Table of Contents
ToggleTahukah kamu, jika kita orang Indonesia mudah sekali diarahkan oleh informasi yang ada di internet. Okey, ini salah. “Maaf” Ternyata bukan hanya orang Indonesia saja, tetapi sebagian besar penduduk yang ada di muka bumi. Mengapa?
Coba kita bayangkan jika ada seorang ‘tokoh’ atau ‘aktor’ baik itu tokoh politik, agama, motivator, influencer atau lainnya, keliru dalam menterjemahkan kebenaran dan mempublikasikannya di internet. Apa yang terjadi setelah itu? Akan ada banyak orang melakukan kesalahan demi kesalahan, karena melakukan apa yang tokoh tersebut lakukan.
[INSERT_ELEMENTOR id=”18561″]
Mereka atau kita menganggap bahwa apa yang tokoh tersebut katakan, itu benar adanya. Perbuatan yang mereka lakukan menjadi normal untuk kita adopsi. #Bisa-kita-copy. Kebiasaan mereka menjadi sehat karena mereka melakukannya. Dan kita menjadi korban karena tidak memiliki pemikiran dan kesadaran yang kuat, untuk mengatakan bahwa “Ini tampaknya tidak benar”.
Arahan Dari Algoritma Informasi
Dorongan informasi yang kita dapatkan dari ‘Internet’ lebih besar pengaruhnya dibandingkan wacana dari atasan, panggilan orang tua, seruan adzan, bahkan pekerjaan rumah dari guru sebagai tenaga pengajar. Bukan bermaksud mengatakan bahwa menggunakan internet itu sesuatu hal yang salah. Tetapi ini memiliki kekuatan pengaruh.
Kekuatan pengetahuan. Dengan mengatakan “Aku tahu karena aku menontonnya”
Pernahkah kamu mengalami ketika sedang asik-asiknya scroll TikTok 1 – 2 jam, Instagram atau menonton video Youtube 2 – 3 jam, kita menjadi terpaku dan lupa segalanya. ‘Beku dan terpaku’. Kita tidak menghiraukan keadaan yang terjadi di sekeliling kita.
Apakah Itu Baik?
Baik atau tidak baik tergantung kita menggunakannya untuk apa. Tetapi yang pasti, aktor dibalik tayangan yang ada di sosial media, telah menjadi kekuatan besar. Power yang membentuk budaya dan memiliki kemampuan untuk memengaruhi perilaku, memicu tren, dan bahkan wacana politik.
Satu postingan dapat memicu tren dan bisa jadi ajang promosi yang efektif. Para ‘aktor’ internet ini, dapat menggunakan platform mereka untuk mempengaruhi kesadaran akal sehat, tentang masalah sosial, cawe-cawe politik, memutarbalikkan opini publik, dan bahkan terkadang mengekspos budaya luar yang brutal.
Kehidupan Yang Diarahkan
Nyatanya, sebagai orang yang terpengaruh ‘penonton setia’ happy-happy saja sih. Tidak terjadi sesuatu gitu. Dan satu dekade berikutnya baru sadar, bahwa kita tidak mempunyai apa-apa, selain memori di kepala tentang tayangan yang entah apa seeh maksudnya. #StopMenipu. #MotivatorPenipu.
Kita hidup seperti apa yang kita baca dan perhatikan. Kita berfikir sesuai dengan siapa yang paling sering kita dengar arahannya. Jika itu agamis, maka religius adanya. Jika itu kritikus, maka menjadi tajam pemikiran kita. Dan jika itu sifatnya komersialitas, maka yang kita agung-agungkan bukan Tuhan tetapi uang.
Apakah Ini Bentuk dari Monopoli
Benarkah ini merupakan suatu monopoli. “Monopoli apa?” Apa yang kamu pikirkan itu, bisa iya bisa juga tidak. Tapi yang pasti, ini adalah bentuk dari fasilitasi. Fasilitas teknologi dengan basis kepada kemudahan mendapatkan informasi. Informasi yang menghasilkan literasi.
Idealnya, literasi digital bisa kita jadikan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap, yang dapat kita manfaatkan. Berguna sebagai alat bantu produktivitas, baik itu dalam bekerja, belajar atau mencari tahu apa yang cocok untuk kita.
Kita juga harus menjunjung tinggi etika. Yakni menyesuaikan diri dan berpikir rasional. Dengan tetap melestarikan budaya sebagai proses membangun wawasan dalam berinteraksi. Intinya seeh “jangan asal bunyi karena mencontoh si Rudi”.
Lalu keamanan nya bagaimana? Tentu pula itu harus di sejajarkan dengan lainnya. Kesadaran diri akan perlindungan dan keamanan pribadi kita sendiri. Jangan ikut-ikutan sesuatu yang merusak deeh.
Teman harus kita ingatkan, anak kita harus kita beri tahu, saudara kita harus kita beri masukan dan beri pengertian bahwa bermain pada dunia digital memerlukan keterampilan. Yaitu memahami perangkat teknologi dan sistem operasi keselamatan pengguna. Caption nya ialah block saja informasi yang menyesatkan.
Catatan
Kehidupan yang di arahkan oleh informasi di internet, seperti kita belajar dengan alam pedalaman. Di sana banyak hewan berkeliaran yang siap menerkam. Informasi itu bisa sangat baik, jika kita bisa membandingkan nya dengan informasi lain tanpa melihat siapa yang mempublikasikannya.
Dan ketika melihat suatu informasi yang jelek, menyesatkan, provokasi dan menyebarkan berita bohong, segera laporkan. “immediately!”. Karena ini sebagai bagian dari rasa perduli kita untuk membantu orang di sekitar, agar tidak terpengaruh kepada arahan yang melunturkan kesadaran. Kesadaran bahwa kita lupa mengatakan salam. Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam Dyarinotescom.