Sistem Dajjal Kian Mengintai: Perspektif Ahmad Thomson

You are currently viewing Sistem Dajjal Kian Mengintai: Perspektif Ahmad Thomson

Dalam khazanah Islam, sosok Dajjal kerap digambarkan sebagai ‘Pembawa fitnah’ yang akan muncul di akhir zaman. Namun, Ahmad Thomson, seorang penulis dan pemikir Islam kontemporer, menawarkan pemahaman yang lebih mendalam dan relevan dengan konteks zaman modern mengenai konsep Dajjal. Dalam pandangannya, Dajjal bukan sekadar dalam wujud manusia, melainkan sebuah sistem yang kompleks dan meluas.

Sebelum lebih jauh, siapa Ahmad Thomson?

Ahmad Thomson adalah seorang tokoh muslim yang awalnya seorang pengacara terkemuka di Inggris, memutuskan untuk memeluk Islam pada tahun 1973. Thomson dikenal sebagai sosok yang intelektual dan produktif dalam menulis buku-buku yang membahas berbagai topik Islam, salah satunya adalah konsep Dajjal. Latar belakangnya sebagai seorang pengacara memberikan dimensi yang berbeda, terutama dalam mengintegrasikan hukum Islam dengan hukum positif.

Lanjut-nya,

 

Perspektif Ahmad Thomson

Ahmad Thomson, dikenal melalui karya-karyanya yang mengupas berbagai isu dengan kacamata Islam, berhasil menyajikan gambaran yang menarik tentang sistem Dajjal. Menurutnya, sistem Dajjal adalah suatu sistem yang secara sistematis yang berusaha menjauhkan manusia dari nilai-nilai kebenaran dan kemanusiaan.

Sistem ini bekerja secara halus, membelokkan akidah, moral, dan sosial manusia menuju ke arah yang bertentangan dengan ajaran Islam. Singkatnya, dalam bukunya yang berjudul “Sistem Dajjal”, Thomson memaparkan bahwa sistem Dajjal memiliki tiga dimensi utama.

 

Pertama,

Dajjal sebagai individu, menurut Ahmad Thomson, adalah sosok fisik yang akan muncul di akhir zaman dengan berbagai kemampuan supranatural yang menakjubkan. Ia di gambarkan sebagai sosok yang sangat karismatik dan mampu melakukan hal-hal yang di luar batas kemampuan manusia biasa, seperti menghidupkan orang yang mati, menurunkan hujan, dan bahkan mengubah siang menjadi malam.

Kemampuan-kemampuan ini bertujuan untuk menyesatkan manusia dan mengklaim dirinya sebagai Tuhan. Sosok Dajjal ini tidak hanya memiliki kekuatan fisik yang luar biasa, namun juga memiliki kecerdasan yang sangat tinggi dan kemampuan manipulasi yang sangat baik. Ia akan mampu membujuk dan mempengaruhi banyak orang untuk mengikutinya, bahkan mereka yang memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi.

Namun, terlepas dari segala kemampuannya, Dajjal memiliki beberapa ciri fisik yang khas yang dapat membedakannya dari manusia biasa, seperti mata yang satu buta, wajah yang cacat, atau tanda-tanda lain yang di sebutkan dalam hadits.

 

Kedua,

Dajjal sebagai gejala sosial-budaya yang di gambarkan oleh Ahmad Thomson merupakan sebuah fenomena yang sangat bercampur aduk. Ia merefleksikan berbagai penyakit sosial yang kian menggurita di era modern, seperti materialisme, hedonisme, individualisme, dan sekularisme.

Materialisme, misalnya, mendorong manusia untuk mengejar kekayaan dan kesenangan duniawi secara berlebihan, mengorbankan nilai-nilai spiritual dan sosial. Yaa sama seperti Hedonisme yang menonjolkan pencarian kesenangan semata tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang, baik bagi diri sendiri maupun sosial.

Juga,

Individualisme yang ekstrem, dengan mengabaikan kepentingan bersama dan mementingkan kepentingan pribadi di atas segalanya. Sementara itu, Sistem Dajjal ini mulai menyentuh batasan sekularisme, berusaha memisahkan agama dari kehidupan publik, sehingga nilai-nilai agama semakin terpinggirkan.

 

Ketiga,

Dajjal sebagai kekuatan gaib, yang bekerja di balik layar untuk mengendalikan pikiran dan perilaku manusia, merupakan dimensi yang seringkali luput dari perhatian. Thomson menjelaskan bahwa kekuatan gaib ini bekerja secara halus, mempengaruhi pikiran dan hati manusia tanpa disadari. Ia dapat memanipulasi persepsi, memunculkan keraguan, dan menanamkan pikiran-pikiran negatif.

Melalui kekuatan gaib ini, Dajjal berusaha menciptakan kekacauan dan perpecahan di tengah masyarakat. Selain itu, kekuatan gaib ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan pemimpin-pemimpin dunia, sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil justru menguntungkan berkembangnya sistem Dajjal.

 

Kekuatan gaib dalam sistem Dajjal, maksudnya?

Kekuatan gaib ini tidaklah di maksudkan secara literal sebagai kekuatan supranatural yang melanggar hukum alam, melainkan lebih kepada kemampuan Dajjal dalam: Memanipulasi pikiran dan perasaan manusia, Menghasilkan keajaiban palsu, Menggoda dengan kenikmatan duniawi.

Dajjal di gambarkan memiliki kemampuan untuk menciptakan ilusi yang sangat nyata, sehingga manusia bisa terpedaya dan mengikuti ajakannya. Ini bisa di artikan sebagai kemampuan propaganda yang sangat efektif, atau pengaruh psikologis yang kuat.

Dajjal di katakan mampu menunjukkan tanda-tanda kekuasaan seperti mengeluarkan air dari batu atau menghidupkan benda mati. Ini bisa diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan trik-trik sulap yang sangat canggih, atau memanfaatkan teknologi yang belum di ketahui manusia saat ini untuk menghasilkan efek yang menakjubkan.

Dajjal di gambarkan membawa surga dan neraka palsu untuk memikat manusia. Ini bisa di artikan sebagai godaan terhadap materi, kekuasaan, dan kenikmatan duniawi yang sangat kuat, sehingga manusia rela meninggalkan agamanya demi meraih hal-hal tersebut.

 

Sistem Dajjal

Salah satu ciri khas mencolok dari sistem Dajjal menurut Ahmad Thomson adalah kemampuannya yang luar biasa untuk beradaptasi dan berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Sistem ini tidak statis, “menurut nya” melainkan dinamis dan terus berevolusi.

Oleh karena itu, mengidentifikasi Dajjal hanya dengan melihat pada bentuk fisik atau karakteristik tertentu yang telah di prediksi sebelumnya. Itu adalah upaya yang sia-sia. Sistem Dajjal jauh lebih rumit dari itu. Kita perlu memahami esensi dari sistem ini, yaitu:

Sebuah upaya sistematis untuk menyesatkan manusia dan menjauhkan mereka dari jalan Allah.

Selain kemampuan adaptasinya, sistem Dajjal juga memiliki ciri khas lain yang tak kalah penting. Sistem ini sangat efektif dalam memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memperluas pengaruhnya. Teknologi informasi dan komunikasi, misalnya, telah menjadi alat yang sungguh sungguh ampuh bagi sistem Dajjal untuk menyebarkan propaganda, menciptakan polarisasi, dan memanipulasi opini publik.

Ditambah ‘Daya nalar’ orang Indonesia yang bisa kita katakan “maaf” cukup rendah, menjadikan propaganda menjadi semakin mudah.

Lebih jauh lagi, sistem ini juga pandai dalam menciptakan ketergantungan manusia pada materi dan kesenangan duniawi, sehingga mengalihkan perhatian manusia dari nilai-nilai spiritual yang lebih tinggi.

Thomson juga menyoroti peran penting ilmu pengetahuan dalam konteks sistem Dajjal. Ia mengingatkan kita bahwa ilmu pengetahuan yang tidak di dasari oleh nilai-nilai agama dapat menjadi alat yang berbahaya di tangan yang salah. Ilmu pengetahuan yang di salahgunakan dapat di gunakan untuk menciptakan teknologi-teknologi destruktif yang mengancam peradaban manusia.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang tidak hanya berbasis pada rasionalitas, tetapi juga pada nilai-nilai moral dan spiritual.

Jika sudah begini, bagaimana menyikapi dan menghadapinya?

 

Bagaimana Cara Menghadapi

Begini om, tante, adik, dan kakak, untuk menghadapi ancaman sistem Dajjal yang semakin ‘kuat berakar kekar’, Ahmad Thomson sendiri menyerukan umat Islam yang ada di seluruh dunia untuk kembali kepada sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.

Kami ulangi: sumber utama ajaran Islam itu hanya di Al-Qur’an dan Sunnah.

Bukan yang sedang terjadi saat ini.

Dengan mendalami dan mengamalkan ajaran-ajaran di dalamnya, umat Islam akan memiliki pondasi iman yang kuat dan pemahaman yang benar tentang kehidupan. Selain itu, peningkatan kualitas iman dan takwa menjadi hal yang mutlak.

Dengan ‘Iman’ yang kuat, seorang muslim akan memiliki keteguhan hati untuk menolak segala bentuk godaan dan pengaruh negatif dari sistem Dajjal. Dengan ‘Takwa’ akan mendorong seseorang untuk selalu berbuat baik dan menjauhi segala larangan Allah SWT.

Tak hanya individu, umat Islam juga perlu memperkuat ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama muslim. Dengan saling mendukung, saling mengingatkan, dan bahu-membahu dalam kebaikan, umat Islam akan menjadi benteng yang kokoh dalam menghadapi segala tantangan, termasuk ancaman sistem Dajjal.

Ukhuwah Islamiyah yang kuat akan melahirkan rasa solidaritas dan kebersamaan yang mampu menangkal upaya-upaya pemecah belah yang seringkali di lakukan oleh sistem Dajjal. Dengan membangun ketahanan diri dan masyarakat, umat Islam mampu menghadapi berbagai godaan dan fitnah yang datang dari sistem Dajjal.

Ketahanan diri di peroleh melalui apa?

Melalui peningkatan ilmu pengetahuan agama, ibadah yang konsisten, dan mujahadah melawan hawa nafsu. Sementara itu, ketahanan masyarakat di bangun melalui pendidikan agama yang berkualitas, dakwah yang benar-benar sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah, dan penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Belum sadar juga Gus?

 

Ancaman Sistem Dajjal Menurut Perspektif Ahmad Thomson

Konsep sistem Dajjal yang di kemukakan oleh Ahmad Thomson menurut kami sungguh baik. Menawarkan perspektif yang segar dan relevan dalam memahami tantangan zaman modern. Dengan melihat “Dajjal sebagai sebuah sistem yang menyebar dan terus berkembang“, kita dapat lebih memahami berbagai fenomena sosial yang terjadi di sekitar kita.

Daripada sekadar melihat Dajjal sebagai sosok yang menakutkan, pemahaman yang lebih dalam ini mengajak kita untuk merenung dan mengambil tindakan nyata. Dengan kembali kepada nilai-nilai agama dan memperkuat ukhuwah Islamiyah, kita dapat membangun ketahanan diri dan masyarakat dalam menghadapi ancaman dari sang ‘Pembawa fitnah’.

Penguatan iman, ilmu pengetahuan Islam, dan akhlak mulia adalah kunci utama untuk menghadapi tantangan ini. Dalam era globalisasi yang penuh dengan ketidakpastian, pemahaman yang mendalam tentang sistem Dajjal akan menjadi bekal berharga bagi kita untuk tetap berada di jalan yang benar.

Ingat Abang! Zikir itu jangan di kuburan. #PesanDariAdinda.

 

Salam Dyarinotescom.

 

Tinggalkan Balasan