Ini kisah tentang mantan pesepakbola profesional Inggris, Ian Wright. Sejak belia, sepak bola adalah kehidupannya. Dia menghabiskan seluruh waktu terjaganya dengan bermain sepak bola.
Saat remaja, ia mengikuti beberapa uji coba untuk bergabung menjadi pemain di sebuah klub. Di Southend, Ian gagal. Dia mencoba berlatih lebih keras lagi, lalu melakukan uji coba di Brighton, tapi mereka menolaknya. Dia menggandakan usahanya, mencoba semakin keras. Namun klub-klub yg lain tetap menolaknya.
Akhirnya Ian patah semangat. Di kala itu dia sudah berusia 20an. Dia sudah memberikan segalanya, mencoba sekeras yang dia bisa, namun cukup baginya, dia tak akan pernah menjadi pemain profesional. Terlebih saat itu dia harus menafkahi seorang istri dan anak.
Jadi dia bekerja di suatu kilang minyak di Woolwich. Namun, dia masih mencintai sepak bola. Pada setiap akhir pekan, Ian bermain sepak bola di sebuah klub amatir, Dulwich Hamlet.
Seseorang Melihatnya
Pada suatu akhir pekan, seorang pelatih dari Crystal Palace melihatnya bermain. Pelatih itu menulis surat pada Ian, memintanya datang untuk melakukan uji coba. Ian tidak mau kecewa lagi, dia sudah menerima bahwa karir sepak bolanya sudah tamat, jadi dia tidak mau memenuhi undangan itu.
Di tempat kerja, dia memperlihatkan surat itu kepada atasannya, Garry Twydell. Garry pernah menjadi pemain sepak bola profesional selama beberapa tahun. Dia mempunyai pandangan yang berbeda.
Dia berkata, “Ini kesempatanmu Ian. Kau harus mencoba, bisa jadi ini momenmu. Kalau tidak, kau tidak akan pernah tahu dan akan terus menyesalinya.”
Ian masih enggan, karena masa uji coba berlangsung selama dua minggu, dia tak bisa mengambil cuti selama itu, dan tidak mau mengambil risiko kehilangan pekerjaannya.
Garry berkata, “Dengar, ambil cuti selama satu minggu, katakan kau ada masalah keluarga. Lalu satu minggu lagi, cuti sakit. Saya akan mendukungmu. Kau tidak akan kehilangan pekerjaan.”
Akhirnya dia berhasil menyakinkan Ian Wright untuk cuti dan pergi ke Crystal Palace melakukan uji coba.
Ian pergi tanpa beban
Dia berhenti berusaha terlalu keras. Dia sekedar menikmati permainan sepak bola setiap menitnya selama dua minggu. Seperti liburan. Dan hal menakjubkan terjadi.
Dengan bermain lepas tanpa tekanan dan menikmatinya, dia mempertontonkan permainan yang luar biasa. Uji cobanya sukses. Ian Wright dikontrak Crystal Palace. Lama setelah dia berpikir semua kesempatan sdh habis, dia menjadi pemain profesional.
Pada musim pertama, dia mencetak 24 gol. Dia terpilih sebagai “Pemain Terbaik Abad Ini” untuk klub tersebut. Lalu Arsenal, salah satu klub besar Inggris, membelinya dengan rekor pembelian klub terbesar di masa itu £2,5 juta. Dia menjadi pencetak gol terbanyak Arsenal selama enam tahun berikutnya.
Pada 1997, dia menjadi pencetak gol terbanyak Arsenal sepanjang masa. Selama masanya di Arsenal, dia memenangkan Liga Premier, piala FA dua kali, piala liga champion. Dia juga memenangkan European Cup. Dan pada tahun 2005, dia masuk dalam daftar Pemain Tersohor Inggris. Saat ini, Ian dikenal luas sebagai seorang komentator.
Semua ini karena dia berhenti berusaha dengan keras.
Jadi, berhentilah bekerja untuk sesuatu, mulailah menikmatinya. Hasilnya akan menjelma dalam wujud bahagia bukan saja diri sendiri, namun akan dirasakan juga oleh sekitar.
Salam DyariNotesCom
1 Comment
Jd kita harus menikmati dan bersyukur untuk apa yg telah kita miliki bukan malah berusaha untuk menjadi lebih tanpa hasil yg pasti.