Dalam Dunia penipuan, bisa dalam bentuk Money Game atau semacamnya, memiliki kecanggihan schema dan teknik berbeda setiap masa. Seorang Simon Leviev baru-baru ini menjadi sorotan, berkat film dokumenter tahun 2022, yang berjudul The Tinder Swindler. Atau bisa juga kisah Anna Delvey seorang sosialita yang membiayai gaya hidup mewah dengan mengaku sebagai pewaris kaya raya dari Jerman. Tapi semua itu tidaklah sehebat sang guru besar: Charlez K Ponzi. Atau lebih di kenal sebagai pencipta skema money game atau skema Ponzi.
Carlo Pietro Giovanni Guglielmo Tebaldo Ponzi. Atau lebih akrab di kenal dengan Charles Ponzi, merupakan seorang ahli perniagaan asal Negeri Italia. Ponzi Story bermula pada saat bekerja di sebuah bank menjadi asisten teller. Bank bernama Banco Zarossi di Montreal Kanada. Kala itu ia cukup sukses sebagai seorang bankir.
Tetapi nasibnya kurang beruntung. Ia terganjal kasus dan terbukti bersalah. Ponzi di penjara di Quebec dengan tuduhan tindak pidana pemalsuan cek. Dan beberapa tahun setelahnya sekitar tahun 1911 sang guru di bebaskan.
Kehidupan Baru Dimulai
Pada 1919, Ponzi memulai hidup baru dengan mendirikan perusahaan kecil di Boston. Idenya berawal dari sepucuk surat. Ponzi menemukan International Reply Coupon (IRC). Kupon yang bisa di tukar dengan sejumlah cap pos atau perangko prioritas dari negara lain.
Ponzi memanfaatkan fluktuasi nilai mata uang untuk membeli kupon balasan pos internasional. Ini adalah voucher perangko yang dapat di sertakan oleh pengirim surat dari satu negara. Gunanya untuk memfasilitasi balasan dari penerima di negara lain.
Pada saat itu, Ponzi mengklaim bahwa Ia bisa membeli kupon di luar negeri dengan diskon. Lalu kemudian menjualnya dengan harga bagus di Amerika Serikat. Seperti bisnis pada umumnya, Ponzi bisa meraup untung besar.
Big Company
Januari 1920 Ponzi mendirikan perusahaan yang lebih besar, The Securities Exchange Company. Perusahaan bergerak di bidang investasi. Perusahaan tersebut menjalankan skema piramida. Skema bisnis seperti ini sah-sah saja. Secara sederhana, memutar modal dari investor dan berharap bisa memperoleh keuntungan. Target sasaran lebih besar. Ponzi menjanjikan pengembalian modal dan keuntungan 50 persen. Dalam waktu yang relatif singkat.
Berbekal kepandaian komunikasi, Ponzi berhasil menggandeng beberapa investor pertamanya. Kemudian Ponzi memberikan keuntungan kepada para investor pertamanya tersebut. Seiring berjalannya waktu, investasi tersebut menarik lebih banyak minat orang.
Keanehan bisnis Ponzi mulai terasa oleh surat kabar Boston Post. Mereka melakukan investigasi. Dan alhasil banyak sekali temuan yang mereka dapat. Karena temuan tersebut, perusahaan menjadi kolaps. Banyak orang mempertanyakan skema bisnis ini. Dan tak lama kemudian, investasi mulai sepi dan berakhir dengan kebangkrutan. Ponzi di tangkap pada 12 Agustus 1920. Ia didakwa dengan 86 tuduhan terkait penipuan dan penggelapan uang. Di pengadilan, Ponzi mengaku bersalah.
Notes
Skema Ponzi memiliki beberapa karakteristik umum. Visibilitas dan popularitas yang tinggi dari investasi yang menguntungkan. Hingga detik ini, skema bagi keuntungan yang di lakukan Ponzi masih di gunakan. Salah satu praktik skema Ponzi yang diadopsi adalah multi-level.
Yang bisa kita petik dari skema Ponzi adalah Pertumbuhan Cepat yang tidak rasional. Kondisi ini terjadi ketika semua orang mengamati orang lain menghasilkan keuntungan besar dalam bidang investasi. Kemudian menyimpulkan bahwa investasi semacam ini aman. Alasan-alasan yang tidak logis pun dimaklumi.
Di Indonesia, kita pun sering mendengar berita mengenai orang yang tergiur investasi dengan memberikan keuntungan fantastis dalam waktu singkat. Dan berakhir di meja hijau. The Greatest Charles merupakan Kisah Sang Guru Besar Money Game yang menjadi legenda sampai hari ini. Tapi sepertinya ini kisah penipuan biasa.
Salam, DyariNotesCom
1 Comment
Nice informasi nya