You are currently viewing Gemes Dengan Pasangan? “Kepala Di Toyor” Gak Gitu Juga Kali

Gemes Dengan Pasangan? “Kepala Di Toyor” Gak Gitu Juga Kali

Siapa sih yang gak pernah merasa gemas dengan pasangannya? Entah itu karena tingkahnya yang konyol, kekanak-kanakan, perhatiannya yang berlebihan, atau bahkan kebiasaan kecilnya yang membuat kamu gemes sendiri. Tapi, pernah gak sih kamu merasa kalau rasa gemas itu kok bisa jadi gak enak? “Sudah tak betul ini!” Kok rasanya ada yang kurang sreg?

Katanya sayang, tapi kepala pasangan di toyor bagai mainan. Hadeeeh!

Contoh yang tidak baik.

Jadi gini, perasaan gemas pada pasangan itu seperti minuman bersoda. Awalnya terasa segar, “srepet-srepet gitu”, menyenangkan, tapi lama-kelamaan membuat perut kembung dan jika diteruskan bakal jadi penyakit. Begitu pula dengan perasaan gemas dalam hubungan. Terlalu banyak rasa gemas bisa membawa hal buruk bagi pasangan itu sendiri dan juga orang yang melihatnya.

 

Gak Gitu Juga Kali

Semakin dekat kita dengan seseorang, terutama pasangan, semakin terbuka dan jujur kita satu sama lain. Batas-batas mulai luntur, “cubit sana, cubit sini” termasuk saat kita merasa gemas. Kita jadi lebih berani mengungkapkan perasaan kecil kita, bahkan yang mungkin terasa sepele. Keintiman yang terjalin memungkinkan kita untuk menjadi diri sendiri sepenuhnya, tanpa perlu menyembunyikan sisi kekanak-kanakan atau kelemahan kita.

Tapi, apakah pasangan kita merasa nyaman akan kelakukan kita?

 

Agar tidak kampungan, Kami beri masukan:

Bagaimana Cara Bercanda Yang Baik, Tanpa Toyor Kepala?

Bercanda itu anugrah untuk manusia agar bisa tertawa, membawa sesuatu yang menyenangkan untuk mempererat hubungan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar candaan kita tidak justru menimbulkan kesalahpahaman, dan itu tanpa toyor kepala yaa cunk!

 

1. Kenali Batasan Pasangan

Setiap orang memiliki selera humor yang berbeda. Ada hal-hal yang dianggap lucu oleh kita, namun mungkin tidak bagi pasangan. Penting untuk mengetahui apa yang membuat pasangan nyaman dan tidak nyaman. Hindari candaan yang terlalu sensitif atau yang bisa menyakiti perasaannya, bahkan terlihat menghina. Manusiakan mereka seperti manusia.

 

2. Perhatikan Timing

Bercanda dengan pasangan ibarat memberikan hadiah. Jika diberikan pada waktu yang tepat, hadiah itu akan sangat berarti. “Satu verbal yang mengena” Namun, jika kamu berikan saat penerima sedang sedih, marah, atau di depan umum, hadiah itu justru akan terasa tidak berguna “norak”, bahkan memalukan. Begitu pula dengan candaan. Pilihlah momen yang tepat, saat pasangan sedang merasa bahagia dan rileks, agar candaan kita bisa menjadi penyemangat.

 

3. Jaga Nada Suara

Nada suara yang kita gunakan saat berbicara dapat mempengaruhi persepsi orang lain terhadap kita. Nada suara yang ramah dan menyenangkan akan membuat kita terlihat lebih hangat dan memang berusaha menghibur. “Kan bercanda untuk menghibur!” Sebaliknya, nada sarkastik akan membuat kita terlihat meremehkan, dan tidak peduli.

 

4. Baca Bahasa Tubuh

Komunikasi tidak hanya melibatkan kata-kata, tetapi juga bahasa tubuh. Ketika kita memperhatikan bahasa tubuh pasangan, kita bisa menyesuaikan gaya komunikasi kita agar lebih sesuai dengan kebutuhannya. “Bukan seperti kampungan” Jika pasangan merasa tidak nyaman, hentikan candaan dan coba cari cara lain untuk membuatnya merasa lebih baik.

 

5. Jangan Berlebihan

Bercanda “gemes” memang menyenangkan, namun terlalu banyak bercanda bisa membuat suasana menjadi jenuh. Setiap hubungan membutuhkan keseimbangan antara kapan harus serius dan santai. Berikan ruang bagi pasangan untuk berbagi pikiran dan perasaan yang serius, atau bahkan hanya untuk bersantai tanpa harus terus-menerus dihibur oleh candaan kita. Nanti jadi seperti nasi basi!

 

6. Hormati Perasaan Pasangan

Setiap orang, siapa pun itu, termasuk pasangan kita, pasti memiliki rasa harga diri yang perlu dijaga. Candaan yang menyindir kekurangan dapat merusak itu “harga diri” dan membuatnya merasa tidak berharga. Hal ini bisa menjadi masalah panjang di obrolan berikutnya.

 

7. Alternatif Bercanda

Selain bercanda, ada alternatif lain yang tak kalah menyenangkan mereka sebagai pasangan, apa itu? pujian. Setiap orang membutuhkan pengakuan dan validasi. Pujian adalah salah satu bentuk pengakuan yang paling sederhana namun efektif. Dengan memberikan pujian, kita membuat pasangan merasa dihargai dan diakui keberadaannya, yang pada gilirannya akan meningkatkan rasa percaya diri dan kepuasan dalam hubungan.

 

Jika Gemes Dengan Pasangan, Kepala Jangan Di Toyor

POV: bercanda dengan pasangan adalah ibadah tapi juga bisa menjadi dosa jika berlebihan. Dalam hubungan, ungkapan kasih sayang bisa jadi bermacam-macam, termasuk gemes dengan pasangan. Namun, penting untuk di ingat bahwa “main tangan” untuk maksud dan bentuk apapun, sekecil apapun, tidak pernah bisa dibenarkan.

Jika merasa gemas atau kesal pada pasangan, cobalah untuk berkomunikasi dengan baik dan terbuka. Ungkapkan apa yang kita pikirkan dengan kata-kata, bukan tindakan fisik. Ingat, hubungan yang sehat dibangun di atas dasar saling menghormati dan komunikasi yang beradab bukan biadab.

 

Salam Dyarinotescom.

Tinggalkan Balasan