Industri kosmetik di Indonesia semakin berkembang mengikuti tren terkini. Menjadi juara ke 2 setelah Paris, pastinya. Berbagai Produk inovatif kosmetik lokal memberikan kepuasan kualitas bagi kita sebagai konsumen. Berkembangannya industri kosmetik Nusantara meningkat pesat, seiring dengan ‘kesadaran kamu’ terkait pentingnya: merawat diri, berpenampilan, keterampilan touch up diri, dan semakin sadar bahwa produk lokal tak kalah dari produk luar “yang hanya menang di branding saja”. Kosmetik nusantara makin hari makin berkembang. Produk luar manyun?
Banyak merek kosmetik lokal terus memacu dan terdorong untuk menghasilkan produk dengan teknologi inovasi dengan kandungan terbaru, sesuai kebutuhan kita saat ini. Apalagi, dengan perkembangan era digital dengan kemudahan akses, produk kosmetik digunakan oleh berbagai segmen masyarakat, bahkan sudah tersedia produk kosmetik yang diformulasi secara khusus untuk kebutuhan balita hingga pria dewasa, lho.
Kosmetik Nusantara
Nilai ekspor untuk jenis industri farmasi yang dipublikasikan secara resmi Kementerian Perindustrian, pada produk obat kimia dan obat tradisional menembus kisaran: USD 601,15 juta pada Januari hingga Oktober. Cukup besar juga yaa, untuk menarik minat dan pintu peluang usaha baru.
Capaian ini meningkat dibandingkan nilai ekspor pada periode yang sama tahun 2022 sebesar USD566,72 juta. Sedangkan untuk kontribusi industri kosmetik termasuk industri kimia, farmasi dan obat tradisional terhadap PDB pada kuartal III tahun 2023 mencapai 3,83%. Lumayan baik walau masih kecil.
Berkembang itu Keatas Bukan Kesamping
Berkembang itu keatas bukan kesamping. Jika bergerak kesamping akan tumbuh lemak dan itu akan menghambat. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan untuk meningkatkan kesadaran akan penggunaan produk lokal.
Banyak cara sist, dan kita sebagai bagian dari tanah air beta cukup memperkenalkan kepada orang disebelah kita, lingkungan circle kita, kolega, dan keluarga, untuk mengatakan bahwa “Ini produk bagus, dan ini buatan negeri sendiri”. Jika mereka masih menggunakan produk luar, cukup katakan: “Kamu palsu yaa?”.
Disamping keperdulian pemerintah dalam mendukung industri kosemetik, seperti: pembinaan IKM kosmetik, program pendampingan sertifikasi Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB), fasilitasi izin edar produk, fasilitasi mesin dan peralatan, promosi, dan peningkatan kompetensi SDM, serta penerapan industri 4.0, peran kita sama pentingnya juga.
Jika itu kamu lakukan, maka yang terjadi adalah kita tidak dijajah kembali. Bukan dengan amunisi tapi dengan produk dan teman-temannya. “Masuk akal?”. Jelasnya, tanpa kita sadari penggunaan produk lokal akan baik dan berimbas baik pula pada rantai nilai yang mendasarinya. Kemandirian lokal produk, dan serapan tenaga kerja, misalnya. Lalu…
Lalu
Lah, belum tahu yaa, penggunaan produk lokal sebagai basis perlindungan kita dari penjajahan gaya baru. Gaya baru dengan putaran labirin yang tak berujung. Cara halus dengan peluru tak berasap. Penjajahan dengan cara baru bisa di simpulkan sederhana sebagai “serangan produk dari luar”.
Pemahaman dan label yang digunakan untuk menggambarkan fenomena masuknya produk-produk dari luar negeri ke suatu negara, sebut saja Indonesia nya kita. Dan pada gilirannya dapat berdampak negatif menuju buruk terhadap perekonomian, habit, kemandirian lokal, dan budaya negara ini.
Penjajahan dengan cara baru ini mereka lakukan dengan pemasaran yang sangat agresif. Produk-produk dari luar negeri sering kali di promosikan secara masif di negara tujuan, sehingga masyarakat kita menjadi tertarik, terpincut, jatuh cinta, dan ikut-ikutan untuk membelinya. Kemudian…
Kemudian
Mereka menawarkan itu dengan “nilai harga yang murah”. Produk-produk dari luar negeri sering kali di jual dengan harga yang lebih murah, dengan dalih “harga kami bersaing” dari pada produk lokal. Sehingga masyarakat kurang sadar akan jebakan pasar. Jebakan yang mengatasnamakan kualitas.
Dengan command prompt mereka “Kualitas produk kami jauh lebih baik dari kalian, si anu juga pakai”. Produk-produk dari luar negeri sering kali di anggap memiliki kualitas yang lebih baik daripada produk lokal. Apesnya, menarik kita ‘masyarakat awam’ secara tidak sadar sebagai pengguna dan marketing aktif.
Lokalan Semakin Fenomenal
Jangan kalah akal-akalan dengan produk kosmetik luar yang hanya bagus karena si pemakai melakukan “operasi plastik” dan pandai bergemoy. Produk kita di jamin berkualitas dan patut untuk menjadi usapan kecantikan alami gaya kartini. Wanita Indonesia cantik dari sananya, bukan karena produk luar dengan teriakan “ini lagi tend, lho. yakin kamu tidak pakai?”.
Banyak produk kosmetik kita berkualitas tinggi. Sebut saja produk lokal dengan brand, seperti: Dyarinotes Beauty, Wardah, Emina, Make Over, Somethinc, Purbasari, Y.O.U Cosmetic, serta Dear Me Beauty. Dan kamu “Belum bisa akan cantik jika tidak memakai produk lokal”.
Akhirnya
Terjadilah ini. Jika kamu tidak “mengikuti opini kami ini” akan terjadi kebuntuan akan pilihan produk. Hanya tahu “produk luar lebih menarik, bagus, berkualitas, karena idolaku memakainya”. Harusnya cintai produk-produk Indonesia, apapun itu jenis dan brand nya.
Harapkan, produk kosmetik Nusantara terus berkembang menjunjung tinggi. Menari di jajaran produk kelas atas dengan bantuan satu kalimat dari suaramu yang merdu. Produk luar harus manyun!, dan itu bukan kamu.
Salam Dyarinotescom.