Senangnya menonton film Indonesia. Di samping mengenal lebih dalam budaya dan kebiasaan tanah air beta, juga nyatanya lebih mudah di mengerti alur ceritanya. Film-film lokal kita tak kalah menarik untuk di tonton. Buktinya, ada banyak film karya sineas muda, mampu bersaing di panggung Internasional, dan mendapatkan berbagai penghargaan terbaik. Jadi, mana saja menurut kamu film Indonesia terbaik beberapa tahun terakhir?
Ketika tren industri perfilman Indonesia menuju ke arah yang positif, respon masyarakat sangatlah di butuhkan. Dan terbukti, makin hari kualitas film kita makin bervariasi dan makin banyak pula penonton. Bukan hanya film bertajuk setan melulu, tapi film-film drama percintaan, wilayah budaya, masalah keluarga, hingga action menjadi pilihan menarik. Sesuatu yang kita sendiri sepelekan.
[INSERT_ELEMENTOR id=”18561″]
Dengan asah dan asih Dyarinotescom, berikut film-film terbaik di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, di ikuti juga dengan karya film yang mendapatkan penghargaan dari Dunia Internasional, antara lain:
Film Terbaik di Tahun 2023
Film itu bisa menjadi suara minoritas untuk menuntut lupanya mereka yang mayoritas. Lupa bahwa ada masalah yang bisa terjadi di sini, di masyarakat ini, di kampus kami, kampung kami, dan keluarga. Akan sangat menarik jika di jadikan satu cinema dan bahan tontonan “Ternyata ada juga yang seperti ini”.
Ada beberapa film yang menarik di tahun 2023. Baik untuk kamu tonton. Bagi kamu yang butuh alternatif dari tipu-tipu perfilman luar, ada beberapa film lokal yang memiliki cerita unik dan menghibur, yakni:
1. Sewu Dino (1000 Days) (2023)
Maseeh100x seputar film horor, film Sewu Dino (1000 Days) (2023) disutradarai oleh Timo Tjahjanto. Film ini mengikuti seorang wanita bernama Maya yang harus menghadapi teror dari arwah suaminya yang telah meninggal. Film ini berhasil menjadi film Indonesia terlaris tahun 2023, dengan lebih dari 4,8 juta penonton.
2. Suzzanna: Malam Jumat Kliwon (2023)
Horor lagi, horor lagi, film Suzzanna: Malam Jumat Kliwon (2023) mengikuti seorang penulis novel misteri bernama Ayu Sutrisna yang tinggal di sebuah rumah berhantu. Film ini berhasil menjadi film horor Indonesia terlaris kedua tahun 2023, dengan lebih dari 2 juta penonton. Di sutradarai oleh Rocky Soraya.
3. Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang (2023)
Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang (2023) adalah sebuah film drama Indonesia yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko. Film ini mengikuti seorang pemuda bernama Aryo yang harus mencari ayahnya yang hilang. Film ini berhasil mendapatkan beberapa penghargaan, termasuk Film Terbaik di Festival Film Indonesia 2023.
4. Dear David (2023)
Adalah sebuah film horor Indonesia yang disutradarai oleh Jeihan Angga. Film ini mengikuti seorang wanita bernama Sarah yang mencoba memecahkan misteri kematian adiknya. Film ini berhasil mendapatkan pujian dari kritikus, dan berhasil memenangkan beberapa penghargaan, termasuk Film Horor Terbaik di Festival Film Indonesia 2023.
5. Petualangan Sherina 2 (2023)
Yeess, Sherina is back. Sebuah film musikal Indonesia yang disutradarai oleh Riri Riza, Sekuel dari film Petualangan Sherina (2000). Mengikuti Sherina dan Sadam yang kembali bertemu setelah 20 tahun berlalu. Film ini berhasil mendapatkan banyak pujian dari penonton, dan terbukti berhasil menjadi film Indonesia terlaris ketiga tahun 2023.
Film Terbaik Indonesia Tahun 2022
Ada banyak sekali film yang tayang pada tahun 2022. Baik itu film komedi, film romansa, hingga film horor. Bagi kamu yang sedang membutuhkan rekomendasi film Indonesia, ada beberapa rekomendasi yang memiliki cerita unik dan menghibur.
1. Ada Mertua Di Rumahku
Film ini ditayangkan perdana bulan Januari 2022. Film ini bercerita tentag kisah pernikahan Irfan dan Nirmala. Seru! pastinya. Menarik! Sudah barang tentu. Film ini juga mendapat pujian dari penonton, yang memuji ide cerita, nuansa yang disajikan, dan sinematografi yang baik.
2. Dear Nathan: Thank You Salma
Merupakan film drama remaja dan menjadi salah satu rekomendasi film Indonesia yang sayang untuk kamu lewatkan. Menceritakan tentang seorang perempuan menjadi korban pelecehan seksual dalam sebuah kegiatan kemahasiswaan. Tapi karena ayah dari pelaku pelecehan seksual adalah dosen kampus tersebut, maka korban (Zanna) memilih bungkam dan bergabung ke komunitas Love Yourself.
Film ini mendapat banyak pujian dari penonton, karena kejadian yang terjadi di film, terjadi pula pada kehidupan nyata. Dengan ide cerita yaang menarik sangat pantas untuk kita tonton sebagai bahan pelajaran dan pengetahuan yang baik.
3. BEN & JODY
Film ini menceritakan tentang Menghilangnya Si Ben adalah seorang yang aktif membela kelompok petani untuk melawan perusahaan. Jody sebagai sahabat setianya melakukan pencarian untuk menemukan keberadaan “Dimana si Ben?”.
Adaptasi novel Dee Lestari, Filosofi Kopi. Film ini, menawarkan drama aksi petualangan yang seru. Tayang pada Januari 2022, dan mendapat banyak pujian dari penonton. Dengan ide cerita yang menarik sangat pantas untuk kita tonton bersama.
Film Terbaik Indonesia Yang Diakui Internasional
Dalam beberapa tahun terakhir, film Indonesia telah semakin mendapat perhatian dunia internasional. Hal ini di buktikan dengan banyaknya film Indonesia yang berhasil meraih penghargaan di berbagai festival film internasional. Berikut adalah beberapa film Indonesia yang mendapatkan penghargaan dunia, seperti:
Laut Memanggilku (2021)
Disutradarai oleh Tumpal Tampubolon, Laut Memanggilku bercerita tentang anak nelayan yang menemukan seuah boneka di pantai. Lantas, menjadikannya sebaai teman sekaligus pengganti orang tua. Termasuk dalam kategori film pendek, Laut memanggilku berhasil meraih penghargaan internasional, seperti Sonje Award dalam ajang Festival Film Internasional Busan 2021 sebagai film pendek terbaik.
Dear To Me (2021)
“Dear To Me” turut meramaikan daftar film Indonesia yang berjaya di festival film internasional. Film pendek karya Monica Vanesa Tedja ini diputar dalam festival Film Internasional Locarno dalam seksi “Open Door Screenings” pada Agustus 2021. Meskipun awalnya hanya sebagai tugas akhir Monica, Dear To Me berhasil meraih penghargaan dalam First Step Award 2021 sebagai “Best Shot and Animated Film”.
Yuni (2021)
Keren yaa, karena film ini berhasil memenangkan penghargaan FIPRESCI Prize di Berlin International Film Festival. Film ini mengisahkan tentang seorang gadis SMA yang menolak di jodohkan. Yuni adalah seorang siswa SMA yang dikenal cerdas di sekolahnya. Impiannya ingin bisa kuliah setinggi-tingginya. Suatu hari, Yuni di lamar oleh seorang pría yang tidak di kenali. Ia menolak lamaran tersebut dan menjadi bahan pembicaraan orang-orang disekitarnya.
Penyalin Cahaya (2021)
Di sutradarai Wregas Bhanuteja dan berhasil memenangkan penghargaan FIPRESCI Prize di Toronto International Film Festival. Penyalin Cahaya merupakan film yang mengangkat isu pelecehan seksual. Di sepanjang film, kita akan melihat perjuangan keras seorang mahasiswi bernama Suryani dalam mengungkapkan kebenaran atas permasalahan yang menimpanya.
Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021)
Di sutradarai oleh Edwin dan berhasil memenangkan penghargaan Golden Leopard di Locarno International Film Festival. Film ini mengadaptasi novel berjudul sama karya Eka Kurniawan. Menampilkan suasana tahun 80-an, film ini mengisahkan seorang petarung yang mengalami impotensi, kemudian jatuh cinta pada seorang petarung wanita. Di ceritakan, “Ajo Kawir, seorang jagoan yang tak takut mati”.
Jakarta vs Everybody (2020)
Film ini menceritakan tentang Dom, pemuda berusia 23 tahun yang memutuskan untuk pergi merantau ke Jakarta untuk mengejar mimpinya menjadi seorang aktor. Namun, Dom harus menghadapi kesulitan hidup. Suatu hari, Dom bertemu dengan Pinkan dan Radit.
Jakarta vs Everybody berhasil menembus Festival Film Black Nights Tallinn ke-24 (POFF) dan di tayangkan pada bulan November 2020 di Estonia. Jakarta vs Everybody atau di kenal juga dengan judul internasional yakni Jakarta, City of Dreamers merupakan film yang disutradarai dan ditulis oleh Ertanto Robby Soediskam.
Gundala (2019)
Bukan Superman atau Batman, Ini film superhero nya kita. Berhasil memenangkan penghargaan Best Visual Effects di Indonesian Film Festival. Karya Harya Suraminata, film ini berdasarkan pada cerita karakter pahlawan super Indonesia tahun 1969 Gundala. Karakter utamanya sendiri di perankan oleh Abimana Aryasatya. Film ini akan menjadi awal dari Jagat Sinema Bumilangit (JSB) sekaligus Film superhero dari Asia tenggara yang paling terkenal.
Kucumbu Tubuh Indahku (2019) –Memories of My Body
Ini bukan untuk anak-anak. Kucumbu Tubuh Indahku merupakan salah satu film Garin Nugroho yang begitu mendapat pujian dari publik Indonesia dan luar negeri. Film ini punya jalan cerita yang cukup berani. Mengangkat kisah tentang penari Lengger Lanang dengan segala trauma masa kecilnya, film ini sempat di cekal publik Tanah Air.
Film Kucumbu Tubuh Indahku justru makin melesat di ajang penghargaan, bahkan masuk seleksi calon nominasi Oscar. Film ini punya nama internasional yang sedikit bergeser dari judul aslinya, yakni Memories of My Body.
Sekala Niskala (2018)
Di sutradarai oleh Kamila Andini dan berhasil memenangkan penghargaan Special Jury Prize di Busan International Film Festival. Film ini mengisahkan tentang seorang gadis yang mengalami trauma setelah kematian ayahnya.
Marlina: Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)
Di sutradarai oleh Mouly Surya dan berhasil memenangkan penghargaan Grand Prize di Tokyo FilmEX International Film Festival. Film ini mengisahkan tentang seorang janda yang membalas dendam atas kematian suaminya.
Pengabdi Setan (2017)
Satu karya Joko Anwar dan berhasil memenangkan penghargaan ‘Best Feature Film di Bucheon International Fantastic Film Festival’. Film ini mengisahkan tentang sebuah keluarga yang di hantui oleh sosok arwah gentayangan.
Turah (2016)
Di sutradarai oleh Wicaksono Wisnu Legowo dan berhasil memenangkan penghargaan Discovery Award di Festival Film Cannes. Film ini mengisahkan tentang kehidupan masyarakat di sebuah desa kecil di Jawa Tengah.
Prenjak (2016)
Tayang pada tahun 2016, film berjudul Prenjak ini menceritakan tentang hal yang cukup tabu. Prenjak mengisahkan tentang Diah yang meminta temannya yakni Jarwo untuk membeli korek api. Dengan membeli korek api, Jarwo di perbolehkan melihat alat kelamin Diah.
Film pendek yang di sutradarai oleh Wregas Bhanuteja ini berhasil malang melintang di kancah internasional dan memenangkan sederet penghargaan internasional bergengsi.
Mulai dari Discovery Award di Festival Film Cannes, Best Fiction Short Film di Festival Film Internasional Melbourne, hingga Best Southeast Asian Short Film di SGIFF Silver Screen Award.
Senyap (2014) – The Look of Silence
Menceritakan di balik kasus tragedi G30S/PKI, film Senyap sempat jadi kontroversi di masyarakat. Meski begitu, film ini di tayangkan di festival film internasional dan dapat pujian dari publik dunia.
Senyap memang tak terlalu di terima dengan baik di negeri sendiri. Namun di luar negeri, film Senyap cukup berhasil menyita perhatian. Sebab itu film ini punya judul internasional, yakni The Look of Silence.
Laskar Pelangi (2008)
Di rilis pada tanggal 25 September 2008. Di sutradarai oleh Riri Riza, dan di adaptasi dari novel berjudul sama karya Andrea Hirata. Film ini mengisahkan tentang perjuangan anak-anak dari keluarga miskin untuk mendapatkan pendidikan di sebuah sekolah dasar di Belitung.
Film Laskar Pelangi telah meraih banyak penghargaan, baik di dalam maupun luar negeri. Di dalam negeri, film ini meraih 13 Piala Citra di Festival Film Indonesia 2009, termasuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Terbaik, dan Aktris Pendukung Terbaik. Film ini juga menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa selama 8 tahun, dengan 4,6 juta penonton.
Di luar negeri, film Laskar Pelangi meraih penghargaan Best Film di Asia Pacific Film Festival ke-53 di Taiwan (2009), Golden Butterfly Award di International Festival of Films for Children and Young Adults di Hamedan, Iran (2009), HIGNIS Award dalam Hong Kong International Film Festival (2009), dan Special Mention Award di Tokyo International Film Festival (2009).
Babi Buta yang Ingin Terbang (2008) – Blind Pig Who Wants to Fly
Film Indonesia karya Edwin yang tayang pada 2008 ini punya jalan cerita yang unik. Bercerita tentang rasa di lema Linda, seorang perempuan keturunan Tionghoa dengan prestasi yang banyak namun tetap di sepelekan hanya karena ras.
Hebatnya, film ini tayang di sejumlah festival luar negeri. Edwin sebagai sutradara akhirnya meramu judul internasionalnya menjadi Blind Pig Who Wants to Fly. Enggak ada yang berubah dari judul, Edwin hanya menerjemahkannya ke bahasa Inggris.
Film Berbagi Suami (2006) – Love for Share
Di sutradarai oleh Nia Dinata, berhasil meraih penghargaan Golden Maile Award sebagai Best Feature Film dalam ‘Hawaii International Film Festival’, di Amerika Serikat pada tahun 2007. Film ini juga meraih penghargaan “Movie of the Year” dari Guardians e-Awards pada tahun 2007, berdampingan dengan Nagabonar Jadi 2.
Mengisahkan tentang empat wanita yang menikah dengan pria yang sama. Film ini merupakan film drama komedi yang mengangkat tema poligami. Film ini di anggap sebagai film yang berani dan inovatif, karena mengangkat tema yang di anggap tabu di masyarakat kita di Indonesia.
Penghargaan yang di raih oleh film Berbagi Suami merupakan sebuah pencapaian yang membanggakan bagi film Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa film Indonesia telah mampu bersaing dengan film-film dari negara lain dan mendapatkan pengakuan dari dunia internasional.
Catatan Opini Pemirsa
Hanya film yang bisa mengucapkan kata-kata tak beretika, ketika hukum dan budaya sudah tidak lagi menarik. Film bisa menarik kita masyarakat penonton untuk peduli terhadap hal yang tak terjamah. Termasuk juga urusan-urusan yang kita sepelekan.
Film yang hebat adalah ketika itu membuat audiens peduli pada obsesi dan cerita sang sutradara. Film itu bisa menjadi mimpi, dan juga sebagai musik. Tidak ada seni yang melampaui film, yang menuju langsung kepada rasa dari penonton. Ketika itu bisa mereka tulis, mereka pikirkan, tentu bisa di filmkan dengan ide yang berbeda.
Penghargaan yang di raih oleh film-film Indonesia merupakan sebuah pencapaian utuh yang sangat bisa di banggakan dan membanggakan. Hal ini menunjukkan bahwa film kita mampu bersaing dengan film-film dari negara lain. Jika itu di akui atau tidak dari dunia internasional, itu soal lain. Itu hanya sebatas Bonus dari pikiran yang di komersilkan.
Salam Dyarinotescom.