatikan dan pelajari komika lainnya. Mulailah dengan nama besar, seperti: Raditya Dika, Indra Frimawan, Abdel Achrian dan masih banyak lagi lainnya. Okey, mungkin tidak cukup hanya mereka. Tapi, tonton lah stand-up mereka. Mereka itu sudah memiliki personal brand.

Bagaimana suara komedi mereka berkembang selama bertahun-tahun belakangan ini? Pergi ke komunitas komedi untuk pertunjukan langsung dan melihat bagaimana komedian menyusun lelucon mereka.

Amati circle mereka. Bagaimana mereka membuka dan menutup? Berapa banyak bit dalam setiap set? Duduk di belakang dan amati penonton. Seberapa sering mereka tertawa? Apa yang paling mereka tanggapi? Muka jelek atau muka lucu?

 

2. Kumpulkan bahan

Kita sering kali tidak yakin harus mulai dari mana? Gunakan pengalaman pribadi kamu dan tulis apa yang kita ketahui. Ketahui juga apa yang kita tulis. Budaya yang bagaimana di keseharian kita? Di rumah tangga seperti apa kita dibesarkan? Nilai-nilai apa yang di tanamkan dalam diri kita? Gaya hidup dan kebiasaan apa yang kamu anut sekarang?

Cari bahan itu gak usah pusing-pusing seeeh. Saraya di toilet pun akan ada banyak bahan yang bisa kita jadikan lelucon.

Pikirkan tentang latar belakang kamu dan tulislah sedikit dengan perspektif yang berbeda atau agak nyeleneh. Perhatikan salah satu hubungan utama dalam hidup kita. Dengan pasangan, misalnya. Atau bisa juga anak, bos, karyawan, atau teman. Temukan humor dalam pengamatan dasar. Bahkan jika kita hanya melihat secercah ide, catatlah. Kita tidak pernah tahu apakah itu mungkin bisa berhasil menjadi sesuatu jokes.

 

3. Mulailah menulis lelucon

Menulis lelucon setiap hari. Pilih sebuah ide dan lakukan pendekatan seperti sebuah cerita. Temukan alur naratif dan sempurnakan pengaturan kita.

  • Siapa saja karakternya?
  • Di mana itu?
  • Bagaimana situasi atau konfliknya?

 

Punchline selalu merupakan plot yang bertentangan dengan kesimpulan yang logis. Penonton akan terkesima dan bagian lucunya mungkin merupakan bagian pertama dari lelucon.

Dalam hal ini, cerita yang disampaikan mundur ke belakang, seperti pada film. Jika sedikit lebih panjang, sertakan gestur yang lucu, agar penonton tidak menunggu terlalu lama untuk tertawa.

Ingatlah bahwa komedi adalah tentang mendorong batas kotak tertawa. Jika kamu meninggalkan zona nyaman dari jokes-jokes yang standar, kamu menuju ke arah yang benar.

 

4. Mixing

Setelah kamu memiliki cukup banyak lelucon yang ditulis untuk pertunjukan selama satu jam, pilih materi ingin kita sertakan dalam lima menit atau sepuluh menit pertama. Urutkan materi tersebut agar terkesan alami.

Jangan menjejalkan terlalu banyak lelucon. Sisakan ruang untuk tawa penonton. Selalu siapkan lelucon cadangan jika arah berubah.

 

5. Tulis open dan close

Pembukaan atau opening dalam suatu stand-up harus diperhatikan. Ini adalah salah satu komponen terpenting dari acara kita, jadi jangan sia-siakan. Awal adalah kesempatan kita untuk menunjukkan kepada penonton, siapa kita. Dan di akhir menyajikan kesempatan untuk mengikat tindakan kita secara bersamaan dan memberikan makna.

Jika kita tidak yakin bagaimana mengakhirinya, lihat di awal atau tengah untuk materi yang dapat kita perkenalkan kembali untuk memberikan kohesi. Memikirkan rutinitas sebagai sebuah cerita juga akan membantu kita menyimpulkan dengan cara yang memuaskan audiens.

Ingatlah bahwa bagian akhir adalah apa yang mereka ingat, jadi tempatkan bagian terbesar dan paling sukses di bagian akhir.

 

6. Poin-poin Lelucon

Daftar singkat poin dari materi yang kita gunakan untuk memicu dan mengingatkan tentang apa yang akan kita katakan sangat ideal. Poin-poin akan memberi kita waktu dan kesempatan untuk mencari, terlibat dengan audiens, dan terhubung dengan mereka.

Jangan melihat ke lantai, ke samping atau ke stand, karena ini tidak akan menarik perhatian audiens. Memiliki poin pembicaraan daripada catatan rinci akan membantu kita dalam hal ini.

Pilih orang-orang di antara hadirin dan bicaralah dengan mereka, buat mereka merasa seperti kita sedang berbicara langsung dengan mereka. Selama penyampaian materi jokes, pilih beberapa orang untuk diajak bicara secara langsung, kemudian secara umum kepada semua orang.

Berbicara dengan jelas dan dengan percaya diri akan membantu audiens tetap tertarik pada pesan kelucuan yang kita sampaikan. Tekankan kata-kata kunci dan jeda setelah ide atau pemikiran kritis.

 

7. Practice di depan orang

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah stand up berhasil adalah dengan mencobanya di depan penonton. Kumpulkan teman, keluarga, atau calon komikus lainnya, dan lihat apakah kita memiliki kesempatan untuk berkarier di bidang komedi.

Ini akan membantu kita menemukan identitas kita. Cara-cara yang dimaksud antara lain:

 

– Memorization (Menghafal).

Semakin sering Anda melakukan rutinitas, semakin cepat kita menghafalnya.

 

– Pacing (Tarik Ulur).

Tarik ulur akan membantu kamu dengan pengaturan waktu dan ritme, dan cara menyampaikan bit dengan cara percakapan.

 

– Physical gestures (Gerakan fisik).

Bekerja dengan gesture. Cobalah untuk rileks dan merasa alami saat sedang tampil.

 

– Developing confidence (Mengembangkan rasa percaya diri).

Setiap kali kita tampil, apakah itu di atas panggung atau di depan tongkrongan, kita akan mendapatkan kepercayaan diri dan mengalahkan setiap battle di panggung.

 

– Editing (Mengedit).

Jangan terlalu terikat pada sesuatu yang menurut kamu lucu. Audiens adalah editor. Perhatikan reaksi mereka dan sesuaikan. Jika kamu mendapatkan respons positif, pertahankan lelucon itu. Jika kamu melihat kebingungan dan keheningan (seperti mendengar jangkrik) segera keluarkan dari daftar materi.

 

————–

Beberapa Tips dan Trik Stand-Up Comedy

Beberapa tips yang paling jitu ketika kita sedang show adalah dengan: melihat dan membaca situasi, menjadi aksi dan guyonan. Sebut saja, saat kita sedang tampil itu, paling sebel ketika lagi ngomong, tiba-tiba snack datang. Lupa materi, lupa ingatan, lapar pun datang. Lol. Jika itu yang terjadi kudu sabar Anton.

Ini sekedar basa basi, berikut beberapa tips lainnya yang boleh jadi berguna bagi kamu para komika untuk diterapkan jika mau menjadi pelawak single gak ada lawan papan atas rumah orang, seperti:

 

– Editorial dengan cepat.

Saat kita melakukan lebih banyak, banyak lagi, kita akan belajar merasakan ketika lelucon tidak berhasil di tengah-tengah penyampaiannya. Pada saatini, kepercayaan diri kita akan memungkinkan untuk mengedit baris secara real time, memotong dan mengubah tergantung pada suasana hati audiens.

 

– Materi Terbaik

Selalu gunakan bahan terbaik dan jangan takut untuk memotong. Lebih sedikit atau lebih banyak, tidak begitu masalah. Jadi hapus bit yang tidak mengenai sasaran.

 

– Ingatlah untuk tetap berbicara

Woi, cuap-cuap lucu itu kerja anda, tau! Meskipun telah menulis aksi stand-up dengan sukses, lakukan setiap bagian seolah-olah ini pertama kalinya kita menceritakan sebuah kisah. Jangan kebanyakan bengong dan mikir. Fantasikan bahwa cerita yang kita buat benar terjadi dan sudah kita lakukan.

 

– Selalu ada lelucon baru sebagai cadangan

Setelah melakukan lelucon tingkat pertama, kedua, dan ketiga, kamu akan kehabisan materi. Untuk itu, mulai buat katalog untuk mencegah kekurangan ini. Jangan pernah mati gaya diatas panggung.

 

– Tingkatkan Kepercayaan

Dapatkan waktu panggung setiap kesempatan yang kita dapatkan, terutama ketika kita memiliki materi baru yang ingin di publish. Sering-seringlah melakukan open mic night. Setiap berbicara di depan umum akan menambah kepercayaan diri.

 

– Hindari Terlalu banyak Improvisasi

Saat Anda berada di atas panggung, fokuslah pada tindakan dan jangan berimprovisasi terlalu jauh.

 

– Membentuk Charming

Muka jelek siapa takut, tapi charming harus selalu ikut. Selalu berusaha untuk membentuk persona komedi. Hal ini bisa membantu kita memfokuskan penulisan lelucon dengan sudut pandang yang berbeda dan unik.

 

– Jokes Baru Secara Perlahan

Jangan naik panggung dengan semua lelucon baru. Kembangkan satu set jokes sedikit demi sedikit. Peras satu kalimat baru di antara lelucon lain dan lihat bagaimana reaksi penonton.

 

– Punchline Terbaik

Keberhasilan dari sebuah punchline stand-up comedy, dapat kita arahkan dari seberapa kuat seorang komedian membangun dan menggiring pikiran penonton melalui set-up kita.

 

– Lancarkan Bit

Bit itu sendiri disederhanakan dan tersusun dari set-up dan punchline. Tapi, improvisasi seorang komedian sangat penting. Dan memungkinkan dalam satu bit menghadirkan lebih dari satu punchline.

 

– Sedikit Roasting

Mengolok-olok memang menjadi formula mudah dalam membangun sebuah lelucon. Ada baiknya roasting diakhiri dengan bentuk penghormatan. Dan janganlah berlebihan dan menyakitkan.

 

– Jangan Ragu Act Out

Biasanya Act Out atau memperagakan sesuatu, dilakukan berlebihan. Agar gerakan kita terlihat lucu dan penonton, peragakan sesuai dengan postur kita. Dan berusaha membuat penonton paham apa maksud komedi dari gerakan yang dilakukan.

 

– Smart Callback

Mengambil punchline yang telah kita keluarkan, dan mengulangi dengan maksud tertentu. Butuh kejelian. Resikonya mungkin tidak akan lucu.

 

– Perbanyak referensi

Banyak video YouTube yang menyediakan tayangan stand up comedy. Kamu bisa sering-sering menonton dan mengambil pelajaran. Ambil kebaikan dari referensi tersebut. Cari materi yang sesuai dengan karakter kita.

 

– Jangan gelisah

Gelisah dengan tangan dan kaki atau mondar-mandir terus-menerus dapat mengalihkan perhatian audiens. Menggunakan tangan untuk memberi isyarat dan menjelaskan sangat membantu dan akan melibatkan audiens kita.

Gelisah bisa sangat mengganggu. Jika kita bersalah karena gelisah dengan gaya kita, pastikan mereka merasa lebih nyaman dengan keterampilan berbicara di depan umum.

 

– Posisi Yang Nyaman

Nyaman posisi kamu saat manggung? “Gak tuh” Temukan posisi yang nyaman dan percaya diri untuk berdiri. Pastikan diri kita merasa santai, dan kemudian jika perlu bergerak, itu harus untuk tujuan tertentu, misalnya, untuk terlibat dengan anggota audiens lain.

 

Life is a Joke

Sebenarnya ini belum tuntas pada satu lembar artikel ini saja. masih banyak cara dalam Menulis Stand-Up Comedy. Kami sambung kembali dalam artikel berikutnya. bye?

 

Salam Dyarinotescom.

Related Posts:

Jangan Lewatkan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Life’s Little Moments: Capturing Thoughts, Healthy Habits, and Connections. Embrace the Moment.

Join Me On This Journey.