Life’s Little Moments: Capturing thoughts, Healthy habits, and Connections. Embrace the moment, Join me on this journey.

Negging: Manipulasi Emosi Dalam Marketing

Share:

Negging, sebuah teknik manipulasi emosional yang menggunakan ‘kritik halus’ demi menarik perhatian dan meningkatkan ketertarikan, ternyata juga digunakan dalam dunia marketing.

Betul. Meskipun kontroversial, beberapa perusahaan menggunakan negging untuk memicu rasa ingin tahu dan keraguan dari kita si konsumen, dengan maksud mendorong kita untuk membuktikan kemampuan dan akhirnya membeli produk atau pengguna layanan.

Semisal beberapa iklan kosmetik yang menggunakan kalimat, seperti: “Kulitmu kusam? Coba produk kami!” atau “Rambutmu rontok? Takut terlihat tua? Gunakan produk kami!”

Bisa juga dengan iklan produk pelangsing yang menggunakan kalimat, seperti: “Tubuhmu separuh lemak? Ingin terlihat langsing? Beli produk kami!”

Dan yang paling jitu hingga saat ini pada iklan asuransi yang menggunakan kalimat, seperti: “Takut masa depan? Takut kecelakaan? Lindungi dirimu dengan asuransi kami!”

 

Teknik Manipulasi Emosi

Teknik manipulasi emosional seperti negging, bisa sangat efektif hasilnya jika di lakukan dengan benar. Tentu ada banyak alasan di dalamnya. Ketika itu dapat menarik perhatian, dapat menarik perhatian konsumen dengan cara yang tidak terduga dan mengejutkan. Membuat kita penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang produk atau layanan yang di tawarkan.

Satu hal yang dapat memicu rasa ingin tahu konsumen dengan membuat mereka mempertanyakan diri sendiri dan kekurangan mereka. “Apa betul yang di katakannya?” Mendorong kita untuk mencari solusi, dan produk atau layanan yang di tawarkan “diposisikan sebagai solusinya”.

Jika itu sudah mengena kepada “rasa tidak aman dan insecure” yang di miliki konsumen akan lebih mudah jadinya. Hal ini dapat membuat ‘konsumen’ merasa rapuh dan dengan mudah di pengaruhi “lebih tergoda untuk membeli produk atau layanan yang di tawarkan”.

Dan pada gilirannya secara mandiri membangun rasa ketergantungan pada produk atau penggunaan layanan. Konsumen yang membutuhkan solusi mungkin akan terus membeli produk atau layanan tersebut untuk mengatasi kekurangan mereka.

Ini tidak lain dan tidak bukan berkaitan dengan kelemahan manusia sebagai konsumen saat terjebak negging.

 

Ketika Kita Terjebak Negging.

Kita sebagai konsumen memiliki beberapa kelemahan yang dapat di manfaatkan dengan menggunakan teknik negging. Tidak ada seorang pun yang kuat tanpa celah jika di kritisi dari ujung rambut hingga ujung kepala. Ketika terjebak pun hal-hal yang mendasari itu terletak pada:

 

1. Kebutuhan untuk Divalidasi

Manusia memiliki kebutuhan untuk di validasi dan diterima oleh orang lain. Negging dapat membuat konsumen merasa insecure dan membutuhkan validasi, sehingga mereka lebih mudah di pengaruhi oleh pujian atau kritik halus yang di tawarkan.

 

2. Rasa Takut Kehilangan

Manusia memiliki rasa takut kehilangan, terutama ketika menyangkut hal-hal yang di anggap penting, seperti: penampilan, status sosial, cinta, dan harta benda. Negging dapat memicu rasa takut ini dan mendorong konsumen untuk membeli produk atau layanan yang di tawarkan sebagai solusi untuk menghindari “kehilangan”.

 

3. Kurangnya Informasi

Ini semua karena kita tidak cukup tahu. Kita hanya melihat dan mendengar apa yang “kaka cantik itu katakan”. Konsumen yang tidak memiliki informasi yang cukup tentang produk atau layanan yang di tawarkan mungkin lebih mudah terjebak dalam teknik negging.

 

4. Keinginan untuk Mengatasi Kekurangan

Manusia memiliki keinginan untuk mengatasi kekurangan dan meningkatkan diri. “Pantang di tantang”. Negging dapat memanfaatkan keinginan ini dengan membuat konsumen merasa bahwa produk atau layanan yang di tawarkan dapat membantu mereka mencapai tujuan tersebut.

 

5. Ketidakmampuan untuk Menilai Secara Kritis

Jika sudah diserang “manipulasi emosi walau halus”, kebanyakan orang terutama ‘kaum bapak dan nyonya’, mau meladeni itu. Yaa kan? Dalam keadaan emosional, manusia mungkin tidak mampu menilai secara kritis informasi yang mereka terima. “Ini baik atau tidak” Negging dapat memanfaatkan keadaan emosional ini untuk memanipulasi konsumen.

Sampai sejauh ini ternyata kita lupa Negging itu sebenarnya.

 

Did you know

 

Negging Itu Sendiri

Negging, merupakan teknik manipulasi emosi. Teknik ini memang dapat menarik perhatian, dan juga menimbulkan rasa tidak aman serta menurunkan harga diri konsumen “Kena mental jadinya”. Dari asal di mana itu di buat, dan siapa yang mengusulkannya, kata “negging” masih belum pasti, namun beberapa teori populer telah meniti ini kedalam:

 

1. Komunitas “Pick-up Artist” (PUA)

Teori ini menyatakan bahwa kata “negging” berasal dari komunitas PUA, di mana mereka menggunakan teknik ini untuk menarik perhatian wanita dengan memberikan kritik halus. Kata “negging” di yakini berasal dari kata “negative” yang menunjukkan sifat kritik tersebut.

 

2. Istilah Psikologi

Beberapa ahli psikologi meyakini bahwa “negging” berasal dari istilah psikologi “negative reinforcement” (penguatan negatif). Dalam psikologi, penguatan negatif terjadi ketika konsekuensi yang tidak menyenangkan di hilangkan, sehingga meningkatkan kemungkinan perilaku yang di inginkan. Dalam konteks negging, kritik halus dapat menghilangkan rasa tidak aman atau keraguan diri seseorang, sehingga mendorong mereka untuk berusaha lebih keras dan menunjukkan kemampuannya.

 

Ketika Semua Terbuka

Negging bisa kita gunakan secara terbuka untuk lawan bicara kita, termasuk dalam urusan percintaan, mendapatkan dukungan, dan mencari pembenaran. Terlepas dari asal usulnya yang pasti, “negging” telah menjadi istilah yang umum di gunakan untuk menggambarkan teknik manipulasi emosional yang melibatkan kata-kata pedas yang di perhalus, untuk menarik perhatian terutama meningkatkan ketertarikan.

Ketika dasar dari manipulasi realitas adalah sebuah kata-kata, atau jika kamu sendiri dapat mengontrol makna dari kata-kata itu, kamu tooh bisa mengontrol orang-orang. Dan ternyata cara di mana manusia menghubungkan dirinya dengan orang yang mengelilinginya adalah dengan manipulasi dan penghargaan.

 

Pertama ia akan melihat di sekelilingnya, hal-hal apa saja yang harus di tangani, kelemahan yang harus di kelola, dan barang yang akan di jual. Kedua ia melihat di sekelilingnya hal-hal yang harus di akui, di pahami, di hargai atau di kagumi.

Ini hanya permainan kecil manipulasi, menyentuh batas emosi dan kemauan, untuk dapat kita bungkus, dan menjadi pelanggan tanpa di minta kembali. Menurut kamu, kami menipu mereka, atau menyemangati mereka?

Salam Dyarinotescom.

Related Posts:

Jangan Lewatkan

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Join Us

Bergabung Bersama Kami Menjadi Bagian Dari Komunitas Dyarinotescom

Life’s Little Moments: Capturing Thoughts, Healthy Habits, and Connections. Embrace the Moment.

Join Me On This Journey.