Life’s Little Moments: Capturing thoughts, Healthy habits, and Connections. Embrace the moment, Join me on this journey.

Pentingnya Pembelajaran Emosional Skill Pada Anak Usia Dini

Share:

Pembelajaran emosional skill pada anak usia dini adalah investasi penting untuk masa depan mereka. Keterampilan ini tidak hanya membantu anak memahami dan mengelola emosi diri, tetapi juga menjadi landasan kuat untuk membangun hubungan sosial yang sehat dan mencapai keberhasilan dalam hidup.

Bayangkan,

Seorang anak kecil mampu mengelola rasa frustasi tanpa tantrum, atau ia bisa berempati dengan teman yang sedang sedih, “Cute banget gak seeh.” Itulah kekuatan dari pembelajaran emosional skill.

Keterampilan yang kita gunakan bukan hanya untuk sekedar membesarkan anak, tapi menjadikan anak tersebut bahagia “tanpa mainan banyak”, percaya diri “tanpa harus pakaian baru”, dan sanggup menghadapi tantangan hidup “dengan kesiapan dan kematangan”.

 

Apa Itu Emosional Skill?

Emosional skill sejatinya mengajarkan anak-anak untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi mereka. Ini lebih kepada suatu reaksi. Mencakup kemampuan untuk mengidentifikasi perasaan, mengekspresikan, interaksi, menghargai, dan membangun kedekatan dengan orang lain.

Seorang anak, misalnya, jika memiliki emosional skill yang baik, akan cenderung lebih happy, lebih percaya diri, pandai bergaul, dan lebih bersemangat pergi ke sekolah. Mereka mampu mengatasi masalah dan konflik yang ada. Persis sama seperti ketika kita mengajarkan anak-anak membaca, menulis, dan berhitung, tapi bentuknya berbeda. Bukan ilmu pasti, ini ilmu hidup dan kehidupan.

Mengajarkan mereka cara mengelola emosi, seperti apa itu empati, optimis, pantah menyerah dan gigih, bagaimana mengelola team work yang solid, dan lain sebagainya. Satu bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan kehidupan yang mempersiapkan anak menuju kematangan.

 

 

Bagaimana Cara?

Bagaimana cara mengajarkan Emosional Skill pada anak?

Mengajarkan emosional skill pada anak di usia dini bisa saja menjadi investasi yang sangat berharga bagi keberhasilan kamu sebagai orang tua. Ini bukan sekeder menyuruh anak berangkat sekolah, les piano, pulang, bobok siang. Lebih dari itu.

Intinya adalah: “Jangan kamu bayar seseorang untuk mendidik anakmu”. Nanti saat ditanya: “Apa yang kamu ajarkan untuk anakmu” Apa jawabmu? “TIDKA ADA! ☹” lanjutmu, “aku membayar orang untuk mengajarkan hidup kepada anakku”.

Jadi yakin kamu berhasil sebagai orang tua?

Ada beberapa cara efektif yang bisa orang tua lakukan, misalnya:

 

1. Model Perilaku yang Baik

Ini tidak lebih ketika kita menjadi contoh bagi mereka. Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Tunjukkan bagaimana kamu sebagai manusia baik mengelola emosi sendiri, baik itu saat senang, sedih, marah, atau frustasi.

Komunikasikan perasaan kamu. Beritahu anak tentang apa yang kamu rasakan dan mengapa. Misalnya, “Ibu merasa sedih karena Bapak tidak pulang hari ini, tapi Ibu akan tetap senang karena bisa bermain bersamamu”, misalnya.

 

2. Name Tags Pada Emosi

Apa itu emosi? Beri mereka penjelasan apa itu marah, sedih, dan lainnya. Gunakan bahasa sederhana. Bantu sang anak mengenali dan memberi nama pada emosi yang mereka rasakan. Misalnya, “Kamu terlihat marah karena mainanmu diambil. Itu wajar kok merasa marah.”

Paling baik jika kita gunakan gambar atau buku cerita, sebagai alat menjelaskan. Banyak buku anak-anak yang menggambarkan berbagai emosi. Ini bisa menjadi alat bantu yang baik untuk mengajarkan anak tentang perasaan.

 

3. Mengatasi Emosi

“Nak, kamu boleh saja marah, tapi kamu juga harus tahu bagaimana mengatasinya yaa.” Ajarkan anak (bukan anak tetangga) teknik pernapasan dalam, hitung mundur, atau visualisasi untuk menenangkan diri. Ini seperti kita sedang melakukan relaksasi.

Terkadang Aktivitas fisik sangat membantu menterjemahkan dan mengatasi emosi. Ajarkan mereka bagaimana “tidak enaknya” kekalahan saat pertandingan bola.

Poinnya: Ajak anak melakukan aktivitas fisik seperti berlari, melompat, atau bersepeda untuk melepaskan energi negatif. Selain aktivitas fisik, aktivitas yang mengekspresikan kreatifitas juga sangat baik. Dorong anak untuk mengekspresikan emosi melalui seni, musik, atau menulis.

 

4. Ruang Bicara

Tak ada ruginya mendengarkan apa yang mereka katakan. Dengarkan dengan aktif. Ketika anak ingin berbagi perasaan, dengarkan dengan penuh perhatian. Jangan menyela atau menghakimi. Dan ini tidak bisa diwakilkan orang lain, seperti: guru disekolah.

Jika perlu, tanyakan pertanyaan yang terbuka. Ajukan pertanyaan yang mendorong anak untuk menjelaskan perasaan mereka lebih lanjut. Misalnya, “Apa yang membuatmu merasa seperti itu?”

 

5. Kamu Sebagai Apa?

Bermain peran itu seperti ketika kita simulasikan situasi. Bermain peran dapat membantu si anak belajar bagaimana merespons berbagai situasi sosial dan emosional.

Mengapa bermain peran begitu penting?

Ini sejatinya demi membangun empati, meningkatkan keterampilan komunikasi, mengenali dan mengelola emosi, memecahkan masalah, dan meningkatkan kepercayaan diri. Dengan memerankan berbagai karakter dan situasi, anak-anak dapat lebih memahami perasaan orang lain. Permainan peran dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan pemecahan masalah saat menghadapi tantangan dalam permainan.

 

Bagaimana cara melakukan bermain peran dengan anak?

Pilih situasi yang sering dialami anak dalam kehidupan sehari-hari, seperti bertengkar dengan teman, berbicara di depan kelas, atau meminta tolong. Kamu dan anak bisa bergantian berperan sebagai karakter yang berbeda dalam situasi tersebut.

Berikan petunjuk sederhana tentang apa yang harus dilakukan dalam peran tersebut. Ajak mereka untuk mengekspresikan emosi dan pikiran karakter yang mereka perankan. Setelah selesai bermain peran, berikan umpan balik positif dan konstruktif kepada si anak.

 

6. Buku Cerita Sebagai Alat

Buku cerita itu alat yang sangat efektif untuk mengajarkan anak-anak tentang emosi. Melalui cerita, pastinya: anak-anak dapat dengan mudah memahami berbagai perasaan yang mereka alami dan perasaan orang lain di sekitar mereka.

Mengapa buku cerita begitu penting dalam pengembangan emosional anak?

Ini tak lebih sebagai visualisasi emosi, identifikasi karakter, pemecahan masalah, pengembangan bahasa, dan membangun empati. Ilustrasi dalam buku cerita membantu anak-anak memvisualisasikan emosi yang berbeda-beda, seperti senang, sedih, marah, takut, dan sebagainya.

 

Anak-anak seringkali mengidentifikasi diri mereka dengan karakter dalam cerita. “Good Guys vs Bad Boys” Ini membantu mereka memahami bagaimana perasaan yang mereka alami. Dan memberitahukan kepada mereka “Inilah hidup” Satu hal yang normal dan dialami oleh banyak orang.

Buku cerita juga memperkaya kosakata anak-anak terkait dengan emosi, sehingga mereka dapat lebih baik dalam mengungkapkan perasaan mereka. Mengikuti cerita tentang karakter yang berbeda, anak-anak dapat mengembangkan kemampuan untuk memahami dan peduli terhadap perasaan orang lain.

 

7. Interaksi Sosial

Interaksi sosial sangat penting dalam perkembangan sosial-emosional anak. Melalui interaksi dengan teman sebaya, anak-anak belajar berbagai hal penting, seperti: apa arti berbagi, bergiliran dan antri, menyelesaikan konflik, negosiasi dan komunikasi, dan kerja sama.

Bagaimana cara memfasilitasi interaksi sosial anak?

Ini tentang bermain dengan teman sebaya. Ciptakan kesempatan bagi mereka untuk bermain dengan teman-teman di lingkungan sekitar, seperti di taman bermain, atau rumah teman. “Jangan hanya berdiam diri di rumah juga, nanti jadi bujang/gadis lapok!”.

Ikut sertakan mereka dalam kegiatan ekstra, sehingga mereka dapat berinteraksi dengan anak-anak lainnya yang memiliki minat dan bakat yang serupa. Ketahuilah, Seekor burung elang akan berkumpul dengan burung elang lainnya, bukan berkumpul dengan para ikan.

Beri contoh atau tunjukkan pada anak bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain secara sopan dan santun. Ajarkan tentang keterampilan sosial, seperti kata-kata kunci: “tolong”, “terima kasih”, dan “maaf”.

 

Pelajaran Penting Tentang Emosional Skill

Pembelajaran emosional skill adalah investasi jangka panjang yang sangat menguntungkan. Dengan membekali anak-anak dengan keterampilan tersebut, kita tidak hanya membantu mereka memahami diri sendiri, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi warga negara yang baik lagi produktif.

Bayangkan,

Jika semua anak memiliki kemampuan untuk mengelola emosi, berempati, atau menyelesaikan konflik dengan damai, dunia ini pasti akan menjadi tempat yang jauh lebih baik. Jauh dari merasa paling benar, sehingga harus memerangi manusia lainnya.

Tentu saja,

Kurangnya pengajaran tentang keterampilan emosional dapat menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada perilaku antisosial. Jelas saja itu menjadikan sang anak memikul peran “Bad Boys” seperti didalam buku cerita.

 

Salam Dyarinotescom.

 

Related Posts:

Jangan Lewatkan

3 Comments

  • Putri Untuk Indonesia

    Apa reaksi orang tua terhadap sesuatu, itu yang anak duplitas sebagai sumber kebenaran awal. That’s Emosional skill

  • penting banget nih parenting buat calon orang tua

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Life’s Little Moments: Capturing Thoughts, Healthy Habits, and Connections. Embrace the Moment.

Join Me On This Journey.