Setiap masalah yang di hadapi seseorang dengan batas kewajaran, terkadang berawal dari kurangnya kendali emosi. Emosi atau emosional kita sebut sebagai pola reaksi diri atas umpan balik. Pola reaksi ini melibatkan pengalaman individu, perilaku diri dan mental atau fisiologis orang.
Emosional timbul jika terjadi permasalahan di kehidupan kita. Jika kita tarik lebih jauh, unjung-ujung nya terdapat unsur manipulatif. Manipulatif itu menyerang sisi mentalitas. Atau dapat kita pilah yaitu sebagai unsur rohaniah. Mengenal manipulatif dan orang yang berada di belakangnya, menjadi sangat penting untuk kita terhindar dari tekanan dan di manfaatkan orang lain.
Menyingkap tentang manipulatif
Manipulatif itu secara sederhana adalah sikap untuk mempengaruhi seseorang. Dan itu merugikan. Seseorang yang memanipulasi orang lain, mereka akan menyerang sisi mental dan emosional. Dalam hal ini yang di serang kita sebut korban. Untuk apa? Yaitu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Seorang manipulator menciptakan keadaan atau suatu kondisi yang tidak seimbang. Memanfaatkan seseorang dengan kekuasaan itu paling sering di gunakan. Yang dipengaruhi oleh seorang manipulator adalah emosi seseorang agar bertindak sesuai dengan apa yang pelaku inginkan.
Biasanya korban dari manipulator memiliki kekurangan dalam hal percaya diri, pengetahuan dan juga idiologi atau prinsip yang rendah. Dan terkadang korban memiliki mental lemah. Halus nya adalah tidak pintar.
Seorang manipulator memiliki cara yang digunakan untuk membuat korban merasa tidak rasional dan akan menuruti permintaan mereka. Biasanya, manipulator akan menggunakan strategi merasa bersalah, mengeluh, berbohong, membandingkan, menyalahkan dan permainan pikiran.
Orang yang manipulatif memiliki ciri-ciri umum, seperti: Sangat tahu kelemahan korban dan bagaimana memanfaatkannya, Menggunakan rasa tidak aman untuk melawan korban, Meyakinkan korban untuk menyerahkan sesuatu yang penting agar membuat korban lebih bergantung pada mereka, Dan jika mereka berhasil dalam manipulasi, mereka akan terus melakukannya sampai korban dapat keluar dari situasi normal.
Seorang manipulator akan secara aktif berbohong. Alasan akan sering mereka buat. Biasanya korban di salahkan. Manipulatif akan sangat merusak kesehatan mental dan emosional seseorang. Oleh karena itu, penting bagi korban untuk dapat menemukan jalan keluar yang aman dari situasi tersebut.
Lepaskan Diri dari Manipulasi
Manipulasi dalam suatu kemitraan atau hubungan akan sangat sering terjadi. Biasanya, tindakan manipulatif tersebut di sebabkan keinginan seseorang untuk mendominasi. Mendominasi pasangan atau mitra dengan tujuan menutupi semua kesalahan. “Gara-gara si Anu, semua jadi begini” kata pelaku manipulator. Begitu seterusnya.
Hubungan atau kemitraan yang sering di campuri oleh tindak manipulatif bukanlah hal yang sehat. Beberapa hal berikut ini menjadi efek yang harus di perhatikan dan bisa menjadi sangat serius dari tindakan manipulatif, di antaranya:
Dampak Pertama – Permainan psikologi korban. Pada beberapa kasus justru korban lah yang akan di salahkan dan menjadi penyebab dari hal tersebut. Padahal, tindak manipulasi tersebut bisa membuat korban merasa kebingungan. Selain itu, korban juga akan sulit dalam memahami situasi yang terjadi.
Dampak Kedua – Harga diri rendah. Hal semacam ini sangat mungkin terjadi sebab perasaan sedih dan tindakan pasangan yang merendahkan korban. Tidak jarang bahkan harga diri rendah dapat menyebabkan seseorang sulit untuk berbaur dengan orang lain. Rasa sedih dan ketidakpercayaan diri bisa membuat banyak korban berperilaku seperti itu.
Dampak ketiga – Sulit menjadi korban manipulasi. Tidak hanya di permainkan secara psikologis, korban akan merasa geram dengan segala tindakan yang di lakukan mitra atau pasangan. Jika sudah seperti ini, korban akan kesulitan dalam mengatur emosinya. Perubahan emosional yang ekstrem akan membuat korban menjadi sosok yang temperamen dan mudah dalam menyalahkan segala sesuatunya.
Dampak Keempat – Kepercayaan itu mahal. Bahkan, menjaga kepercayaan dapat di katakan jauh lebih mahal di bandingkan dengan mendapatkannya. Seseorang yang secara berhasil melakukan tindak manipulatif pada pasangan tentu akan secara otomatis kehilangan kepercayaan. Hal semacam ini sangat mungkin membuat hubungan menjadi buruk.
Dampak Kelima – Keburukan dari Manipulatif. Tindak manipulatif dari seseorang hanya akan berdampak buruk. Dapat mendatangkan ketidaknyamanan, misalnya. Tidak jarang bahkan hubungan akan sulit terjalin baik apabila sudah di awali dengan tindakan manipulatif. Hubungan seperti ini tentu sebaiknya tidak perlu di pertahankan kembali.
Salam, Dyarinotes