Pernah gak sih kamu punya temen yang suka banget minta maaf? Ingin ‘Nabok’ rasanya. Kayak, setiap dia ngomong atau ngelakuin sesuatu, pasti keluar kata “maaf, maaf” dari mulutnya. “Basa-basi doang!” Padahal, kadang hal yang dia lakukan itu sepele banget, kayak misalnya minta lewat atau nanya jam. Nah, kalau kamu sering ngalamin hal yang kayak gini, bisa jadi temen kamu itu lagi ngalamin yang namanya Sorry Syndrome.
Orang-orang yang kebanyakan basa-basi!
Sorry Syndrome ini sebenarnya adalah kecenderungan seseorang untuk terus-menerus minta maaf, bahkan untuk hal-hal yang sepele atau sesuatu yang gak perlu kita untuk minta maaf. Kayak misalnya, dia minta maaf karena kamu nunggu dia sebentar, atau minta maaf karena dia gak sengaja nabrak kamu. Hallo😒 Padahal, situasi kayak gini kan wajar banget terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Kenapa Sih Bisa Kayak Gitu?
Kenapa sih ada orang yang suka banget minta maaf?
Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa ada orang yang sepertinya selalu merasa bersalah? Padahal, sering kali tindakan mereka tidaklah seburuk itu. Di balik kebiasaan meminta maaf yang berlebihan ini, terdapat kondisi yang disebut Sorry Syndrome. Kata teman, ada beberapa faktor yang bisa memicu munculnya Sorry Syndrome.
Awalnya,
Perasaan tidak aman atau rendah diri bisa menjadi pemicunya. Orang-orang yang merasa tidak cukup baik atau takut akan penilaian negatif cenderung lebih sering meminta maaf untuk menghindari konflik atau penolakan. Kebanyakan, orang yang merasa tidak cukup baik itu dikarenakan ia berasal dari keluarga miskin, misalnya.
Lingkungan juga berperan penting. Lingkungan keluarga yang terlalu menekankan kesopanan atau bahkan menuntut kesempurnaan dapat membuat seseorang tumbuh dengan kebiasaan meminta maaf yang ternyata dinilai masyarakat adalah sesuatu yang berlebihan.
Bayangkan, jika sejak kecil kita selalu ditegur dan diminta maaf atas kesalahan sekecil apapun, secara tidak sadar kita akan mengasosiasikan diri kita dengan kesalahan. Lingkungan sosial juga ikut membentuk pola pikir kita. Jika kita bergaul dengan orang-orang yang sering meminta maaf, kita pun cenderung meniru perilaku tersebut.
Selain itu,
Pengalaman masa lalu yang traumatis atau peristiwa yang tidak mengenakkan juga bisa memicu munculnya Sorry Syndrome. Misalnya, jika pernah di hukum atau di kritik secara ‘berlebihan’ karena suatu kesalahan, seseorang mungkin akan merasa sangat bersalah dan cenderung meminta maaf untuk menghindari kejadian serupa terulang.
Dampaknya Buat Diri Sendiri?
Kalau di biarkan terus-menerus, Sorry Syndrome ini tuh kayak penyakit virus gitu, deh.
Awalnya mungkin cuma kebiasaan kecil, tapi lama-lama bisa bikin kita jadi gak percaya diri. Bayangin aja, mirip-mirip alay yang pakai celana super pendek, kacamata tebal plus buku, terus jalannya tergopoh-gopoh, kan jadi kelihatan kurang sreg.
Nah, Sorry Syndrome ini juga sama, bikin kita merasa kayak selalu ada yang salah sama diri kita, kayak kita ini gak ada harganya ‘sampah masyarakat’. Perasaan pede kurang ini tuh seperti bayangan hitam yang selalu mengikuti kita kemana pun kita pergi.
Selain bikin kita jadi minder, Sorry Syndrome juga bisa ngeribetin hubungan kita sama orang lain. Coba deh bayangin, kalau setiap kita ngomong atau ngelakuin sesuatu, kita langsung minta maaf, orang lain bisa jadi bingung sendiri.
Mereka bakal mikir, ‘Nah loe, kok dia minta maaf terus, sih? Apa gue ada salah?’ Atau bahkan, mereka bisa merasa kalau kita tidak menghargai mereka. Lama-lama, orang-orang bisa jadi males ngajak kita ngobrol atau berinteraksi. Padahal, kan, kita semua butuh teman dan orang-orang yang bisa kita andalkan.
Terus, Gimana Cara Mengatasinya?
Tenang saja, kata mba Lusi itu bisa di atasi kok. Kuncinya adalah dengan mulai menyadari bahwa tidak semua hal membutuhkan kata “maaf.” Jangan seperti pengemis yang selalu meminta. Kita harus belajar untuk lebih percaya diri dan menghargai diri sendiri.
Percayalah,
Setiap orang mempunyai hak untuk merasa baik dan nyaman dengan dirimu sendiri. Selain itu, mengubah pola pikir juga sangat penting. Setiap kali kamu ingin mengucapkan ‘maaf’, coba tanyai dirimu sendiri: “Apakah benar-benar bersalah atas situasi ini?” atau “Apakah permintaan maaf akan memperbaiki keadaan?”.
Dengan sering bertanya seperti itu, kamu akan terbiasa untuk lebih objektif dalam menilai situasi dan tidak selalu menyalahkan diri sendiri. Jangan takut untuk menolak permintaan atau mengatakan tidak jika itu memang yang kamu inginkan.
Ingat, kamu tidak perlu selalu menyenangkan semua orang.
Sorry Syndrome: Cukup! Hentikan Itu. Kamu Kenapa Sih?
Banar, meminta maaf itu penting.
Namun, meminta maaf terus-terusan tanpa alasan yang jelas, justru akan merendahkan diri sendiri. Kamu itu dari bangsa merdeka, dan harus merasa percaya diri dan patut di hargai. Pahami Sorry Syndrome ini karena kita bukan orang Jepang yang pernah kalah perang.
Jadi, mulai sekarang,
Cobalah untuk lebih pilah pilih dalam meminta maaf. Jangan ragu untuk menyatakan pendapat, dan jangan takut untuk mengatakan tidak. Kita manusia berhak hidup tanpa rasa bersalah yang berlebihan terlepas dari masalah leluhur kita dahulu.
Sesungguhnya, meminta maaf itu tidak lebih baik dari yang memberi maaf, untuk orang yang berselisih.
Salam Dyarinotescom.