Yakin tidak gentar bernegosiasi minggu ini. Materi sudah disiapkan kah? Target yang ingin kamu dan tim capai, apa? Hanya ingin sekedar menang kalah, mencapai kesepakatan, menjawab tantangan, atau sekedar membangun relasi. Pastinya kamu punya perhitungan dong untuk itu kan. Dan ujung-ujungnya mendapatkan kesempatan “to Achieving Win-Win Agreements”. Semua tenang, semua senang 😊.
Seni Negosiasi, Mencapai Kesepakatan yang Diperhitungkan
Negosiasi merupakan seni berkomunikasi dan bertukar informasi untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan sesuai dengan perhitungan. Negosiasi dalam strata diplomatik klasik pun mengasumsikan pihak-pihak lebih bersemangat untuk menyetujui daripada tidak setuju.
Dalam negosiasi, penting untuk memahami ‘tujuan, manuver, dan kepentingan’ terpantau untuk semua pihak yang terlibat. Jika pun kamu tidak bisa mengelilinginya, melewatinya, atau melampauinya, kamu sebaiknya yaa, memikirkan kembali cara terbaik bernegosiasi. “Salah tempat sepertinya”. #RugiDong.
Tuntutan dalam negosiasi itu tidak jauh-jauh. Mereka menginginkan seseorang yang lebih manusiawi, terhubung, dan dewasa. Yaitu sosok yang besinergi, melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, dan membuat keputusan yang berguna tanpa kecemasan.
Tentunya juga fleksibel dalam menghadapi perubahan yang terjadi, dan tangguh dalam menghadapi kebingungan. “Ini bukan bakat!” Semua atribut ini adalah pilihan, dan semuanya ada tersedia untuk kita. ‘Jika kamu mau’
Dengan menguasai seni negosiasi, kita dapat meningkatkan peluang untuk mencapai kesuksesan dalam berbagai situasi. Kita dapat membangun hubungan yang lebih kuat, menyelesaikan konflik secara damai, dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan.
Teruntukmu Yang Sedang Bernegosiasi
Teruntuk kamu yang membaca ini demi mencari jawaban atas kegelisahan diatas meja kerja, Dyarinotes rangkumkan beberapa tips jitu dari beberapa orang “penting tak penting-penting banget” di dunia, untuk meningkatkan kemampuan negosiasi. Dan rangkuman itu, meliputi:
1. Persiapan dan Riset
Ini adalah langkah krusial dalam mencapai negosiasi yang sukses. Persiapan yang matang memungkinkan kita semua disini memahami dengan jelas: tujuan “Maunya kita apa?”, semua pihak yang terlibat, kepentingan, dan BATNA (Best Alternative To a Negotiated Agreement).
Jangan main-main dengan persiapan dan riset! Riset mendalam membantu menggali informasi lebih banyak tentang pihak sebelah. Seperti: gaya negosiasi mereka, misalnya. Pelajari dong norma dan kebiasaan negosiasi yang berlaku di lingkungan tersebut. Semakin banyak informasi yang kita miliki, semakin siap untuk bernegosiasi mencapai hasil yang optimal.
2. Target Yang Ingin Dicapai
Target itu harus SMART, yaitu Specific (spesifik), Measurable (terukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan), dan Time-bound (memiliki batas waktu). Apa saja yang ingin kamu capai dalam negosiasi ini? Tetapkan tujuan yang jelas dan realistis.
Tunjukan kualitas mu maka semuanya akan mudah. Dan ketika kualitas kepemimpinan itu datang memainkan peran “yang lebih dominan” untuk negosiasi, mendengar analisa sistematik, dan menciptakan suasana semangat, atau membantu merekonsiliasi “apa-apa saja yang terpisah lagi berbeda” demi tercapainya kolaboratif, Itu sebenar-benar kemenangan.
Tinggal bagaimana kamu menggiring itu kearah target yang ingin kamu capai. Dengan satu kemantapan dan kesiapan diri yang cukup untuk mengatakan Deal or No Deal!
3. Sikap Asertif dan Dengarkan
Sikap asertif itu ‘berani muka’ menyampaikan pendapat dan kebutuhan dengan jelas, tanpa agresif atau pasif. Lalu mendengarkan dengan seksama dengan ‘memberikan perhatian penuh’ kepada apa yang di katakan pihak sebelah, tanpa menyela atau memikirkan tanggapan kita sendiri. Coba lakukan:
- Jaga kontak mata, bahasa tubuh, dan gunakan nada suara yang tenang, kualitas sterio, dan tentunya percaya akan maunya diri;
- Sampaikan argumen dengan jelas (tidak terbata-bata), logis, dan ajukan pertanyaan jika mereka bingung dengan apa yang kita bicarakan;
- Jika terasa samar dan “gak jelas ngomongin apa”, ulangi apa yang kita dengar untuk memastikan kejelasan dan pemahaman yang sesuai dengan apa yang mereka maksudkan; dan
- Hindari menyela atau memotong pembicaraan orang lain, dan patut bersikaplah terbuka terhadap ide dan sudut pandang baru.
Dengan menggabungkan kedua sikap ini, harusnya sih bisa membangun hubungan yang positif dengan negosiator lawan, meningkatkan peluang untuk mencapai kesepakatan yang win-win, dan meminimalisir konflik ribet.
4. Fleksibil Menghindari Kebuntuan
Semakin baik kamu bernegosiasi dengan sefleksibel mungkin, di tambah kamu bisa menangani rasa takut akan satu penolakan, “mungkin saja mendekati 80 persen keberhasilan”. Sikap fleksibel dan terbuka sungguh membantu kita untuk menghindari kebuntuan dan mencapai kemajuan dalam negosiasi.
Kita dengan fleksibilitas tinggi, pastinya bersedia untuk mempertimbangkan berbagai opsi dan solusi, dan tidak terpaku pada satu ide atau tuntutan saja. Dengan penuh keterbukaan, kita bersedia untuk mendengarkan sudut pandang pihak sebelah, dan memahami kebutuhan dan apa maunya mereka.
Meskipun penting untuk selalau bersikap fleksibel dan terbuka, kita sebagai ‘yang mewakili’, juga harus tetap teguh pada prinsip dan tujuan awal. Jangan biarkan pihak lain menekan untuk menerima kesepakatan yang tidak menguntungkan kita.
5. No Kagok dan Terburu-buru
Jangan melakukan negosiasi dalam keadaan gagap gempita “riuh dan gugupan gitu” atau jangan pula terburu-buru. Berikan waktu bagi semua pihak untuk mempertimbangkan opsi yang tersedia dan mencapai kesepakatan.
Ingat! Jika kamu ‘gereget’ mau bertarung, jangan biarkan mereka merayu untuk melakukan bernegosiasi. Tetapi, andai kata kamu bermaksud negosiasi, jangan biarkan mereka membujuk untuk bertarung dan kamu meladeninya. “Memang tidak salah, tapi itu bodoh”.
Mari Kita Sepakati
Ini keterampilan yang dapat di pelajari dan di kembangkan dengan latihan. Semakin sering kamu bernegosiasi, semakin baik pula kedepannya kamu dalam melakukan negosiasi. Bukan tentang siapa yang menang, tapi bagaimana semua pihak merasa senang.
Kunci utama dalam seni negosiasi adalah fleksibilitas dan kesediaan semua orang untuk berkompromi. Dalam satu kompromi menuju jalinan kolaborasi, memungkinkan kita untuk mengetahui lebih banyak ‘sesuatu hal’ daripada yang mampu kita ketahui sendiri.
Beberapa teknik negosiasi mungkin saja tidak bekerja dengan baik pada anak-anak, karena di saat kita sedang melakukan negosiasi, mereka akan mengatakan sesuatu di luar nalar. Sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang sedang kita bicarakan. Seperti, “Om tahu? Aku punya mainan baru!” dan ini benar-benar membuat kita nyengir.
Salam Dyarinotescom.