Hidup Gak Melulu Harus Sat-Set. Bisa Jadi Itu Baik

Hidup ini gak selamanya harus sat-set. Gubrak!! Ada banyak hal yang bisa kita selesaikan dengan kecepatan rendah. Dan bisa jadi itu baik untuk kita. Ejaan kuno mengatakan ini dengan “Alon-alon asal kelakon”. Walau sudah ditinggalkan untuk masa yang serba bersaing, tapi sesekali bisa di aminkan.

Di era serba digital ini, banyak orang terjebak dalam budaya “sat-set”, di mana mereka selalu dikejar: waktu, percepatan, jadwal, dan merasa harus menyelesaikan banyak hal dengan cepat, tepat, dan akurat. Seperti: warung mie pinggir jalan milik paman Kim, “Jika tak cepat, pelanggan hilang”.

Memang benar bahwa gaya hidup ini dapat membantu kita menjadi produktif dan mencapai banyak target, tetapi bisa juga berakibat negatif jika pada satu kondisi yang salah. Dan ini bisa sangat berbahaya. Bayangkan jika kita “Gas full!” dalam keadaan “Traffic Jam”, misalnya.

Hidup Tak Selamanya Nge-Gas

Tak selamanya hidup itu Nge-Gas Kakak. Hidup bukan tentang persaingan dan kecepatan, tapi tentang memberi ruang antara: Kesempatan “kapan harus cepat”, dan Kemampuan “kapan harus on-fire”. Dan kita juga bukanlah golongan kaum rebahan.

Kabar baiknya, ada sebuah gaya hidup yang bisa menjadi pilihan jika kamu ingin memodifikasi hidup ini untuk menghindari dari yang namanya: Nafas Kuda “berpacu terus tanpa ada jedah”.

Dan alternatif itu kami sebut dengan Slow living. “Slow living” tentunya juga bergerak, tetapi lebih stabil. Berfokus pada proses dan menikmati proses tersebut. Proses yang kita nikmati, akan melahirkan rasa menghargai. “Menghargai setiap moment yang terjadi”. Bagaimana itu bisa sangat melelahkan, dan siapa saja sosok yang ada dan selalau hadir di samping kita.

Dalam fokus kita untuk menikmati proses, menghargai moment, tentu bintang yang ditunggu-tunggu akan segera tiibaaaa! Ronaldo? Bukanlah!! Kita menemukan satu titik “pentil” keseimbangan antara: produktivitas dan kebahagiaan.

Keseimbangan di Tengah Hiruk Pikuk

Keseimbangan antara produktivitas dan kebahagiaan menjadi obat mujarab di tengah hiruk pikuk percepatan yang dipaksakan. Dan ini sangat baik untuk kita. Kita sangat bisa produktive dan kita bisa menikmati itu menjadi satu kebahagiaan.

Mengapa itu sangat penting? Tentu saja ini sangatlah penting dan membawa banyak manfaat, misalkan: Meningkatkan fokus, meningkatkan kesehatan dan hubungan, dan meningkatkan kesadaran diri.

Slow living mendorong kita untuk lebih peduli dengan kebutuhan diri sendiri dan menghargai setiap momen dalam hidup. Dan ini bisa meyakinkan diri bahwa “kita ini bukanlah robot”.

Dengan tidak terlalu terpaku pada deadline dan target, kita dapat merasa lebih rileks dan tenang (Walau ini tidak cocok untuk kami dan kebanyakan orang). Akan tetapi, ketika kita lebih tenang dan rileks, kita dapat lebih mudah untuk berfokus pada satu hal pada satu waktu dan meningkatkan produktivitas.

Slow living tentunya dapat membantu mengurangi pikiran-pikiran kotor tentang “kegagalan dan bagaimana ini, bagaimana itu”, serta meningkatkan rasa bahagia dan kepuasan hidup. Dengan meluangkan waktu untuk orang-orang di lingkaran kita, serta aktivitas yang di sukai, kita dapat membangun hubungan yang jauh lebih baik.

Baik Jika Bisa Kamu Terapkan

Menemukan titik keseimbangan mungkin membutuhkan waktu dan tentunya itu tidak mudah. Ada banyak hal yang harus kita ketahui dan ini tidaklah sesuatu yang asal-asalan. Bolehkah kami mengatakan bahwa mindfulness itu penting untuk diterapkan?

Sangat boleh. Mindfulness atau kesadaran penuh, adalah sebuah praktik yang membantu kita untuk lebih fokus dan sadar terhadap momen saat ini, tanpa terpaku pada masa lalu atau masa depan. Sadari dan nikmati setiap momen dalam hidup kamu, baik itu saat makan, berjalan-jalan, atau bekerja. Sederhananya, sadar dong!!

Boleh saja kita seseorang dengan multitasking. Tapi bagi penulis secara pribadi, hal yang semacam ini tidak bisa kita jadikan patokan dalam mencapai keseimbangan. Kurangi! Kurangi itu! Fokuslah pada satu hal pada satu waktu dan hindari terlalu banyak beraktivitas secara bersamaan.

Tahukah kamu, adakalanya gadget mu itu seperti racun. Jangan cengeng! matikan gadgetmu! Luangkan waktu jauh dari gadget dan media sosial untuk menghilangkan hal-hal yang tidak perlu. Coba untuk habiskan waktu di alam. Berjalan-jalan di taman, mendaki gunung, atau berkebun dapat membantu kamu merasa lebih rileks dan terhubung dengan alam.

Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang membuat kita kembali segar, baik itu membaca buku, menonton film, atau berkarya seni. Dan pastikan kamu meluangkan waktu untuk merenungkan hal-hal baik dalam hidup dan bersyukur atas semua karunia yang kamu terima.

Teramini Di Akhir Catatan

Hidup yang kita jalankan ini tidak harus selalu cepat layaknya mesin turbo. Temukan satu titik keseimbangan antara produktivitas dan kebahagiaan, serta nikmati hidup dengan lebih penuh makna. Ada banyak persaingan yang bisa kamu mainkan, dan itu tidak datang terus menerus.

Kaka, semua ini memiliki keindahan lho, tetapi jangan harap orang di sekitarmu melihatnya juga. Hiduplah bukan karena tentang satu perlombaan. Tapi bagaimana mencapai kemenangan di akhir karangan.

Lebih baik kamu menjadi “dirimu yang utuh” pada hari ini, daripada menjadi budak seumur hidupmu. Nikmati saja setiap proses yang terjadi dan hargai setiap moment yang mendasarinya.

Salam Dyarinotescom.

Related Posts:

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kumpulan artikel lifestyle yang dikemas menarik, dengan tips dan opini, serta didesain secara kekinian untuk pembaca setia.