Dunia kerja kerja secara periodik dari masa ke masa terus berubah. Tidak mungkin kita dapat memprediksi masa depan sepenuhnya, tetapi tahun 2023 ini akan menjadi tahun yang sangat penting bagi masa depan dunia kerja. Lalu apa saja tren yang bisa mendukung dunia kerja sebagai masukan agar tetap bertahan di tahun 2023?
Table of Contents
ToggleBeberapa tahun belakangan adalah tahun yang bergejolak bagi ekonomi dan tenaga kerja di seluruh dunia. Saat dampak pandemi terus bergema, tren pengurangan karyawan, pengunduran diri ‘secara diam-diam’ sampai pada gulung tikar, menjadi headline dan catatan. Ini menjadi topik yang banyak orang perbincangkan di saat semua sektor investasi menempuh jalan cut loss.
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI mencatat telah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 10.765 pekerja per September 2022. Secara global, pada November 2022 korban PHK sekitar 45 ribu orang. Angka tersebut mencakup PHK karyawan Meta, Amazon, Twitter, GoTo, serta SIRCLO. Tren PHK ini muncul karena penurunan pendapatan dan sulitnya meraih pendanaan.
Sekarang, dengan ancaman siklus inflasi yang membanyangi dan resesi yang mengancam akan memicu putaran PHK, gelombang baru ‘kecemasan‘ ekonomi, tenaga kerja yang berani menghadapi tantangan dan perubahan ekonomi pasca-pandemi.
Dyarinotescom memiliki pandangan berbeda tentang bagaimana pekerja, bisnis, dan pengusaha dalam mencerna makna dari dunia yang terus berkembang. Ini tentang dunia kerja bukan yang lainnya. Jelas bahwa ‘Para Pekerja’ masih memperhitungkan karier mereka dan berusaha membayangkan kembali bagaimana pekerjaan dapat mendukung kehidupan yang lebih baik.
Dunia kerja Tahun 2023
Dyarinotescom yakin tahun 2023 akan menjadi tahun yang sangat penting untuk masa depan dunia kerja, karena pemberi kerja dan karyawan sama-sama menghadapi perubahan dan tantangan yang sama, yaitu kemampuan untuk bertahan.
Berikut adalah beberapa masukan tentang tren mendukung tempat kerja yang harus di pahami ‘Business Owner’ untuk berhasil di masa depan, antara lain:
1. Gig Work Menjadi Mainstream
Gig Economy Menjadi Potensi Menarik di Masa Depan’, dinamika kerja mengikuti siklus perubahan tahunan berdasarkan kebutuhan. Gig’s dengan cepat tumbuh menjadi lebih dari sekadar pekerjaan sampingan bagi banyak pekerja. Jumlah tenaga Gig Worker berada di jalur yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja penuh waktu pada tahun 2035 nantinya.
Sementara GIG Work telah umum di industri jasa selama bertahun-tahun, Dyarinotescom sekarang juga melihat peningkatan yang mengejutkan dalam Gig Work di antara apa yang di sebut sebagai “Skilled Workers atau pekerja terampil,” dengan platform digital memungkinkan layanan sesuai permintaan pemilik kerja.
Bisnis juga, sekarang merangkul Gig Worker sebagai strategi untuk memerangi tiga ancaman, seperti: kekurangan tenaga kerja, inflasi, dan penurunan ekonomi. Enam dari sepuluh eksekutif mengatakan, “mereka mengharapkan Gig Worker secara substansial bisa menggantikan waktu kerja mereka yang padat selama beberapa tahun ke depan”.
2. Pergantian Generasi & Budaya
Di tengah ekspektasi karyawan yang berkembang seputar pekerjaan saat ini adalah dampak dari tenaga kerja multigenerasi. Pergeseran budaya yang menyertainya, membutuhkan para pemimpin pandai dalam menilai kembali hubungan kerja dengan pegawai dan bahkan definisi mereka tentang kesuksesan di tempat kerja.
Budaya akan berubah dari masa menuju masa. Pekerja yang lebih muda, misalnya, lebih peduli pada fleksibilitas, kreatifitas dan terbuka terhadap segala sesuatu, seperti yang Mereka sebut kami Generasi Strawberry.
Mereka mencari makna yang hampir sama dalam menilai suatu pekerjaan. Misalnya, dengan nilai gaji tinggi, mereka mencari pekerjaan pada perusahaan yang berbeda tapi beban kerja yang sama. Ini menjadi proposisi nilai bagi perusahaan. Benar pada kenyataanya tapi tidak benar pernyataannya bagi perusahaan.
3. Interseksionalitas pada DEI
Diversity, equity dan inclusion (DEI) merupakan gambaran keanekaragaman, kesetaraan dan inklusi yang perusahaan gunakan untuk mendorong keterwakilan dari kelompok-kelompok orang, termasuk dari berbagai: jenis kelamin, ras dan etnis, kemampuan & kecacatan, agama, budaya, usia, dan seksualitas. Kemampuan ini penting dalam menemukan titik temu, berpadu menjadi satu tim yang solid.
Pekerja saat ini semakin peduli dengan kesetaraan dan keragaman. 70 persen lebih dari karyawan atau pencari kerja mengatakan bahwa “Tenaga kerja yang beragam adalah fakta penting saat memutuskan di mana kami akan bekerja”.
Banyak perusahaan telah menggandakan Interseksionalitas keragaman, kesetaraan, dan inklusi dalam beberapa tahun terakhir terhadap ketidakadilan rasial. Sekarang, inisiatif tersebut harus berkembang, tumbuh untuk mencerminkan tenaga kerja yang beragam dan memiliki banyak identitas yang kompleks dan bersinggungan.
Perusahaan sekarang harus ‘belajar memahami’ bahwa transformasi nyata terjadi ketika organisasi ini mengakui, menghargai, dan memanfaatkan pengalaman serta keahlian secara objektif dari asset mereka yaitu tenaga kerja.
4. Artificial Intelligence & Automasi
Penerapan Automasi dan Artificial Intelligence pada beberapa sektor pekerjaan harus mulai di biasakan. Gagap teknologi segera hapuskan. Kita mungkin berfikir bahwa Automasi dan Artificial Intelligence hanya terdapat pada industri manufaktur saja.
Berbagai aktivitas kegiatan kerja, seperti: meningkatkan alur kerja manusia, mengurangi human error, inovasi baru, menganalisis data lebih dalam dan akurat, bisa menerapkan teknologi ini. Digital marketing juga memerlukan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk mencapai hasil yang lebih optimal dan dapat membantu mengambil keputusan bisnis yang lebih cepat dan tepat.
5. Gateway Keterampilan
Pekerja lebih mempercayai Perusahaan di mana tempat mereka bekerja untuk membuat mereka terampil dan berkembang, dari pada mempercayai institusi perguruan tinggi. Ini adalah dukungan bagi pemberi kerja sekaligus dakwaan terhadap perguruan tinggi, berupaya untuk mengimbangi meningkatnya kebutuhan tenaga kerja.
Seorang Pengusaha dapat mengisi kekosongan ini, bekerja untuk meningkatkan dan melatih kembali tenaga kerja lama mereka melalui training atau jalan lain yang mendukung keterampilan dan pembelajaran tanpa mengganggu pekerjaan.
6. Perhatikan work-life balance
Sekitar 70 persen karyawan masih rentan mengalami burnout akibat dari overwork, meski menjalani sistem kerja jarak jauh. Ini tentang bagaimana menyeimbangkan kehidupan pribadi dan kerja, seperti pada Quiet Quitting, Work Life Balance Versi Kekinian.
Ciri dari perusahaan yang memperhatikan work-life balance yaitu dengan menghapuskan kebiasaan menghubungi pegawai dengan maksud membicarakan masalah pekerjaan di saat hari libur atau di luar jam kerja. Ini semua bertujuan untuk mencapai kesehatan fisik dan emosi. Keberhasilan kerja akan sulit kita capai, kecuali mereka yang bersenang-senang dengan apa yang mereka lakukan.
7. Ini Tentang Aksesibilitas, Bukan Persoalan Kehadiran
Cara kerja dengan Sistem Remote dan Hybrid Work menjadi pilihan yang tepat di tahun 2023. Kita di tuntut untuk tetap fleksibel dalam tata kelola demi meningkatkan produktivitas dan konektivitas kerja tim. Hal ini memungkinkan setiap lini dapat berkerja di mana saja, kapan dan bagaimana, demi terbentuknya efektifitas dan efesiensi waktu kerja.
Penempatan orang-orang yang tepat untuk melakukan pekerjaan yang perlu di lakukan, lebih efektif di bandingkan system kerja yang biasa. Jika tidak dapat menghubungkan mereka dengan cara yang menguntungkan bagi organisasi, biarkan mereka kerja di rumah.
Ada banyak teknologi untuk mendukung pekerjaan jarak jauh, namun terkadang perlu membuat orang bertatap muka untuk membuka kreativitas dan inovasi yang di butuhkan dalam memecahkan masalah yang sulit.
Notes
Dyarinotescom setuju bahwa karyawan adalah aset berharga. Sayangnya, tidak banyak pebisnis yang sadar bahwa upah yang di berikan apakah cukup untuk mempertahankan karyawan tetap setia. Di butuhkan ekstra strategi membuat karyawan bahagia, terhubung, produktif, dan mau tetap bertahan dalam perusahaan.
Mencari pandangan berbeda tentang bagaimana pekerja di perlakukan, bagaimana bisnis terus berjalan, etos kerja yang terjaga dari dunia kerja yang terus berkembang tidaklah cukup hanya dari artikel ini semata. Dunia kerja itu seperti perkebunan, Jangan menilai setiap hari dengan panen yang kamu tuai, tetapi dari benih yang kamu tanam.
Salam Dyarinotescom