Seringkali kita mendengar anggapan bahwa latihan angkat beban lebih cocok untuk pria. Padahal, anggapan ini sudah saatnya di ubah. Faktanya, wanita, terutama yang berusia di atas 35 tahun, justru sangat-sangat dianjurkan untuk memasukkan latihan angkat beban dalam rutinitas olahraganya.
Jangan malu.
Perubahan hormon dan metabolisme yang terjadi pada wanita usia ini membuat latihan angkat beban bukan hanya sekadar pilihan, tetapi kebutuhan dan keharusan untuk menjaga kesehatan, membahagiakan suami, dan kualitas hidup.
Ups… jangan marah dulu, kami sadar kok, pernyataan bahwa wanita berusia 35+ “lebih harus” latihan angkat beban dibandingkan pria adalah sebuah generalisasi yang tidak sepenuhnya akurat.
Sebenarnya, siapapun itu, baik pria maupun wanita, di segala usia, dapat memperoleh manfaat besar dari latihan angkat beban. Namun, banyak sekali alasan mengapa latihan angkat beban bisa menjadi sangat bermanfaat bagi wanita berusia 35+.
Table of Contents
Toggle
Perubahan Fisiologis yang Terjadi
Ketika kamu seorang wanita memasuki usia 35 tahun ke atas misalnya, tubuhnya mulai mengalami perubahan-perubahan fisiologis yang cukup nyata. “Bagai gajah di depan mata”, sorry to say: Bengkak sana sini. “Lebih imut montok gitu, hehe”.
Perubahan ini dipengaruhi oleh multi faktor, termasuk juga: penurunan hormon estrogen, gaya hidup, dan genetik. Sebagai contohnya:
1. Menopause
Banyak wanita ‘sudah mulai’ mengalami menopause di sekitar usia 40 tahunan. Perubahan hormon yang terjadi dapat menyebabkan penurunan massa otot dan kepadatan tulang. Latihan angkat beban itu membantu memperlambat proses ini dan meningkatkan kekuatan serta kepadatan tulang.
2. Metabolisme
Ternyata benar, metabolisme cenderung melambat seiring bertambahnya usia. Latihan angkat beban dapat membantu meningkatkan metabolisme, membakar lebih banyak kalori, dan membantu menjaga berat badan agar lebih stabil.
3. Penurunan massa otot, Kepadatan Tulang, Kulit dan Rambut.
Proses penuaan alami menyebabkan penurunan massa otot, kepadatan tulang, kulit, dan rambut. Ketika masa oto berkurang, membuat tubuh terasa lebih lemah dan rentan terhadap cedera.
Kepadatan tulang pun demikian. Pentingnya estrogen dalam menjaga kesehatan tulang. Penurunan estrogen dapat menyebabkan osteoporosis, satu kondisi tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Dari yang dulunya mulus mulai menjadi keriput.
Kulit kamu pastinya akan mulai keriput. Kulit menjadi lebih kering, muncul garis-garis halus dan kerutan, serta elastisitas kulit menurun. Dan juga disertai rambut menjadi lebih tipis, rapuh, dan berubah warna.
Stop menakut-nakuti.
Point nya, baik pria maupun wanita dapat memperoleh manfaat dari latihan angkat beban. Namun, bagi wanita berusia 35+, latihan ini dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk mengatasi perubahan fisik yang terkait dengan penuaan dan meningkatkan kualitas hidup kamu.
kepadatan tulang wanita lebih cepat turun dari pria di usia 50
Benar sekali! Wanita memang cenderung mengalami penurunan kepadatan tulang lebih cepat dibandingkan pria, terutama setelah memasuki usia 50 tahun. Bukan hanya sekedar obrolan kosong belaka. Ini semua karena:
1. Hormon Estrogen
Hormon estrogen pada wanita memiliki peran penting dalam menjaga kepadatan tulang. Setelah menopause, produksi estrogen menurun drastis, sehingga tulang menjadi lebih rapuh dan mudah patah.
2. Genetika
Sudah kodratnya mungkin begitu. Faktor genetik juga berperan dalam kepadatan tulang. Walau tak sama satu dengan lainnya. Beberapa wanita memiliki predisposisi genetik untuk mengalami osteoporosis lebih cepat.
3. Gaya Hidup
Faktor gaya hidup seperti asupan kalsium dan vitamin D yang kurang, kurang olahraga, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan juga dapat mempercepat penurunan kepadatan tulang. Jadi apa yang Tuhan titipkan patut dijaga bukan kamu abaikan.
Pentingnya Mengapa Latihan Angkat Beban
Percaya deh, latihan angkat beban itu baik, terbukti efektif dalam meningkatkan hal baik bagi tubuh kita. Ketika kita mengangkat beban, tubuh akan merespon dengan memperkuat tulang untuk menopang beban tersebut.
Ini adalah mekanisme alami tubuh untuk beradaptasi dengan tekanan.
Latihan beban merangsang sel-sel pembentuk tulang (osteoblas) untuk bekerja lebih aktif, sehingga menghasilkan tulang baru dan lebih kuat. Otot yang kuat dapat membantu menopang tulang dan mengurangi risiko jatuh yang dapat menyebabkan patah tulang.
Sadari ini, latihan beban dapat meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh, sehingga mengurangi risiko “ku terjatuh”.
Salam Dyarinotes.com.