You are currently viewing Tradisi Mudik Dulu Bukanlah Yang Sekarang

Tradisi Mudik Dulu Bukanlah Yang Sekarang

Di balik pepetan derasnya arus perjalanan mudik, ada kebahagiaan yang tak terkira, yakni bertemu dengan sanak keluarga. Di Hari Raya yang segera tiba, “Mudik menjadi tradisi tahunan yang paling dinanti”. Tapi, apakah tradisi ini masih sama antara dahulu dan sekarang?

“Aku yang dulu bukanlah yang sekarang, dulu ku di kota sekarang aku di kampung halaman”. Mudik merupakan momen penting untuk berkumpul bersama keluarga besar dan menjalin silaturahmi. Hal ini memperkuat rasa kekeluargaan, mempererat tali persaudaraan, dan tentunya ini adalah satu tradisi.

Tradisi Mudik: Dulu dan Sekarang

Dikhususkan, tradisi tahunan alias “mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri”, selalu menjadi momen spesial bagi masyarakat Indonesia. Tradisi yang dihiasi sebagai momen untuk kembali ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga tercinta. Namun, tradisi mudik zaman dulu dan sekarang memiliki beberapa perbedaan yang cukup signifikan. Apa itu, berikut beberapa perbedaannya:

1. Tradisi

Bisa kita katakan sebagai satu kebiasaan yang terus menerus, di wariskan dari generasi ke generasi dalam suatu masyarakat. Berupa: Kebiasaan, Upacara adat, berkesenian, dan juga tradisi mudik lebaran.

Dulu, tradisi mudik identik dengan tradisi “sungkeman” atau meminta maaf kepada orang tua dan keluarga yang lebih tua. Alhamdulillahnya, tradisi ini masih di lestarikan hingga saat ini, meskipun tidak lagi seformal dulu.

2. Transportasi

Transportasi memungkinkan orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah dan cepat. Hal ini penting untuk berbagai keperluan, seperti urusan mudik, misalnya. Dulu, pilihan moda transportasi untuk mudik terbilang terbatas. Pilihan utama untuk mudik adalah kereta api, bus, dan kapal laut.

Saat ini, pilihan moda transportasi mudik jauh lebih beragam. Selain kendaraan pribadi, terdapat pesawat terbang yang menjadi pilihan favorit bagi banyak orang karena menawarkan waktu tempuh yang lebih singkat.

3. Akomodasi

Akomodasi menjadi salah satu kebutuhan penting bagi para pemudik yang ingin beristirahat selama perjalanan mudik lebaran. Dulu, para perantau yang mudik biasanya menginap di rumah keluarga atau kerabat di kampung halaman. Saat ini, banyak pilihan akomodasi yang tersedia, seperti hotel, penginapan, dan vila.

4. Teknologi

Kenyamana ini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan manusia. Teknologi terus bertumbuh dan menjadi lebih penting saat ini. Dulu, komunikasi dengan keluarga di kampung halaman dilakukan melalui surat atau telepon. Saat ini, teknologi komunikasi telah berkembang pesat sehingga para perantau dapat berkomunikasi dengan keluarga di kampung halaman dengan mudah melalui telepon genggam, video call, dan media sosial.

5. Makna Mudik

Dulu, makna mudik lebih kepada tradisi dan kewajiban untuk kembali ke kampung halaman. Saat ini, makna mudik lebih kepada momen untuk berkumpul bersama keluarga tercinta dan menjalin silaturahmi.

Makna mudik yang sebenarnya adalah: mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi, memohon dan saling memaafkan, menjaga tradisi dan budaya, mengobati kerinduan, meningkatkan ekonomi lokal, serta refleksi diri dan spiritual.

Kusimpulkan

Tradisi mudik telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa. Meskipun demikian, tradisi ini tetap menjadi momen spesial yang di nanti-nantikan oleh para perantau untuk kembali ke kampung halaman dan berkumpul bersama.

Rindu kampung halaman atau tanah kelahiran, fitrahnya bersemayam dalam jiwa manusia. Tak terkecuali bagi umat Islam. Rasa rindu ini berakar dari ikatan emosional yang kuat dengan tempat di mana seseorang di lahirkan dan di besarkan. Di sanalah terukir kenangan indah bersama keluarga, sahabat, dan lingkungan yang menenangkan jiwa.

Mudik, bukan sekadar pulang kampung. Mudik adalah sebuah perjalanan spiritual yang memanjakan jiwa dengan kelezatan rohani yang tiada tara. Itulah alasan mengapa orang-orang rela menempuh sesaknya perjalanan panjang, mengorbankan waktu dan biaya, demi merasakan kembali kehangatan kampung halaman.

Salam Dyarinotescom.

Tinggalkan Balasan