Apa salahnya dengan bersenang-senang. Berbelanja dan memiliki barang yang diinginkan tidaklah buruk, dan terkadang menyenangkan. Apakah Dosa kita menyenangkan diri sendiri? Apakah tindakan mencari kesenangan itu kamu nilai sebagai hedonisme? Ini Uangku. Jadi terserah diriku.
Kamu pembaca harus tahu, adanya rutinitas terkadang membuat seseorang merasa jenuh dan menganggap hidup begitu-begitu saja. Kerja banting tulang menghadapi sikutan persaingan, membuat kita harus mencari kesenangan untuk mengobati rasa sakit. Kita harus bahagia, mencari kesenangan sebanyak-banyaknya.
Untuk kamu para istri, apakah kamu biarkan kulit mu gosong mengurus rumah tangga sedangkan suami di luar bergaya dan bersenang-senang dengan sekretarisnya? Makanya bersenang-senanglah sebelum dia pulang.
Dan kamu para suami, jangan terlalu hemat dengan isi dompet mu. Karena istrimu yang katanya “Aku di rumah Pa” sedang berbelanja membeli tas termahal didunia dengan sohibnya sambil seraya berkata “Ini aku beli mahal Lho.. Jeng, ini keluaran terbaru” dan beberapa menit kemudian membuat status di medsos.
Pandangan hidup yang menganggap bahwa kita akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin untuk menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan bisa dikatakan ‘Hedonisme’. Apa Iya?
Hedonisme itu merupakan ajaran atau pandangan bahwa dimana suatu kesenangan atau kenikmatan merupakan akar tujuan hidup dari tindakan manusia.
Mengenal Gaya Hidup Hedonisme
Kita sebagai penunggu bumi pada dasarnya adalah makhluk yang secara naluriah ingin menghindari rasa sakit dan penderitaan hidup. Namun terkadang naluri yang kita punya mendorong dan sedikit menjebak sebagian dari kita dalam gaya hidup hedonis.
Meskipun terlihat mewah dan menyenangkan, hedonisme berdampak tidak selalu positif, terutama untuk kesehatan keuangan atau isi dompet kita dalam jangka waktu lama.
Hedonisme itu adalah istilah berasal dari bahasa Yunani “Hedone” berarti kesenangan. Jadi secara sederhana, hedonisme itu dimaksudkan merupakan gaya hidup yang fokus kepada mencari kesenangan dan kepuasan tanpa batas.
Sifat hedonisme itu biasnya berusaha menghindari kehidupan nyata yang menyakitkan atau menyusahkan dengan cara tertentu. Yaitu dengan cara meningkatkan perasaan-perasaan menyenangkan.
Semisal hedonisme dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku berbelanja secara boros dengan membeli apa yang Nyonya atau Tuan inginkan. Atau dapat juga kebiasaan membeli makanan fast food yang kurang sehat. Bagi kamu anak kost berhati-hatilah.
Apakah Kamu Seorang Hedonisme?
Sahabat Dyarinotescom, Hedonisme tidak hanya bersenang-senang semata. Ada beberapa ciri dari hedonisme yang seharusnya patut kita pahami dan waspadai, di antaranya:
Sifat Sombong – Hedonisme cenderung membuat seseorang menjadi sombong. Karena mereka menilai seseorang berdasarkan harta dan penampilan fisik. Karena Gaya hidup mewah yang menjadi target hidup meraka. Menjadikan perasaan lebih baik dari segi apa pun dibandingkan orang lain.
Kebahagian adalah Tujuanku – Kebahagian tidak lepas dari gaya hidup hedonisme. Oleh karenanya hedonisme memiliki tujuan utama yaitu sebuah kesenangan belaka. Mereka akan memilih perilaku yang menyenangkan bagi diri pribadinya sendiri.
Egois – Hedonisme sejatinya egois. Kebahagian dirinya patut diperjuangkan. Tidak peduli dengan kebahagiaan orang lain. Bahkan mereka rela orang lain menderita demi kesenangan yang didapatkan.
Hindari Rasa Sakit/Kesulitan – Hedonisme itu tidak suka dengan rasa sakit atau tidak betah menghadapi kesulitan-kesulitan akan dihadapi atau datang. Karena mereka sudah terlalu nyaman dengan kenikmatan dan kesenangan yang ada saat ini.
Tidak Pernah Puas – Hedonisme tidak pernah merasa puas. Pelaku hedonisme akan selalu merasa kurang dan kurang. Tidak pernah merasa kenyang akan kesenangan. Dan jika dialami oleh kamu usia muda akan sangat berbahaya dan meyesatkan.
Konsumtif – Hedonisme akan selalu berperilaku konsumtif. Buy and buy. Membeli dan juga berbelanja sesuatu berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan. Kata orang tangan gatal kalo punya uang. Gaya hidup mewah dan boros menjadi etalase setiap kegiatan para hedon.
Dampak Jika Kamu Hedonisme
Secara naluri, manusia mempunyai keinginan untuk bahagia dan keinginan yang tidak pernah puas. Bisa juga karena pengaruh pergaulan seseorang yang mendukungnya untuk meneruskan gaya hidup yang hedonisme.
Perlu di ingat bahwa tidak semua dampak hedonisme itu buruk bagi manusia. Namun, kita hanya perlu berhati-hati dan wasapada agar kita tidak terbawa oleh dampak hedonisme yang kurang baik, seperti:
Individualis – Gaya hidup hedonisme bisa membuat seseorang individualis. Bisa di katakan orang seperti ini menganggap dirinya sendiri lebih penting daripada orang lain di sekitarnya.
Pemalas – Orang yang menerapkan gaya hidup seperti ini cenderung jadi orang yang pemalas. Orang yang pikirannya hanya untuk bersenang-senang tentu akan jadi pemalas dan suka membuang waktu.
Kurang Bertanggung Jawab – Orang yang hanya mementingkan kesenangan diri sendiri tentu kurang bertanggung jawab. Orang yang menganut ideology hedon seenaknya sendiri dan mengganggap gampang semua masalah. Semua bisa di atur pakai uang kata mereka seraya bergaya.
Perasaan senang – Hedonisme juga bisa baik. Baik bagi diri kita sendiri tentunya. Menghadapi hari dengan senang walau hanya sementara saja. Yang penting senag dulu. Demi mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan, terkadang kita harus bisa menderita sekarang.
Penggunaan uang kurang terkontrol – Ketika kita memprioritaskan keinginan di banding kebutuhan, maka bisa di pastikan kita tidak membatasi pengeluaran kita. Jadinya, membuat kita boros dan bisa jatuh dalam risiko penggunaan uang tidak terkontrol. Dan pada akhirnya bisa menyebabkan hutang.
Belajar Dari Sejarah
Terdapat tiga aliran pemikiran dalam hedonis yakni Cyrenaics, Epikureanisme, dan Utilitarianisme. Sejarah di mulai pada masa kehidupan filsuf Yunani. Socrates, seorang filsuf populer saat itu mengajukan pertanyaan filsafat terkait tujuan hidup manusia di dunia.
Kemudian, muridnya bernama Aristippos memiliki pandangan bahwa kehidupan terbaik bagi manusia adalah kesenangan. Atas latar belakang tersebut, maka lahir pemikiran hedonisme.
Notes
Sesekali kita menjadi hedon itu tidaklah buruk. Bersenang-senang juga di perlukan untuk meningkatkan mut setelah aktivitas seharian. Tetapi ada batasannya. Jika kamu berpegangan kepada pandangan hidup yang menganggap bahwa bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin itu juga di rasa kurang baik.
Senang, sedih, suka dan duka akan silih berganti di makan waktu. Ada kalanya membelanjakan dan ada kalanya sedikit menyimpan. Membeli bukan untuk membuat orang lain terkesan. Bukan juga boros. Tetapi lebih mengepankan kepada kebutuhan dan prioritas.
Hemat tidaklah buruk. Hemat juga bukan berarti murahan dan pelit. Hanya mengedepankan ekonomis dan menghindari pemborosan. Berhemat di dasarkan pada prinsip bahwa semua kekayaan memiliki batas. Berhemat mencakup semua kebajikan dan kebijakan. Penggunaan anggaran adalah kunci untuk memiliki cukup uang di hari kita butuhkan.
Salam DyeriNotesCom