Mampu mengidentifikasi Chronotype sendiri dapat memberikan kita wawasan tentang siklus hidup kita layaknya tidur dan bangun, serta kapan waktu produktivitas puncak kita, di ikuti juga dengan beberapa aktivitas keseharian.
Baik saat mulai mengantuk dan tertidur sebelum matahari terbit, atau saat kita bangun bersama ayam jantan, kita dapat mengidentifikasi jenis tidur atau kronotipe tertentu, meskipun kita belum tahu apa itu. Satu wawasan yang mungkin menarik yang bisa Dyarinotescom berikan.
Table of Contents
Toggle
Kronotipe, Waktu Tidur, dan Produktivitas
Pernahkah kamu merasa lebih segar dan produktif di pagi hari, sedangkan teman sebelah kamu “dengan kantung mata lebih hitam, lebam”, lebih suka begadang dan menyelesaikan tugas di malam hari? Perbedaan ini bukan hanya soal kebiasaan lho, tetapi juga dipengaruhi oleh kronotipe, kecenderungan alami tubuh untuk tidur dan bangun pada waktu tertentu.
Apa itu Chronotype?
Chronotype atau kronotipe, diartikan sebagai waktu tidur atau jam biologis bawaan. Istilah ini menjelaskan tentang satu kecenderungan alami tubuh untuk ‘tidur dan bangun’ pada periode waktu tertentu. Diistilahkan juga dengan: ritme sirkadian tidur, tipe larks dan owls, serta tipe fase tidur.
Beberapa istilah sebenarnya tak penting-penting amat karena maknanya yaa memang sama, pola yang mengatagorikan kegiatan jam tidur kita. Dan lagi-lagi, para ilmuwan membagi chronotype atau kronotipe, menjadi tiga kategori utama: Tipe Pagi, Tipe Malam, Campuran (Tidak Termasuk Pagi atau Malam).
1. Tipe Pagi (Morningness)
Ini yang paling banyak orang lakukan. “Bangun pagi, mandi, sikat gigi, minum susu dan berangkat sekolah”. Pastinya bangun pagi dapat dilakukan dengan mudah karena terbiasa sebagai tuntutan hidup. Dan tentunya merasa energik di pagi hari.
Puncak energi antara jam 4 pagi saat sholat subuh, hingga 12 siang setelah jam makan siang. Tapi sayangnya, produktivitas dan fokus menurun di sore dan malam hari. Biasanya, tipe ini gemar beraktivitas fisik di pagi hari. Memiliki pola yang teratur karena cenderung tidur lebih awal dan bangun juga lebih awal.
2. Tipe Malam (Eveningness)
Memang tidak bisa kita meniadakan tipe ini. Orang dengan tipe malam (eveningness) memiliki ritme alami yang berbeda dengan orang pada umumnya. Ada sebagian orang beraktifitas dimalam hari. Tentunya akan sulit bangun pagi, dan merasa lelah di siang hari. Puncak energi antara jam 10 malam dan 4 pagi.
Orang dengan tipe malam membutuhkan tidur lebih lama daripada orang dengan tipe pagi. Waktu tidur mereka bisa dengan 7-8 jam bahkan lebih. Produktivitas dan fokus meningkat di sore dan malam hari. Cenderung tidur lebih larut dan bangun lebih siang. Sepertinya ini tidak baik untuk kesehatan.
3. Tipe Campuran (Mixed)
Tipe kombinasi seperti ini memang unik. Memiliki kombinasi ciri-ciri pada orang dengan tipe pagi dan malam. Mereka bisa bangun pagi dengan mudah, tetapi tidak merasa energik seperti tipe pagi.
Mereka dengan tipe ini, memiliki kondisi energik di pagi dan malam hari, dengan puncak energi di siang hari, dengan sedikit penurunan di sore hari. Tentunya, memiliki fleksibilitas waktu tidur dan bangun yang lebih besar.
Hidup Dengan Produktivitas Puncak
Hidup dengan produktivitas puncak membantu kita menemukan ritme alami kehidupan. Di era modern yang serba cepat, tuntutan untuk mencapai puncak performa kian hari semakin tinggi standarisasinya.
Namun, di tengah kesibukan dan hiruk pikuk, penting untuk diingat bahwa setiap orang dari kita ini memiliki pola alaminya sendiri. Memahami dan memanfaatkan ritme itu bisa menjadi kunci untuk hidup dengan produktivitas puncak.
Konsep chronotype, atau jam biologis bawaan, memberikan wawasan tentang pola tidur dan energi optimal setiap orang, lho. Tentunya dapat membantu kita menyusun jadwal yang selaras dengan ritme alami tubuh. Hal yang memungkinkan kita untuk bekerja, belajar, dan beraktivitas di waktu-waktu di mana paling fokus, energik, dan produktif.
Menyesuaikan gaya hidup dengan chronotype bukan berarti harus mengubahnya secara drastis. Penyesuaian kecil, seperti mengatur waktu tidur dan bangun, paparan sinar matahari, dan keringat dalam berolahraga, dapat memberikan dampak signifikan pada kualitas hidup.
Karakteristik dan Analogi Hewan Pada Tipe Kronotipe
Meskipun analogi hewan dapat membantu untuk memvisualisasikan tipe chronotipe yang berbeda, penting untuk diingat bahwa manusia bukanlah hewan. Ada banyak variasi dalam cara individu mengalami chronotype, dan tidak semua orang akan cocok dengan sempurna dalam satu kategori.
Analogi hewan ini hanyalah alat untuk “memudahkan” dan membantu memahami konsep chronotipe dengan lebih baik. Cara terbaik untuk mengetahui tipe chronotipe kamu adalah dengan memperhatikan pola tidur dan energi pada diri sendiri.
Rangkuman berdasarkan beberapa penelitian menggunakan untuk keempat tipe tersebut, diantaranya: karakteristik dan analogi hewan pada tipe kronotipe beruang, serigala, singa, dan lumba-lumba.
a. Kronotipe Beruang
Kebanyakan orang termasuk dalam kategori kronotipe beruang. Artinya siklus tidur dan bangun mereka berjalan sesuai dengan matahari. Paling aktif di pagi hari, mencapai puncak energi antara jam 6 pagi dan 12 siang. Suka tidur siang singkat di sore hari dan cenderung merasa lelah di malam hari.
Kronotipe beruang mudah bangun dan biasanya tertidur tanpa masalah. Produktivitas tampaknya paling baik sebelum tengah hari, dan mereka cenderung mengalami penurunan “pasca makan siang” antara jam 2 siang. dan jam 4 sore.
Mengapa Beruang?
Di analogikan sebagai beruang, karena: Beruang terkenal dengan hibernasi selama musim dingin, yang mirip dengan kebutuhan mereka untuk tidur nyenyak dan lama di malam hari. Aktivitas mereka di pagi hari mencerminkan waktu mereka mencari makan setelah keluar dari hibernasi.
b. Kronotipe Serigala
Kronotipe ini sering kali sulit bangun di pagi hari. Tipe serigala juga mendapat dorongan lain sekitar jam 6 sore. dan mendapati bahwa mereka dapat menyelesaikan banyak hal sementara orang lain tidur pulas.
Paling aktif di malam hari, mencapai puncak energi antara jam 10 malam dan 4 pagi. Sulit bangun pagi dan merasa lelah di siang hari. Sering kali lebih kreatif dan produktif di malam hari.
Mengapa Serigala?
Di analogikan sebagai serigala, karena Serigala adalah hewan nokturnal yang berburu di malam hari, mencerminkan pola energi tipe kronotipe ini. Kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan kegelapan dan beraktivitas di malam hari mirip dengan preferensi tipe Serigala untuk bekerja di malam hari.
c. Kronotipe Singa
Berbeda dengan serigala, kronotipe singa suka bangun pagi-pagi. Mereka mungkin dengan mudah bangun sebelum fajar dan berada dalam kondisi terbaik hingga siang hari. Bangun dan tidur pada waktu yang konsisten setiap hari, biasanya jam 6 pagi.
Serunya, tipe singa bersantai di malam hari dan akhirnya tertidur pada jam 9 malam atau 10 malam. Merasa energik dan produktif sepanjang hari. Cenderung lebih mudah beradaptasi dengan perubahan jadwal tidur.
Mengapa Singa?
Di analogikan sebagai singa, karena ‘Singa’ dikenal sebagai raja hutan, yang melambangkan kekuatan dan stabilitas tipe kronotipe ini. Kebiasaan mereka bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari mencerminkan pola tidur yang teratur dan konsisten.
d. Kronotipe Lumba-lumba
Jika kamu seorang dengan kesulitan mengikuti jadwal tidur apa pun, mungkin kamu paling tepat dipersamakan dengan lumba-lumba. Mereka “Si lumba-lumba” sering kali kurang tidur karena kepekaan mereka terhadap berbagai faktor pengganggu seperti kebisingan dan cahaya.
Memiliki pola tidur yang tidak teratur, sering kali tidur sebentar di siang dan malam hari. Sulit untuk bangun pagi dan merasa lelah di siang hari. Sering kali merasa lebih energik di malam hari. Berita bagusnya, mereka memiliki jendela produktivitas puncak dari jam 10 pagi hingga jam 2 siang, yang merupakan waktu yang tepat untuk menyelesaikan sesuatu.
Mengapa Lumba-lumba?
Di analogikan sebagai lumba-lumba karena ‘Lumba-lumba’ dikenal sebagai hewan cerdas dan sosial yang hidup dalam kelompok. Pola tidur mereka yang tidak teratur mencerminkan fleksibilitas dan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan berbagai situasi.
Apa Manfaatnya?
Tentunya ini bisa bermanfaat. Kronotipe Membantu kita memahami kapan kita tertidur. Kronotipe malam biasanya memiliki pola tidur yang waktunya 2 hingga 3 jam lebih lambat di bandingkan kronotipe pagi hari.
Mengetahui kronotipe juga dapat membantu kita melacak kebiasaan makan. Ada banyak pengamatan yang tentunya mengamati: hubungan antara kronotipe, pola makan, dan kesehatan kardiometabolik.
Mereka menemukan bahwa kronotipe malam hari, seperti: seekor serigala, di kaitkan dengan lebih rendahnya asupan buah-buahan dan sayuran dan lebih banyak asupan minuman berenergi, minuman beralkohol, bergula, dan berkafein, serta asupan energi yang lebih tinggi dari lemak.
Tentu saja ini membantu kita memahami hubungan antara waktu tidur-bangun dan kesehatan mental. Tinjauan lain menemukan hubungan antara sejumlah dampak buruk terhadap kesehatan mental, seperti depresi, pada orang yang lebih menyukai kronotipe malam, di bandingkan dengan mereka yang mengidentifikasi dengan kronotipe pagi.
Catatan
Penting untuk dicatat bahwa kronotipe adalah spektrum, bukan kategori yang kaku dan baku. Artinya, setiap orang memiliki kecenderungan alami untuk tidur dan bangun pada waktu yang berbeda, dan mungkin saja tidak selalu cocok dengan defenisi kamu. Kecenderungan ini bisa kita ubah sesuai dengan kebutuhan, keperluan, ataupun kegiatan dari masing-masing orang.
Salam Dyarinotescom.